1

2.9K 138 5
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡






Junkyu melirik jam dinding di hadapannya, sudah pukul delapan malam lebih.

Lalu manik bulatnya dia gulirkan pada keempat anaknya, bibir kecil milik lelaki itu tersenyum.

"Adek, jangan yah !!"

"Yapi, mauuuu."

Junkyu tidak ikut menimpali pembicaraan antara anak sulung dan bungsunya, lelaki itu ingin tahu cara anak-anaknya mengatasi sesuatu.

"Tapi ini tugas kakak, nanti rusak dek." Jelas si sulung.

"Yapi adek mau gambal juga."

"Adek kan punya buku gambar sendiri, mana buku gambarnya? Biar kakak ambilin." Anak umur lima tahun itu menggeleng tidak tahu.

"Udah udah !! Sini adek sama Bunda aja !!" Ujar Junkyu.

"Mau gambal."

"Iya, sini makanya !!" Anak itu melangkah sambil mengucek matanya, Junkyu sudah hapal muka-muka ngantuk si bungsu.

"Hup...nah, gini." Junkyu membenarkan pangkuannya agar anak dia nyaman, lalu tangannya dia pakai untuk menepuk lembut paha anak kecil si anak.

"Mau gambal, Bundaaa."

"Iya, besok nge gambarnya yah."

"Sekalang ajah !!" Junkyu terkekeh, anaknya menggemaskan saat menahan mata untuk tidak tertutup.

"Yaudah iya, kita ngegambarnya di kamar Ruto yah."

"Um."

Junkyu berdiri dengan masih memangku Haruto, dia melirik kedua anaknya yang masih fokus nonton TV, lalu matanya menatap si sulung yang masih berkutat dengan tugas dia.

"Kak, Bunda boboin dulu adek yah !!"

Si sulung ngedongak, menatap Junkyu yang juga masih menatapnya lembut.

"Iya Bunda."

"Kakak kalo udah selesai langsung istirahat yah !!"

"Iyaa Bunda."

Junkyu langsung pergi ke kamar si bungsu, tenang saja karena semua anak-anaknya sudah memiliki kamar sendiri.

Rumah Junkyu memang tidak besar, namun sangat amat cukup untuk menampung beberapa orang. Lagi pula kedua anak tengahnya tidur dalam satu kamar, sedangkan si sulung yang sudah SMP dan masuk ke fase remaja itu sudah diberikan segala fasilitas sendiri oleh papa nya.

Tak lama Junkyu kembali keruang keluarga, dia masih mendapati posisi yang sama.

Beberapa kali matanya menatap kedua anak yang masih asik menonton tv itu tengah mengucek mata, tanda si anak memaksakan untuk tetap bangun.

Ai to Kanashimi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang