14

700 90 8
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡







Sudah lewat dua hari dari kejadian waktu itu, dan dihari ketiga ini suasana rumah masih berselimut hening.

Saat para orang dewasa masih perang dingin, anak-anak mereka malah bermain tanpa masalah apapun.

Junkyu bersyukur karena Haruto bukan tipe anak yang bakal menjadikan masalah sebagai dendam, bahkan sekarang anak itu sedang asik berbagi coklat dengan Jeongwoo diruang keluarga.

Sedangkan Doyoung semakin dekat dengan Yedam, sepenglihatan Junkyu juga Yedam tidak terlalu dekat dengan Jihoon, entah karena apa.

Asahi masih jarang menggubris saat Mashiho bersuara, atau bahkan saat mereka belajar bersama.

Dan Yoshi, hah~ seperti nya bahu si anak sulung itu sudah mulai menumpu beban dari berbagai pesan yang sering Junkyu ucapkan.

Junkyu keluar dari ruang cuci baju, baru saja tiga langkah memasuki rumah, maniknya malah menatap sosok yang tengah duduk dilantai.

Walaupun rasa benci Junkyu sudah mendarah daging, tapi dia gak mungkin buat ngebiarin orang mati dirumahnya.

"Kenapa?" Tanya Junkyu.

Rasa ibanya tertutup nada ketus, dia tidak bermaksud untuk terus seperti itu tapi mau bagaimana lagi, hati Junkyu seolah sudah sangat sulit digerakkan untuk memaafkan kelakuan Hyunsuk dan Jihoon.

"Jun...kyuh." nafas Hyunsuk tersenggal, Junkyu hanya menaikan sebelah alisnya. "Per...perut aku kyu, sa...kith."

Junkyu bersiap untuk jongkok, namun seruan orang lain membuat pergerakan nya terhenti.

"Junkyu, apa-apaan ini?" Tanya Jihoon.

Lelaki itu langsung memburu tubuh Hyunsuk, Junkyu kembali berdiri tegak dan wajahnya semakin datar.

"Kalo kamu benci dia, cukup lewat omongan aja bisakan? Gak usah kasar !! Kamu udah bikin dia stress terus, dia lagi hamil Kyu." Mata Junkyu membola tak percaya.

"Hoon, Junkyu..."

"Udahlah, kamu gak usah ngebaikin dia !!"

Rasanya sakit banget, Junkyu dituduh melakukan hal tidak baik, padahal dia tidak tahu yang terjadi sebenarnya.

"Kamu nyalahin aku? Padahal kamu sendiri gak tahu awalnya gimana, tapi dengan gampangnya kamu nuduh aku?" Junkyu tidak bisa untuk tidak marah.

Hatinya sudah dia ikhlaskan untuk disakiti, tapi sekarang malah harga dirinya juga yang diinjak.

"Yang sopan kamu kalo ngomong sama suami !!" Sentak Jihoon.

Junkyu memejam, tangannya mengepal kuat dan bibirnya dia gigit kencang agar tak runtuh dulu.

"Aku gak gila, jadi aku masih tahu mana orang yang harus aku hormati atau aku benci." Balas Junkyu.

"Kurang ajar kamu, aku udah sabar yah selama ini tapi kamu malah semakin ngelunjak."

Junkyu berdecih, dia menatap Jihoon tak kalah tajam. Lelaki itu sudah tak lagi menghiraukan status, emosi sangat jelas menyelimuti kedua sorot mata bulat cantik miliknya.

Ai to Kanashimi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang