Bukan Keluarga Cemara

BKC 7

2 minggu kemudian.

Setelah ada drama dua minggu yang lalu  membuat Tiffany maupun Jessica berlomba-lomba untuk membujuk Rosé dengan tujuan mereka yang bertolak belakang. Dimana Sica yang selalu membujuk sang menantu agar tetap bertahan, dan Fany yang membujuk sang putri untuk pergi. Keduanya rela melakukan apapun untuk mencapai tujuan mereka masing-masing, contohnya mereka tidak ada henti mengirimi Rosé pesan setiap harinya dengan pembahasan yang itu-itu saja. Bahkan sekarang kedua wanita itu lebih sering mengunjungi rumah keluarga Jeffrey dan Rosé. Dimana setiap Fany datang akan membuat Jeffrey merasa di kucilkan karena sindiran-sindiran pedas nya, dan jika Fany ada di rumah mereka Jeffrey pasti tidak akan bisa bebas memiliki waktu dengan Rosé, jangankan untuk berduaan mereka mengobrol saja sangat susah karena Fany selalu menempeli Rosé jika ada Jeffrey. Berbeda dengan adanya Sica dirumah, wanita itu selalu membuat Jeffrey dan Rosé menempel bagaikan pengantin baru. Bahkan Sica pernah mengunci keduanya di dalam kamar seharian full sehingga urusan keperluan anak-anak diambil alih oleh wanita itu, dan Jika ada Sica dirumah tentunya membuat Mina selalu merasa sakit karena ucapan jahat wanita cantik itu.

Dan selama 2 minggu itu hubungan si kembar mulai merenggang, mereka selalu berdebat dengan membahas hal yang itu-itu saja. Dimana Jeno yang berada di pihak Sica, dan Jere di pihak Fany sehingga Membuat keduanya memiliki strategi masing-masing. Berbeda dengan Juna, lelaki itu malah dibuat pusing akan keadaan yang menimpa keluarga nya sekarang. Dan tak jarang Juna akan mendapat bujukan Dan rayuan dari oma ataupun kedua kaka kembar nya mengingat Rosé sangat menyayangi Juna Dan selalu mempertimbangkan apa yang Juna minta.

Rosé menyimpan ponselnya kesal diatas meja saat handphone nya yang dalam keadaan di silent terus bergetar menandakan adanya pesan masuk yang tak lain dan tak bukan dari kedua wanita tersayang nya.

Rosé mengusap rambut nya merasa pusing. Bagaimana tidak pusing, dikala dirinya sedang sibuk akan banyak nya jadwal operasi-operasi pasien nya sehingga membuat wanita itu baru bisa makan siang pukul 17.20 Dan disaat ia sedang makan lagi Dan lagi handphone nya terus berdering membuat mood Rosé yang sudah hancur semakin hancur. Ingat, jangan pernah mengganggu Rosé yang sedang makan!karena wanita itu akan menjadi sensitif.

Rosé menyimpan kepalanya di atas meja kantin dengan memejamkan matanya sejenak sebelum merasakan usapan kasar pada rambutnya yang membuat rambut rapih Dan badai Rosé menjadi acak-acakan seketika.

Rosé mendongakkan wajahnya merasa emosi, dan Rosé semakin dibuat emosi saat melihat si pelaku utama.

"Jeon lo nyebelin banget sih" pekik Rosé dengan wajah kesal nya yang membuat Jeon, lelaki yang sangat Rosé benci saat masa-masa SMA dan sekarang menjadi dokter bahkan pemilik rumah sakit tempatnya bekerja itu terkekeh.

"Apa gak bisa ya lo gak ganggu gue sehari aja" kesal Rosé merapihkan rambutnya.

Jeon menggeleng dan duduk di depan Rosé dengan tangan kekar nya yang terlipat di depan dada. "Gak bisa, soalnya gue jadi alergi kalo gak gangguin lo"

Rosé menggertakkan giginya merasa gemas dengan kedua tangan yang terangkat mengepal. "Hishhh kenapa lo sebentar banget sih nugas di luar kota nya, padahal hidup gue udah adem ayem aja selama lo pergi" ucap Rosé mengalihkan pandangan nya dari Jeon.

Jeon menatap wanita di depan nya dalam-dalam. "Yakin hidup lo adem ayem aja selama ditinggalin gue?" Tanya Jeon membuat Rosé yang mengalihkan pandangannya menjadi menatap lelaki itu dengan mata berkaca-kaca nya siap menangis.

Jeon tersenyum tipis dan berdiri dari duduknya untuk menghampiri Rosé. Setelah berdiri di samping wanita itu Jeon membuka kedua tangannya lebar-lebar yang membuat Rosé langsung masuk ke dalam dekapan nya dan menyenderkan wajahnya pada dada bidang Jeon. Dan tangisan Rosé pun pecah seketika, untung saja waktu sudah sore Dan sudah jarang ada dokter maupun suster yang makan sehingga dikantin hanya ada mereka berdua.