Chapter 2

1.1K 112 1
                                    

(Y/n) Pov

saat ini aku sedang berkeliling kampus, istilah kalau jaman sma sih mpls (masa pengenalan lingkungan sekolah) disini banyak banget tempat tempat menarik yang bisa di kunjungi!

mulai dari gazebo yang bagus pemandangannya, fasilitas ruang lab komputer yang bisa dibilang elit dan tak lupa....kuburan di samping kampus kami, yah sudah tidak aneh lagi dari jaman tk sampe kuliah aja slalu aja ada hal hal bau mistis.

tapi lumayan juga sih buat uji nyali ye kan wkwk, abaikan saja mari lanjut.

kak vio masi menjelaskan apa saja yang ada di kampus ini, sejujurnya aku kagum dengannya ternyata dia ini adalah mahasiswa terbaik di angkatannya tidak heran juga public speaking dia bagus di hadapan kami.

aku jadi ingin bisa!

"baiklah dan ini dia tempat terakhir yang akan kita kunjungi yaitu ruang BEM!" ucap kak vio.

kami semua memasuki ruangan tersebut, disini kami juga bertemu dengan regu lainnya.

"wah! semua ruangan yang ada di kampus ini menarik benarkan (y/n)?!" tanya thorn dengan semangat.

"um! oh ya thorn kau tertarik ikut organisasi?" tanyaku.

"eum thorn tidak tau tapi thorn mau bertanya kepada abang thorn dulu nanti" jawabnya.

aku hanya mengangguk menanggapinya.

"thorn!" seseorang memanggil thorn.

"loh bang taufan?"

oh dia orang yang tadi ngobrol ama kak vio dan itu adalah abangnya thorn.

"kebetulan nih lu disini ge- eh lo siapa?"

"aku (fullname) temannya thorn!" jawabku.

"hoo teman thorn" ucapnya sambil mengangguk angguk.

"gua taufan! abang thorn salken ya!"

dan aku hanya membalas dengan anggukan.

(Y/n) pov end

"ada apa bang?" tanya thorn.

"tadi bang gem suruh gua buat cari lu tapi ternyata lu sendiri disini" jelas taufan.

"bang gempa kenapa cari aku?" tanya thorn lagi.

"eum entah" jawab taufan.

'gempa?' batin (y/n) yang sedari tadi nyimak.

"TAUFAN!" teriak vio.

"erk?! v-vio?!" pekik taufan.

"UDAH AKU BILANG JANGAN GANGGU REGUKU!" ucap vio.

"aku tidak mengganggu mereka! aku hanya disuruh gempa buat cari thorn!" jelas taufan.

"itu pasti alasanmu saja" ucap vio.

"beneran! tanya saja mereka!" ucap taufan sambil menunjuk ke arah thorn dan (y/n)

"apa benar yang di ucapkan oleh ulat biru itu?" tanya vio.

"ulat biru?!" pekik taufan.

"b-benar kak" balas keduanya.

"hufh...yasudah klo begitu"

"tuhkan!"

"tapi awas aja ya klo lo ganggu mentor gua mati lo" ucap vio dengan tatapan intimidasinya.

sedangkan taufan hanya bisa mengidik ngeri saja.

"yasudah kalian siap siap untuk acara selanjutnya mengerti?!" tanya vio.

"siap mengerti kak!" serentak semuanya menjawab.

vio dan taufan pun pergi dari sana, sedangkan para maba sedang siap siap untuk acara selanjutnya yang akan dilaksanakan di aula kampus.

7 menit kemudian.

"thorn kau sudah selesai?" tanya (y/n)

"sudah!" balas thorn.

"baiklah ayo kita pergi ke aula" ujar (y/n)

mereka berdua pun pergi menuju aula. Sesampai disana mereka tercengang bahwa aula yang mereka masuki sangat besar dan mewah.

'buset ini aula kampus atau aula buat nikahan?!' batin (y/n)

"ekhem baiklah semua mahasiswa baru silahkan duduk sesuai dengan regu kalian masing masing"

semuanya pun duduk dan siap mendengarkan.

"kita akan mulai ospek sesungguhnya"

'aku memiliki firasat buruk soal ini' batin (y/n)

"kami telah mempersiapkan pos pos yang akan kalian datangi jadi saya harap kalian semua siap untuk ini, kalian faham?!"

"siap faham!"

"bagus biar saya bacakan peraturan peraturan untuk ospek ini"

"ha? ada peraturan segala?" gumam (y/n)

"ini sudah terbiasa saat ospek tiap tahunnya" ucap vio yang mendengarkan perkataan (y/n)

"e-eh kak vi-vio?!" kejut (y/n) ia takut ia akan mendapati hukuman dari katingnya.

"jangan khawatir aku tidak akan menghukummu lagi pula aku juga tidak setuju dengan aturan meresahkan mereka itu" ucap vio seakan faham apa yang ada di kepala mereka.

"lalu apakah kalian semua protes dengan peraturan itu?" tanya (y/n)

"kami sudah protes tapi tetap saja pihak kampus tidak mau mendengarkan..kami hanya bisa mengandalkan kepada satu orang tapi saat ini dia sedang sibuk" jelas vio.

karna (y/n) tidak ingin banyak bertanya akhirnya ia hanya mengangguk dan kembali mendengarkan peraturan peraturannya.

'sepertinya ini akan menjadi hari yang panjang' batin (y/n)

'sepertinya ini akan menjadi hari yang panjang' batin (y/n)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐹𝑖𝑛𝑎𝑙𝑙𝑦 𝑊𝑒 𝑀𝑒𝑒𝑡 𝐴𝑔𝑎𝑖𝑛 [𝐺𝑒𝑚𝑝𝑎 𝑥 𝑅𝑒𝑎𝑑𝑒𝑟]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang