"Aaaaaa fuck!" Ruangan yang awal nya rapih itu terlihat seperti kapal pecah seketika saat sang pemilik ruangan mengamuk dengan mengacak-acak seluruh benda yang tersimpan diatas Meja ruangan nya.
Jeffrey, lelaki itu berdiri dari duduknya dan melempar laptop yang terbuka di hadapan nya kearah pintu ruangan kantor miliknya tidak peduli bahwa banyak nya file penting di dalam laptop tersebut. Jeffrey sedang murka, murka karena menyesal baru saja membuka amplop surat dari Rosé yang dititipkan pada Jean dan Joyi kemarin. Dan Jeffrey baru sempat membuka nya tadi, isi surat tersebut mampu membuat Jeffrey marah. Rosé menceraikan nya! Wanita yang berhasil mengambil hatinya itu tiba-tiba menceraikan nya begitu saja tanpa adanya pembicaraan terlebih dahulu.
Tangan berurat Jeffrey bergerak untuk sedikit melonggarkan dasinya yang terasa sangat mencekik, sebelum lelaki itu segera mengambil kunci mobilnya dan keluar dari ruangan kerja dengan terburu-buru. Lelaki itu akan menemui Rosé dirumah sakit dan meminta penjelasan nya sekarang.
Selama di perjalanan menuju keluar kantor, Jeffrey sama sekali tidak menunjukkan senyuman atau merespon sapaan karyawan yang menyapa nya. Lelaki itu hanya melewati mereka begitu saja dan memasuki mobil dengan membanting kencang pintu mobil.
Jeffrey memakai seatbelt nya dan segera meluncurkan mobilnya menuju rumah sakit dengan kecepatan yang diatas rata-rata, menandakan lelaki itu benar-benar marah.
Titttttt.
Jeffrey mengerem secara mendadak saat menyadari bahwa lampu lalu lintas di depan sana sudah berwarna merah dan para pejalan kaki sudah mulai menyebrang di zebracross. Jeffrey mencengkram stir didepannya dengan kuat sebelum mengusap rambutnya berusaha tenang namun pandangannya tetap menatap lampu lalu lintas tidak sabaran, Dan lelaki itu kembali mengebut saat lampu hijau menyala.
"Iya mom iya, ini Rosé beliin kok minuman pesanan mom" ujar Rosé menempelkan handphone di telinga kanan nya dengan tangan kiri nya yang menjinjing paperbag berisi makanan dan minuman dengan logo sosok mahkluk mitologi dari Yunani.
Rosé memasukkan handphone nya pada saku celana nya saat sambungan telepon dimatikan oleh sang mommy. Rosé mulai melangkah memasuki lorong rumah sakit dengan sesekali tersenyum ramah pada beberapa orang yang menyapanya, sebelum wanita itu memekik terkejut saat Jeffrey menarik tangannya begitu saja dan dibawa menuju keruangan miliknya yang sempat ia lewati tadi.
Bruk.
Cklek.
Jeffrey menutup pintu dan menguncinya, lalu segera menghampiri Rosé yang masih menatapnya terkejut.
"Jeffrey" Gumam Rosé saat Jeffrey mulai menghampiri nya.
Jeffrey tersenyum dan turut terduduk di samping Rosé yang tadi ia hempaskan untuk duduk di sofa saat menariknya. Dengan perlahan Jeffrey mengambil tangan halus Rosé dan mengecupnya, lalu lelaki itu menatapnya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan, sebelum tangannya bergerak untuk menyingkirkan anak rambut yang menghalangi wajah cantik istri nya itu.
Rosé segera memalingkan wajahnya saat melihat wajah Jeffrey yang mulai mendekat dengan tatapan yang tertuju pada bibir pink nya. Rosé tahu akan kemana arah nya nanti, oleh karena itu Rosé harus segera menghentikan nya apalagi mengingat keduanya akan segera bercerai.
Rosé berdiri dari duduknya dan menatap Jeffrey tajam. "Apa maksud kamu Jeff?" Tanya nya.
Melihat tatapan tajam yang Rosé layangkan padanya membuat emosi Jeffrey yang berusaha ia tahan akhirnya kembali menggelora. Jeffrey tidak suka tatapan itu. Jeffrey turut berdiri dari duduknya dan berhadapan dengan Rosé. "Aku yang harusnya tanya apa maksud kamu Rosé, apa maksud kamu menitipkan surat perceraian pada Jean dan Joyi?!" Bentak Jeffrey yang membuat Rosé sedikit terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Keluarga Cemara
Fanfiction"kamu yang hancurin ini semua kenapa kamu juga yang berharap keluarga kita menjadi keluarga cemara?" "aku minta maaf, tapi apa gak bisa kita perbaiki ini semua dan menjadi keluarga cemara seperti yang diharapkan anak-anak?" "dengan tambahan 3 anggo...