Atap langit kamar yang berwarna putih dengan lampu terang menerang langsung menerangi mata Rosé yang dengan perlahan membuka matanya setelah pingsan 5 jam lamanya. Rosé meringis pelan merasa nyeri pada bagian bahunya yang dipukul oleh kayu entah oleh siapa orangnya. dengan perlahan Rosé terbangun dari berbaring nya dan memperhatikan sekitar kamar yang sangat asing untuknya, bahkan ia baru melihat kamar ini tetapi kenapa sekarang ia bisa tiba-tiba bangun disini?
Rosé memejamkan matanya sejenak berusaha mengingat-ingat apa yang baru saja terjadi. "Miana" Gumam Rosé mengingat Miana lah orang yang terakhir kali ia temui sebelum ada orang yang memukulnya dari belakang dan semuanya menjadi gelap.
Cklek.
Panjang umur, Miana membuka pintu kamar dengan membawa makanan diatas nampan yang dipegangnya.
Miana tersenyum dan berjalan menghampiri Rosé yang menatapnya kebingungan. "Mommy udah sadar?" Rosé terdiam saat Miana duduk di samping ranjang. "Berhubung mommy udah sadar, Miana bawa makanan buat Mommy. Mommy makan ya, sini biar Miana suapin"
Miana mulai menyendokkan suapan nasi untuk Rosé dan menyuapinya, namun Rosé menolak dengan memundurkan wajahnya. "Mommy?" Tanya Miana tersenyum kecewa.
Rosé menghembuskan nafasnya pelan dan menatap Miana serius. "Yang mommy butuhin sekarang itu penjelasan kenapa mommy bisa ada disini, bukan makanan"
"Tapi mommy harus makan dulu. Baru setelahnya Miana jelasin"
Rosé menggeleng dan mengalihkan pandangannya. "Mommy gamau makan, mommy butuh penjelasan sekarang juga! Apa Miana yang udah bawa mommy kesini?" Miana terdiam seraya menyimpan piring diatas nampan yang tersimpan diatas nakas samping ranjang.
"Miana jawab mommy! Miana yang bawa mommy kesini?" Tegas Rosé yang langsung membuat Miana mengangguk.
Rosé menghela nafasnya kasar. "Terus siapa yang udah mukul mommy?"
"Bibi yang bantu Miana" cicit gadis itu takut-takut.
Rosé memejamkan matanya sejenak berusaha menahan emosinya. "Kenapa nak? Kenapa Miana nyulik mommy kaya gini?"
Miana menatap Rosé dengan mata berkaca-kaca nya. "Miana gamau kehilangan mommy lagi" ucapnya yang membuat Rosé mengerutkan keningnya tidak mengerti.
Miana mengepalkan tangannya saat teror-teror yang ia dapat dari Jeno kembali hinggap di bayangan nya. "Miana gamau pergi dari mommy! Miana gamau!" Teriak nya bersamaan dengan tangisan nya yang pecah.
Dapat Rosé lihat Miana begitu tidak terkontrol, gadis itu terus menangis dan berteriak mengucapkan tidak mau kehilangan nya dengan tangan yang menjambak rambut panjang nya. Dengan segera Rosé mendekati Miana dan menghentikan aksinya, Rosé paksa Miana untuk tenang dan menatap nya.
"Miana tenang! Dengerin Mommy dulu, siapa yang mau ninggalin Miana hah? Mommy gak akan ninggalin Miana."
Miana menatap Rosé marah sebelum menghempaskan tangan Rosé dengan kasar lalu bangun dari duduknya.
"Mommy bohong! Mommy wanita pembohong! Gak pernah ninggalin Miana? Mommy lupa kalau mommy selalu ingkar janji-janji mommy? mommy yang janji akan datang ke sekolah Miana untuk liat performance ballet Miana, setelah Miana tunggu-tunggu nyatanya Mommy gak datang! Mommy yang janji akan ikut rayain ulang tahun Miana nyatanya gak ikut! Mommy yang janji akan selalu temuin Miana nyatanya gak ada! Asal mommy tau apa yang mommy janjiin itu selalu Miana tunggu-tunggu, nyatanya itu semua berakhir bikin Miana kecewa" Jelas Miana menggebu-gebu mencurahkan rasa kecewa nya.Rosé turun dari ranjang dan berjalan menghampiri Miana yang melangkahkan kakinya mundur tidak mau didekati. Rosé menatap Miana dengan mata berkaca-kaca nya setelah mendengar penjelasan Miana Rosé menyadari kesalahannya, jujur Rosé tidak mungkin mengingkari janji nya jika tidak ada halangan. Nyatanya setiap Rosé akan menghabiskan waktu dengan Miana selalu saja ada hal-hal penting yang harus cepat-cepat di handle, dan Rosé tidak ada maksud untuk mengingkar janjinya pada gadis yang sudah ia anggap anaknya sendiri. "Miana, mommy minta maaf udah bikin Miana kecewa. Tapi Miana harus percaya sama Mommy, mommy gak ada maksud untuk bikin Miana kecewa dan ingkar janji mommy. Miana juga harus paham kalau mommy punya keluarga. disaat acara ballet Miana diadakan secara waktu bersamaan anak-anak mommy perform di sekolah nya juga, jadi mommy harus datang ke sekolah anak-anak mommy dulu baru setelahnya mommy datang ke sekolah Miana, tapi acaranya udah bubar. Waktu Miana ulangtahun itu juga mommy lagi ada masalah keluarga, dan untuk Mommy yang jarang nemuin Miana lagi itu atas permintaan Daddy Miana sendiri, jadi mau gak mau Mommy harus ikutin ucapan daddy Miana" jelas Rosé menggenggam tangan Miana yang sekarang sudah terduduk diatas lantai dengan kaki yang terlipat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Keluarga Cemara
Fiksi Penggemar"kamu yang hancurin ini semua kenapa kamu juga yang berharap keluarga kita menjadi keluarga cemara?" "aku minta maaf, tapi apa gak bisa kita perbaiki ini semua dan menjadi keluarga cemara seperti yang diharapkan anak-anak?" "dengan tambahan 3 anggo...