Disclaimer!
Saya sebagai pencipta cerita ini sebelum nya akan meminta maaf jika cerita ini memiliki versi nyatanya, tapi cerita ini real dari imajinasi Saya sendiri. Terimakasih yang udah baca♡
---------------------
Lorong rumah sakit yang biasanya selalu tenang kini kali ini menjadi ricuh saat brankar dengan Juna yang berbaring diatasnya melewati lorong untuk menuju UGD dengan Rosé yang setia memegangi tangan dingin Juna sepanjang jalan. Ibu dari tiga anak itu benar-benar terlihat kacau, memang bukan kali ini Juna masuk rumah sakit atau masuk UGD tetapi tetap saja namanya seorang Ibu tetap akan khawatir dan panik akan kondisi putranya. Apalagi kondisi Juna kali ini sangat mengkhawatirkan, dimana baju yang tadinya basah mulai mengering membuat tubuh Juna menjadi dingin sedingin salju, wajah yang pucat pasi dan nafas yang tidak teratur bahkan seperti tidak bernafas.
Brankar Juna mulai memasuki UGD membuat Rosé, Jeffrey, Jeno, Jere, Fany, dan Jessica menghentikan langkahnya membiarkan para dokter dan perawat menangani Juna.
"Kemana dokter Jeon?" Tanya Fany saat tidak melihat Jeon, dokter yang dipercaya keluarga nya untuk menjadi dokter pribadi Juna.
"Dokter Jeon sedang cuti, dan sekarang sedang berada di perjalanan menuju kesini" Tiffany mengangguk paham dan membiarkan perawat tersebut memasuki ruangan.
Ting.
Lampu atas pintu ruangan UGD menyala warna merah.
"Rosé/mi/sayang" ucap mereka serempak saat melihat tubuh Rosé yang terjatuh lemah di depan pintu UGD, dan tak lama terdengar tangis Rosé yang begitu menyakitkan dengan punggung bergetar hebat.
Melihat istrinya yang rapuh segera Jeffrey ikut berlutut memeluk erat tubuh Rosé sehingga tangisan Rosé sedikit teredam karena dekapan Jeffrey.
"Juna Jeff Juna" ucap Rosé meremas baju yang Jeffrey kenakan.Jeffrey mengangguk dan mengelus pundak Rosé berusaha menenangkan. "Iya sayang iya, Juna ada di dalam lagi di periksa sama dokter. Kamu tenang ya, ayo bangun jangan duduk disini" ajak Jeffrey membantu Rosé berdiri dan mendudukan nya di bangku dekat ruang UGD.
"Rosé" Rosé menolehkan wajahnya dan melihat Jeon yang berjalan tergesa-gesa menghampiri mereka dengan jas dokter yang jinjing nya bersama Miana yang ia gandeng.
Hari ini dan dua hari kedepan seharusnya waktu Jeon cuti dan menghabiskan waktu dengan putrinya, namun beberapa menit yang lalu ia mendapat telepon dari asisten perawat nya bahwa Juna sedang drop dan ia harus turun tangan langsung untuk menangani putra sahabat nya itu, untung saja tadi Jeon sedang berada di daerah dekat rumah sakit dan Miana pun yang sempat merajuk tersenyum seketika saat mendengar Jeon menyebutkan nama Rosé dan dengar riang berkata bahwa ia ingin ikut dengan Jeon ke rumah sakit, dan yeah mau tak mau Jeon harus mengajaknya mengingat tidak memiliki waktu lagi untuk mengantarkan Miana ke rumah.
Rosé berdiri dari duduknya dan menatap Jeon penuh harap. "Jeon tolong tangani Juna, gue percaya sama lo dan lo yang gue harapin sekarang"
Jeon tersenyum dan mengangguk dengan tangan yang mengelus tangan atas Rosé. "Gue pasti bakal berusaha semaksimal mungkin buat Juna di dalam sana. Lo gausah khawatir okay?" Ucap Jeon sebelum memasuki ruang UGD.
Miana yang melihat Rosé kembali terduduk lemah pun segera menghampiri wanita itu dan memeluknya dari samping yang membuat Rosé tersenyum dan balik memeluk Miana. "Mami jangan khawatir ya, kak Juna pasti akan baik-baik aja kok, kan ada Daddy yang bantuin kak Juna didalam. Dan Miana juga bantu do'ain disini supaya kak Juna kuat" ujarnya menyimpan wajahnya di pundak Rosé dan menempelkan pipi nya dengan Rosé.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Keluarga Cemara
Fanfiction"kamu yang hancurin ini semua kenapa kamu juga yang berharap keluarga kita menjadi keluarga cemara?" "aku minta maaf, tapi apa gak bisa kita perbaiki ini semua dan menjadi keluarga cemara seperti yang diharapkan anak-anak?" "dengan tambahan 3 anggo...