Hujan kembali mengguyur dengan deras, mengunjugi sebagian belahan bumi, aku harap diantara tetesan hujan ataupun hembusan angin kencang Keyra bisa merasakan bahwa aku merindukannya
Siapa yang menyangka setelah malam itu aku tak pernah melihatnya lagi
Aku menatap layar handphone yang menampilkan isi nomor telepon Keyra, aku rindu.., kenapa dia menghilang lagi?
Pernah terpikir dalam benakku, apa Keyra bukan seorang manusia? Kenapa dia selalu hilang tanpa jejak
Aku kembali memandang tetesan air hujan yang mendatangi bumi dengan deras, hujan nampak sekali bahwa ia merindukan buminya, walau hampir setiap hari hujan selalu berkunjung
Derasnya hujan sama dengan perasaanku yang begitu deras merindukannya, 6 hari sudah terlewati tanpa bertemu Keyra? Sebenarnya ada apa dengan betina ganas itu?
Kenapa ia tak pernah membaca ataupun membalas pesanku, kenapa nomornya tidak aktif, semuanya hampir membuat pikiranku kacau
Akh sialan!
Aku menyimpan handphoneku di saku celana, merogoh jaket seadanya dari dalam lemari. Tidak peduli dengan betapa derasnya hujan diluar sana, aku harus bertemu dengan Keyra, aku ingin bertemu dengannya
Aku sampai dirumah dengan nuansa putih itu, menekan belnya tak sabaran, menelepon nomor Keyra berulang kali namun semua nihil
"Keyra apa kamu didalam?!" teriakku, berharap gadis itu keluar dari dalam rumahnya
"Keyra aku kangen!" tak ada sahutan, hanya derasnya air hujan yang terdengar memenuhi pendengaranku. Angin mulai merasuk menembus jaketku yang telah basah kuyup, badanku menggigil karena dingin angin yang bercampur air hujan
"Keyra aku kangen.." lirihku namun tetap tak ada sahutan.
Matahari telah menenggelamkan sebagian dirinya, aku merobohkan tubuhku dan bersandar pada dinding pagar rumah Keyra, menekuk kedua kakiku dan memeluknya, menyembunyikan kepalaku diantaranya
Tetesan air hujan tak lagi mengenai tubuhku, aku mendongak dan mendapati sepasang kaki berdiri di depanku, awalnya aku pikir itu Keyra namun salah, dia adalah gadis dengan kacamata itu
"Lo gak capek setiap hari kerumah ini?"
Bukannya menjawab aku justru segera bangkit dan memegang kedua bahu gadis itu, membuat payungnya terjatuh
"Lo tau dimana Keyra?"
Dia menepis kedua tanganku, menatapku kesal sembari mengambil kembali payungnya
"Gak, gue gak tau!"
"Apa lo jatuh cinta sama penjahat itu?"
Jatuh cinta? Apa aku mencintainya?
Senyum dan tawanya.., aku suka segala hal tentang Keyra
Sebuah tarikan kencang kurasakan pada lengan kiriku, gadis itu menyeretku membawaku untuk menerjang rintik hujan, membuat pakaian kami basah, sebenernya aku tak peduli karena pakaianku sudah basah kuyup sejak tadi, tapi gadis itu.., walau dia mengenakan payung tetap saja pakaiannya basah di beberapa bagian
"Masuk" ujarnya, setelah ia selesai membuka pagar rumah yang kuyakini bahwa ini rumahnya
"Masuk!"
"O-oke" jawabku canggung, sebenernya aku agak sungkan, karena lantainya menjadi basah akibat badanku
Ia melempar handuk tepat diwajahku "Keringin rambut lo"
Aku menerimanya dan mulai menggosok rambutku, sedangkan gadis itu entah pergi kemana
Tak berlangsung lama, dia kembali dengan secangkir coklat hangat dan pakaian kering dan juga ia telah mengganti pakaiannya dengan yang kering
"Gak usah mandi, langsung ganti disini aja, nih kresek buat baju lo yang basah"
Aku hanya mengangguk patuh, dan gadis itu pergi lagi entah kemana. Tak berlangsung lama ia kembali dan duduk tak jauh dari tempatku duduk
"Kemana orang tua lo?" tanyaku, karena sedari tadi aku tak kunjung menemukan keberadaan orang tua gadis itu
"Kerja di luar kota"
Aku hanya mengangguk "Makasih"
Dia berdehem sebagai jawaban
"Habisin coklat lo, setelah itu cepet keluar dari rumah gue"
Aku yang sedang menyesap coklat panas mengangguk patuh, lagi pula hari sudah mulai gelap dan hujan sudah sedikit reda
Aku menghentikan gerakan menyesap coklat panasku dan menaruh cangkirnya diatas meja. Aku menatap tegas gadis di depanku
"Siapa nama lo?" tanyaku, karena jujur susah sekali mencari keberadaan gadis ini di kampus karena aku tak tau namanya
Dia mengangkat sebelah alisnya "Nama gue? Buat apa?"
Belum sempat aku menjawab, tiba-tiba dia mengangguk seakan mengerti "Ooh gue tau pasti lo nyariin gue juga kan selama seminggu ini? Sorry gue gak tau keberadaan Keyra"
"Jelasin semuanya tentang Keyra, gue ingin mengenal dia lebih jauh" aku menatapnya serius, aku benar-benar ingin lebih mengetahui tentang Keyra
"Buat apa lo nanya ke gue?"
"Lo sahabat masa kecilnya"
"Gue udah bilang, dia anak yang terlahir dengan keluarga sempurna, tumbuh sempurna, hidup sempurna sehingga apa yang menurut dia tidak sempurna harus pergi. Kurang jelas apa gue jelasinnya?"
Gadis itu berdiri dari duduknya "Hujan sudah reda, gue harap lo segera pergi dari rumah gue, pakaian yang lo pakai gak usah lo kembalikan"
Dia menatapku sejenak "Oh ya lo gak perlu tau nama gue, karena gue rasa itu gak penting" lalu berbalik meninggalkanku sendirian
•
•
•
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Evanescent
RomanceBulan september, dimana hujan dengan habis-habisnya menghampiri negara Indonesia, di halte bus Abra bertemu seorang gadis yang tampak terjebak hujan sepertinya Gadis dengan buku tebal ditangannya -----❀ "Semesta sedang menghukumku, dan aku sedang me...