Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.
Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡Junkyu pulang tanpa suara apapun, sengaja sih karena dia malas untuk bersuara.
Tapi ternyata tindakan nya salah, karena acara heningya itu menimbulkan luka baru.
Setelah melewati ruang tamu, Junkyu disambut dengan pemandangan yang sangat menyayat. Didepannya ada Jihoon yang tengah duduk membelakangi arah masuk dari ruang tamu, dan lelaki itu juga membiarkan Hyunsuk untuk bersandar pada dada bidangnya.
Saat setengah tubuh tertindih, Jihoon asik mengecup tengkuk Hyunsuk dan tangannya dengan lihai membelai buntalan perut Hyunsuk.
Jujur, Junkyu ingin marah. Dia ingin mencurahkan semuanya, tapi dia ingat lagi kalo dirinya hanya rumah singgah untuk Jihoon dan sekarang rumah aslinya sudah kembali, bukankah itu berarti peran Junkyu telah selesai?
"Bundaaaaa."
Seketika Hyunsuk dan Jihoon terperanjat, Junkyu melihat jelas raut kaget dua lelaki itu kemudian Junkyu mendelik.
"Hallo~ sayangnya Bunda." Junkyu memeluk Haruto setelah berjongkok.
"Kok lama?"
"Maafyah, tadi agak antri."
"Um, gakpapa hehe."
"Yaudah, kita ke kamar yuk !!"
"Yukkk.."
"Junkyu." Dia mengabaikan panggilan Hyunsuk.
"Dadah papaaaa." Haruto berdadah ria pada Jihoon.
🥀
"Kak, mau camilan?" Tanya Junkyu.
"Gak ngerepotin Bunda?"
"Enggak dong sayang, Bunda bikinin susu hangat sama cookies yah."
Yoshi senyum, kemudian mengangguk semangat. "Makasih Bunda." Ujarnya ceria.
"Sama-sama sayang, sebentar yah !!"
"Um."
Junkyu segera keluar kamar anak sulungnya, sedari kejadian kemarin malam, Yoshi masih belum mau bertukar tatap dengan yang lain.
Bahkan makan malampun harus Junkyu antarkan ke kamar, dan tak jarang adik-adiknya yang main ke kamar si kakak.
Junkyu memasuki dapur, kemudian helaan nafas lelah harus dia keluarkan. Saat menatap Hyunsuk, tubuh Junkyu serasa dirajam tapi sebenarnya Junkyu tidak pernah mau marah-marah didepan sosok yang dulu dia kenal baik.
Hanya saja saat melihat Hyunsuk, selalu ada ego yang ingin Junkyu tunjukan.
"Kyu..." Junkyu tidak merespon. "Aku bikin puding, kamu atau anak-anak kamu kalo mau...."
"Terimakasih." Hyunsuk senyum. "Tapi gak usah, selama aku mampu maka gak ada yang boleh ngurus hidup anak-anak aku selain aku sendiri."
Senyum Hyunsuk seketika memudar, tatapannya berubah nanar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ai to Kanashimi
Fanfiction[selesai.] Saat merah tak lagi membara layaknya cinta, maka putih tidak lagi berarti suci. Mulai: 23 Nov 22 Selesai: 03 Jan 23 Warning ⚠️ BXB Basaha Senyaman nya Terdapat kata-kata Kasar Lokal Ini cerita fiksi hasil dari khayalan saya sendiri dan sa...