BKC 15

3K 409 128
                                    

Sudah 2 hari Juna sadar dari masa kritisnya, dan selama dua hari berturut-turut juga mereka selalu kedatangan tamu dari sahabat, teman, karyawan, ataupun saudara kerabat mereka untuk menjenguk Juna, tentunya dengan banyak membawa buah tangan dari makanan dan buah menyehatkan sampai barang kebutuhan yang Juna butuhkan.

Namun dari banyak nya makanan, buah-buahan dan minuman sehat, anak bungsu dari pasangan Jeffrey dan Rosé itu tidak sama sekali merasa minat ataupun tergoda untuk menyantap makanan-makanan itu. Tentunya kerewelan Juna yang tidak mau makan membuat mereka semua panik dan terus berusaha membujuk Juna, dari sang mami, papi, kaka kembar sampai kakek nenek nya pun turut membujuk namun Juna tetep kekeh dengan pendirian nya yang tidak mau makan.

Rosé menyimpan sendok yang ia pegang keatas mangkuk. "Okay mami menyerah, sekarang Juna mau makan apa?" Nah ini, ini pertanyaan yang sedari tadi Juna ingin kan.

June tersenyum dan menggenggam tangan maminya lalu ia bawa keatas pangkuannya. "Juna mau makan soto ayam" Jeffrey mengerutkan alisnya bingung, Anak nya ini menginginkan makanan yang sedari tadi sudah mereka semua tawarkan? Jeffrey menolehkan wajahnya kearah sofa dan langsung diperlihatkan akan kepanikan Jere yang sedang menyuap sesendok kuah soto ayam yang tersisa sedikit di mangkuk.

"Kenapa baru bilang? Soto ayam nya abis tuh dimakan Jerong" celetuk Jeno yang melipat kedua tangannya dengan tubuh yang menyender di meja rias dekat sofa.

"Bacot, dasar Jenong" balas Jere mengelap mulutnya menggunakan tisu.

"Mulai mulai" Jengah Jeffrey akan keributan yang dilakukan si kembar.

"Soto ayam nya abis dimakan A'a, gimana kalau Mami pesen Go-eat di restoran langganan kita ya?" Tawar Rosé yang mendapatkan gelengan dari Juna.

"Gamau, Juna lagi gamau makan Soto ayam apapun selain Soto mang Jajang yang ada di Bandung" mendengar ucapan Juna mampu membuat semuanya terkejut. Ini Juna lagi ngidam atau gimana? Iya tau Juna anak nya cukup pemilih dan rewel soal makanan, tapi Juna belum pernah separah ini tentang BM makanan.

"Kok jauh banget sayang?" Juna menatap Rosé sendu, berusaha membujuk sang mami dengan tatapan itu.

"Gatau kenapa Juna lagi pengen banget makan Soto Mang Jajang, mi please Juna mau banget" rengek Juna menciumi tangan Rosé yang ia genggam.

"Yaudah iya mami beliin, tapi kalau mami pergi terus Juna sama siapa?" Jeffrey, Jeno, dan Jere saling tatap satu sama lain. Seakan-akan minta kerja sama nya, namun apalah daya tujuan mereka yang tidak sama, Lebih tepatnya Jeno dan Jeffrey berada di satu tim dan Jere hanya seorang diri.

"Je---"

"B-biar Jeno dan Jere aja mi yang jagain Juna. Mami dan papi pergi aja ke bandung, tenang Juna aman kok sama kita. Ye gak Jer?" Cerocos Jeno setelah membekap mulut Jere dengan cara memiting nya disela-sela ketiak dan tersenyum pada Rosé seperti tidak terjadi apa-apa.

Rosé berdehem pelan dan mengangguk ragu. Sebenarnya ia merasa canggung dan sedikit keberatan untuk pergi berdua dengan Jeffrey lagi setelah apa yang semuanya terjadi pada keluarga mereka, namun dipikir-pikir mereka juga butuh waktu berdua untuk berbicara tanpa adanya emosi yang hinggap di keduanya. Mungkin dengan ini salah satunya?


-------------------------

Rosé tersenyum tipis saat Jeffrey membukakan pintu mobil untuknya masuk, dan setelahnya lelaki itu berjalan sedikit berlari kecil untuk memasuki mobil jok pengemudi di sampingnya.

Rosé refleks memundurkan wajahnya terkejut saat tiba-tiba saja Jeffrey mendekatkan tubuhnya pada tubuh Rosé yang bermaksud untuk memakaikan seatbelt. Melihat respon Rosé yang terkejut, dan canggung merasa enggan untuk berdekatan dengannya membuat Jeffrey tersenyum tipis seraya mengalihkan pandangannya. Jujur saja hati Jeffrey terasa tersentil saat melihat istrinya sendiri enggan melakukan skinskip dengan dirinya, tapi Jeffrey mewajarkan sikap istri nya itu, lagipula ini semua salahnya.

Bukan Keluarga Cemara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang