Tinggalkan VOTE nya yok!!
Cuma klik aja kok heheBagi komentar kalian juga ya, aku seneng bacanya xixi
Makasih, selamat membaca^^
__________________
Lima hari setelah kepergian Juna masih menyisakan kedukaan yang mendalam. Rumah yang setiap hari terdengar suara riang dari si bungsu yang heboh menonton kartun kini tak ada lagi. Seseorang yang menjadi pencair suasana itu telah pergi.
Citra sudah berhari-hari berdiam diri di kamar. Ia hanya ke luar seperlunya saja. Hanya Kana yang masih setia menemani Noval. Keduanya saling berbagi kekuatan.
Kana hari ini mulai kembali bersekolah setelah beberapa hari izin. Sedangkan Noval masih belum bisa meninggalkan bunda sendirian. Dia takut akan terjadi hal buruk jika tak ada yang mengawasi Citra.
Semangkuk bubur dan segelas air putih tertata di atas nampan. Pria itu lantas membawanya ke kamar sang bunda. Setelah beberapa kali mengetuk pintu, Noval masuk dan meletakkan nampan di atas meja.
Bundanya berdiri di depan jendela dengan pandangan kosong yang dilemparkan jauh ke halaman rumah. Matanya sayu dan kantung matanya terlihat begitu jelas. Tubuhnya juga semakin mengurus karena tidak mau memasukkan makanan sedikitpun.
Noval memandang punggung kecil Citra dengan tatapan nanar. Kakinya melangkah mendekat. Baru saja akan menyentuh pundak sang bunda, perempuan itu berbalik membuat langkah Noval terhenti.
"Bunda, Noval sudah buatkan bubur. Ayo makan dulu." Ucap Noval lembut.
Perempuan itu menatap sendu wajah Noval. Tangan yang sedikit gemetar itu lantas mengusap pipi sang anak.
"Mas..." Lirih Citra membuat Noval menyeritkan dahi.
"Dari tadi aku tungguin kamu. Mas Bima sudah makan? Aku sudah lapar."
Noval terdiam, ia paham bundanya sedang kambuh. Pria itu lantas mengembuskan napas panjang.
"Belum. Mari kita makan berdua, mau?" Balas Noval seraya mencoba menahan diri agar tidak menangis.
Perempuan itu mengangguk lantas menggandeng tangan Noval menuju tepi tempat tidur. Noval dengan segera menyendok bubur hangat yang sudah ia siapkan.
"Tunggu, tapi Arjuna belum makan. Aku harus buatkan makanan dulu untuk anak kita, Mas." Citra berucap saat sendok berusi bubur itu sudah berada di depan bibirnya.
Tangan Noval langsung turun dan air matanya tak mampu lagi untuk dibendung.
"Arjuna sudah makan. Kamu yang belum makan. Ayo makan dulu." Noval berbicara dengan isakan yang tertahan.
"Tapi, kenapa kamu menangis, Mas?"
"Karena kamu tidak mau makan. Makan ya?" Noval kembali mendekatkan sendok ke bibir Citra.
Perempuan itu diam lantas menerima suapan dari sang anak yang ia lihat sebagai Bima. Citra tersenyum lebar dan terlihat lahap memakan bubur tersebut.
Noval menggigit bibirnya untuk menahan agar dirinya tak kembali menangis. Kondisi bundanya semakin parah, membuat hatinya semakin tersayat.
"Noval..." Lirih perempuan itu membuat si pemilik nama mendongak.
"Iya, ini Noval. Bunda..." Balas Noval lantas meletakkan mangkuk di tangannya.
Pria itu lalu memeluk sang bunda dengan begitu erat, membuat Citra kebingungan. Perempuan itu lantas mengusap punggung sang anak meskipun dirinya tidak tahu mengapa Noval memeluknya seperti ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lakara Bunda | norenmin [END]
FanfictionMohon untuk tetap tinggalkan VOTE dan KOMENTAR walaupun sudah end. [⚠️Alur sedikit cepat dan belum direvisi. Harap maklum jika masih berantakan.] ~•~•~•~•~•~ Kesedihan itu sementara, pun dengan kebahagiaan yang akan pudar jika habis masanya. Bunda a...