BKC 6

3.1K 393 110
                                    

Hari ini adalah dimana hari yang berduka untuk keluarga Alexander saat mereka semua mengantarkan nenek untuk ke tempat terakhir nya setelah selesai melakukan beberapa rangkaian kegiatan yang sudah dianjurkan. Disatu sisi mereka merasa berduka, tetapi di satu sisi juga mereka merasa lega saat melihat banyak nya tamu yang tidak ada hentinya berdatangan, menandakan bahwa banyak nya orang yang turut mendoakan nenek.

Setelah selesai pada acara rangkaian terakhir, mereka semua memutuskan untuk pulang kembali ke rumah nenek dan beristirahat sejenak sebelum nanti malam akan diadakan acara memperingati hari kematian nenek dengan berpencar mendatangi beberapa panti asuhan untuk meminta doa dan memberikan beberapa hadiah untuk mereka, seperti apa yang nenek minta sebelum pergi untuk selamanya.

"Jeffrey" Jeffrey yang akan masuk ke dalam kamar terhenti seketika saat sang mama memanggil namanya.

Jeffrey menoleh menatap mama yang menatap nya dengan tatapan yang tidak dapat di baca. "Ikut mama ke ruangan papa, kita bicarakan soal wanita itu disana" ujar Sica sebelum pergi menghampiri sang menantu yang berada di dapur tengah membantu menyiapkan persiapan untuk nanti malam.

Jeffrey menghembuskan nafasnya pelan, ia harus bersiap untuk menceritakan semuanya dan mendapatkan caci maki dari kedua orangtua nya mungkin dari kedua orangtua Rosé juga yang turut menginap.

Plakk

Plakk

Jeffrey memejamkan matanya saat merasakan dua tamparan yang dilayangkan oleh sang papa setelah ia menceritakan semuanya tentang Mina, dan anak-anak mereka.

"Kamu brengsek Jeffrey!" bentak Papa Dohe menatap marah sang anak.

"Papa gak pernah ngajarin kamu buat jadi laki-laki yang tega selingkuh dan berkhianati istri dan anak-anak nya"

"Papa selama ini berusaha buat jadi suami dan ayah yang baik buat istri dan anak-anak papa, dan kali ini papa merasa gagal didik kamu jadi laki-laki yang sebenarnya" Sica menahan tangan Dohe saat pria berumur itu hendak menampar Jeffrey kembali.

Sica menatap Dohe dengan mata berkaca-kaca nya. "Udah pa, tahan emosi papa. Jangan sampai cucu kita liat hal yang kaya gini"

"Biarin ma, biarin cucu kita tau kalau ayah nya udah resmi jadi cowok paling brengsek! Kamu hebat Jeff, woah papa salut banget kamu bisa nyembunyiin semuanya selama bertahun-tahun dari istri dan anak kamu" Sica menarik Dohe untuk duduk di sofa agar lelaki itu bisa sedikit tenang, sebelum ia menatap sang anak yang menundukkan wajahnya dan juga menatap Mina yang terduduk di samping Rosé turut menundukkan wajahnya.

"Mama kecewa sama kamu Jeff" ucapnya bersamaan dengan air mata yang menetes di wajah cantik nya. Sica seorang istri dan ibu, mendengar apa yang dibuat oleh sang anak pada menantunya mampu membuat hati Sica turut terluka, dan Sica tidak bisa membayangkan betapa sakit hatinya Rosé pada Jeffrey, dan betapa jeleknya anak-anak memandang Jeffrey.

"Dan kamu Mina, saya sudah bilang bahwa saya dan keluarga Jeffrey tidak merestui hubungan kalian dan tidak akan pernah menerima kamu sebagai keluarga alexander. Jangan bertanya alasan nya, karena ayah kamu sendiri yang bilang dan maki-maki keluarga kami untuk jauhkan kamu dari Jeffrey, saya tidak akan sekeras ini pada hubungan kalian dulu kalau saja ayah kamu tidak memaki-maki dan berkata-kata tidak benar tentang keluarga kami sehingga keluarga Alexander di pandang buruk oleh orang-orang." Jelas Sica menatap Mina dengan tatapan marah nya saat terbayang apa yang keluarga wanita itu lakukan pada keluarga nya.

"Sehingga saya menemukan wanita yang tepat untuk Jeffrey...wanita cantik, baik, berpendidikan, memiliki attitude yang bagus, sabar dan tentu tidak masuk ke dalam pergaulan yang salah sehingga tidak membawa dampak buruk untuk Jeffrey. Mereka menikah, bahagia, hingga memiliki anak kembar yang semakin melengkapi keluarga kecil mereka tetapi kenapa kamu kembali masuk ke kehidupan nya? Masuk ke kehidupan anak saya? Mau kamu apa hah?!" Emosi Sica terpancing seketika sehingga wanita itu menarik Tangan Mina untuk berdiri dan mencengkram kedua bahu Mina yang membuat wanita itu meringis.

Bukan Keluarga Cemara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang