Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.
Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡Sedari pulang kantor, Jihoon masih betah didalam ruang kerjanya. Lelaki itu seolah sedang menghukum dirinya sendiri dengan berbagai kenangan saat Junkyu masih ada, karena sejak dari tadi Jihoon hanya melamun.
Sesekali helaan nafas panjang lelaki itu keluarkan, rasanya sunyi dan sesak menyerang disaat yang bersamaan.
Manik tajamnya bergerak setelah mendengar suara getaran dari ponsel yang sengaja dia diamkan, ah... Rasanya terlalu berat untuk bicara sekarang, apalagi yang menelepon nya adalah ayah dari mendiang suaminya.
Tanpa mau banyak membuat praduga tidak baik, Jihoon langsung menerima panggilan masuk itu.
"Hallo ayah?"
"Apa yang terjadi dengan perusahaan?"
Jihoon meraup oksigen sebelum menjawab, rasanya dia terlalu lelah untuk kembali mengingat keadaan perusahaannya yang sedang diujung tanduk.
"Jihoon."
"Maaf ayah, Jihoon kayaknya gak bisa mempertahankan lagi perusahaan." Lirih lelaki itu.
"Apa maksud mu? Kamu tidak ingat bagaimana perjuangan Junkyu yang bahkan tidak malu untuk mengemis ke beberapa investor?"
Jihoon kembali dipaksa untuk mengingat perjuangan dia dan Junkyu mendirikan perusahaan, mereka bisa saja tidak memulai dari nol karena kondisi kedua keluarga saja sudah sangat mampu untuk memberikan sebuah perusahaan atau anak cabang perusahaan tapi Jihoon dengan keras kepala tetap berniat membuat perusahaan nya sendiri.
Maka dengan keras kepala nya Jihoon, Junkyu juga harus ikut untuk merasakan susahnya hidup karena tidak mungkin jika dia membiarkan suaminya berjuang sendirian.
Jujur saja, Junkyu mana pernah merendahkan harga diri hanya untuk meminta sesuatu, sejak kecil Junkyu sudah hidup layaknya putra mahkota yang terjamin segala sesuatu nya.
Tapi dengan Jihoon, Junkyu menjadi rakyat jelata, hingga akhirnya Junkyu kembali mengecap manisnya tahta setelah berjuang untuk waktu yang cukup lama.
Jika bertanya kenapa Yoshi bisa tumbuh dengan hebat? Karena anak itu yang ikut merasakan perjuangan sejak dalam kandungan, maka Junkyu sedikit lebih mendahulukan kebutuhan putra sulungnya.
Bukan karena pilih kasih, tapi sedari dalam kandungan Yoshi selalu pengertian, bahkan selama mengandung pun Junkyu tidak pernah dibuat ngidam sampai melahirkan dengan lancar.
"Jalankan perusahaan seperti biasanya !! Untuk urusan dana biar ayah yang urus !! Ayah cuma tidak mau perjuangan putra kesayangan ayah malah berakhir jadi sampah."
"Iya ayah." Balas Jihoon.
"Oh iya, Yoshi bilang ingin tinggal disini." Jihoon tiba-tiba tercekat. "Kalo nanti dia bener-bener sudah memilih tinggal disini, ayah harap kamu tidak akan menghalanginya !! Karena bagaimanapun kamu sudah menghancurkan kebahagiaan cucu-cucu ku, jadi bertindaklah layaknya seorang ayah kandung !! Jangan sampai ayah ikut menghancurkan kebahagiaan kamu yang sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ai to Kanashimi
Fanfic[selesai.] Saat merah tak lagi membara layaknya cinta, maka putih tidak lagi berarti suci. Mulai: 23 Nov 22 Selesai: 03 Jan 23 Warning ⚠️ BXB Basaha Senyaman nya Terdapat kata-kata Kasar Lokal Ini cerita fiksi hasil dari khayalan saya sendiri dan sa...