20 - Ulang Tahun Arjuna

3K 388 16
                                    

Jangan lupa VOTE + KOMENTAR yaa

Maaf kalo feel-nya kurang soalnya pas ngetik sambil dengerin lagu, tapi lagu yang ke putar malah Kick It nya 127:")

Happy Reading~~

_______________

Langit begitu gelap tanpa setitik cahaya bintang. Rembulan yang temaram juga telah tertutup awan sebagian. Hening, hanya ada detik jam dinding menjadi satu-satunya suara yang terdengar di ruangan serba putih ini.

Mata remaja itu terbuka membuat pria di sampingnya menegakkan punggung. Maniknya lantas melirik ke seluruh ruangan mencari satu sosok perempuan.

"Bunda di mana, Kak?" Tanyanya lirih.

"Baru aja pulang. Kamu di sini sama Kakak dulu ya. Besok sudah bisa pulang kok." Jawab Noval seraya mengusap bahu Juna pelan.

Dua hari yang lalu anak itu mengeluh sakit perut pada Noval melalui pesan singkat. Saat sang kakak baru tiba di rumah untuk mengantarnya ke rumah sakit, Juna sudah jatuh pingsan di kamar. Tidak ada yang tahu hal itu, karena Kana sekolah dan bunda istirahat di kamarnya sendiri.

Dokter bilang kondisi Juna memang sulit untuk di tebak, bisa menurun dan pulih kapan pun. Itu menjadi tugas orang-orang terdekat untuk membantu mengawasi kondisinya.

"Kak..." Panggil Juna lirih.

"Kenapa? Mau ke kamar mandi?" Tanya Noval lembut memusatkan seluruh atensinya ke arah sang adik.

Remaja itu menggeleng pelan lalu menerbitkan segaris senyum membuat Noval yang sudah berdiri kembali duduk.

"Makasih ya Kak udah mau temenin Juna. Kak Noval pasti capek banget dari kemarin di sini." Ucap Juna membuat Noval tersenyum simpul.

"Sama-sama Juna. Makanya cepat sembuh ya biar nggak nginep di sini terus."

"Memangnya Juna bisa sembuh?" Tanya Juna polos membuat Noval terdiam.

Pria itu tersenyum lantas mengusap puncak kepala sang adik.

"Bisa kalau kamu meyakini hal itu. Kamu sudah rajin berobat, jadi nanti pasti sembuh." Tutur Noval meyakinkan Juna.

"Yang Juna rasain, Juna bukan sedang berobat. Tapi, sedang memperpanjang hidup di setiap harinya. Minum obat agar tidak sakit hari ini dan bertahan sampai esok hari. Cuci darah hari ini agar bertahan sampai beberapa hari ke depan. Seperti itu seterusnya."

"Kapan selesainya ya? Huhh." Lanjut laki-lai itu sambil menerawang langit-langit rumah sakit.

Belasan tahun Juna merasa hidupnya hanya dihabiskan untuk menjalani pengobatan. Seminggu dua kali harus ke rumah sakit untuk cuci darah. Setelah itu ia seringkali muntah atau menahan mual di sekolah karena efek cuci darahnya.

Setiap malam kepalanya juga selalu pusing. Apalagi kalau di sampai melewatkan minum obat pendamping, kondisinya bisa langsung drop.

Anak itu selalu menunggu waktu di mana dirinya bisa hidup normal seperti orang-orang pada umumnya. Tidak memikirkan sudah minum obat atau belum. Tidak perlu pergi ke rumah sakit. Tidak perlu khawatir setiap hari apakah besok pagi masih bernapas atau tidak.

~•~•~•~•~•~

Ini sudah satu pekan setelah Juna ke luar dari rumah sakit. Anak itu sudah pulih, bahkan kondisinya terlihat sangat sehat.

Hari ini juga tepat ulang tahunnya, bunda sejak pagi sudah sibuk menyiapkan hidangan spesial untuk si bungsu. Noval dan Kana juga sudah menyiapkan hadiah untuk adik terkecilnya.

Lakara Bunda | norenmin [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang