Chapter 23

742 93 0
                                    

"BERHENTI DISANA!" Gempa pun keluar dari persembunyiannya.

"G–gempa?!" Kejut ara.

Kedua anak buah ara juga ikut terkejut dan berhenti melukai y/n yang terbaring lemas disana.

"KAU SUDAH KELEWATAN!" teriak gempa ia sedari tadi sudah menahan amarahnya.

"Kak i–ini bukan yang kau lihat a–aku-"

"TIDAK USAH BERALASAN! KAU SUDAH MEMBULLY TEMANMU SENDIRI! AKU SUDAH MENDAPATKAN BUKTI JUGA JANGAN HARAP KALIAN BISA LOLOS!" Ucap gempa.

"Grrr KENAPA KAKAK SELALU MEMBELA Y/N?! DIA ITU PEREMPUAN BODOH! DIA JUGA SLALU DEKAT DEKAT DENGAN COWO LAIN! LIHAT INI!" ara menunjukkan sebuah foto dimana y/n sedang tertawa bersama dengan solar.

Tapi gempa tidak mungkin percaya dengan itu karena dia tau solar sedang memberikannya nasihat, bagaimana gempa tau? Karena solar menceritakannya kepada gempa.

"Kau pikir aku akan percaya? Huh seharusnya kau intropeksi diri dulu sebelum melukai orang yang ku sayang!" Ucap gempa.

".....sayang sekali kenapa kak gempa begitu bodoh? Teman teman hajar dia" perintah ara.

Kedua anak buah ara mulai siap siap menghajar gempa.

"Hya!"

Bruk

"Argh!"

Salah satu anak buah ara terpukul dan menabrak beberapa kotak dus di belakangnya.

"A–apa?!" Kejut ara.

"Lu klo mau ngehajar ade gua lawan gua dulu!"

"Bang hali?! Gibran?!" Kejut gempa.

Yap itu hali dan gibran keduanya datang dengan tatapan tajamnya.

"Ba–bagaimana bisa?!" Tanya ara tak percaya.

"Mudah saja suara jelek mu itu terdengar dan kami tidak sengaja memasang sebuah mic kecil disini" jawab gibran.

Mata ara bergetar ia tidak tau bahwa mereka bisa selicik ini, ia menatap anak buahnya.

"TUNGGU APA LAGI?! HAJAR MEREKA!" teriak ara.

"T–tapi bos–"

"KALIAN TIDAK MAU MENGIKUTI PERINTAHKU HAH?!"

Mau tak mau anak buah ara mulai menghajar hali dan gibran, tetapi anak buah ara bukan tandingan hali dan gibran.

Brug

Brak

Duk

Hanya membutuhkan 2 menit membuat anak buah ara tumbang. Ara terjatuh tidak percaya anak buahnya dikalahkan oleh katingnya sendiri.

"Gem bawa y/n kerumah sakit" ujar hali.

"T–tapi kalian?"

"Kami akan baik baik saja kami akan urus dia dan segeralah bawa pujaan hati lu ke rumah sakit" ucap gibran.

Gempa sedikit merona dan menggangguk ia menggendong y/n ala bridal style dan cepat cepat menuju rumah sakit. Berita tentang pembullyan tersebar dengan cepat, orang yang mendukung ara tidak percaya dengan hal itu semantara itu teman teman y/n khawatir dengan kondisi y/n.

Di rumah sakit.

Y/n kini terbaring di ranjang rumah sakit, infusan terpampang jelas pada lengannya tak lupa dengan perban yang ada di lengan dan juga kepalanya.

Gempa duduk disebalah ranjang y/n menatap sahabat kecil sekaligus pujaan hatinya, ia merasa bersalah karena tidak bisa melindungi y/n. Hatinya seperti tergores pedang melihat y/n terluka parah.

"Y/n....maafkan aku....aku tidak bisa melindungimu" gumam gempa ia menggenggam tangan mungil perempuan yang tengah tertidur saat ini.

"Kau tau...sejak pertemuan pertama kita aku sudah menduga bahwa kau adalah sahabat kecilku.....kau adalah orang yang sudah mewarnai hidupku.....kau ingat saat pertama kali kita bertemu?"

Flashback

"Hei kau kenapa?" Tanya seorang anak lelaki.

Anak lelaki itu melihat seorang anak perempuan sedang menangis di bangku taman.

"Hiks...hiks.....aku dibully oleh temanku hiks...dan mereka tidak mau bermain denganku hiks..." isak anak perempuan itu.

Anak lelaki itu menatap sedih dan mempunyai sebuah ide.

"Ayo bermain denganku dan saudaraku!" Ucapnya.

Anak perempuan itu melihat ke netra gold(?) Itu.

"Benarkah? Kau ingin bermain denganku?" Tanya anak perempuan itu.

"Iya! Namaku Gempa! Siapa namamu?" Tanya gempa.

"A–aku Y/n" jawab y/n.

"Baiklah sekarang kita berteman n/n!" Ucap gempa dengan senyumannya.

"N/n?" Gumam y/n.

"Eh–! Maaf tiba tiba memberimu nama panggilan kalau tidak suka–"

"Aku suka!"

Y/n memotong perkataan gempa sedangkan gempa menatap netra E/C dengan dalam lalu tersenyum kembali.

"Kalau begitu aku akan memanggilmu gemy!" Ucap y/n.

"Hahaha baiklah! Ayo kita bermain saudaraku tak jauh dari sini!" Gempa menggenggam tangan y/n dan menarik y/n untuk pergi bersamanya.

Flashback End.

"Saat itu adalah aku jatuh cinta pada pandangan pertama...kau adalah orang yang aku inginkan y/n...." gempa mengecup punggung tangan sang putri tertidur itu.

"Aku juga jatuh cinta padamu gemy..."

Deg

"N/n?!" Kejut gempa.

Y/n sudah bangun dan menatap lemas serta menampilkan senyuman lemasnya.

"Aku mendengar semuanya" ucap y/n.

Ia berusaha duduk dibantu oleh gempa.

"Ba–bagaimana kondisimu?!" Tanya gempa.

"Aku baik baik saja mungkin jauh lebih baik dari sebelumnya" jawab y/n.

Grep

Y/n membulatkan matanya ia terkejut gempa tiba tiba memeluknya begitu saja.

"Ge–gemy–"

"Diam"

Y/n menurut dan diam.

Pelukan itu dilepas saat menit ke 3

Gempa menatap y/n dengan dalam dan mengecup dahi sang perempuan.

"Jangan pernah membuatku khawatir..." lirihnya.

Y/n menatap sedih dan menunduk.

"Maaf....aku juga tidak tau kenapa bisa terjadi" ucap y/n.

"Kau mau menceritakan awal kau dibully tadi?"

"Ya"

Jangan lupa vote sama coment ya guys! author akan senang jika kalian melakukan itu!
terima kasih have a nice day!❤️

𝐹𝑖𝑛𝑎𝑙𝑙𝑦 𝑊𝑒 𝑀𝑒𝑒𝑡 𝐴𝑔𝑎𝑖𝑛 [𝐺𝑒𝑚𝑝𝑎 𝑥 𝑅𝑒𝑎𝑑𝑒𝑟]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang