Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.
Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡Sedari bangun tidur, Yoshi sudah sangat berharap jika yang kemarin dia lihat, dengar dan tangisi semalaman tadi, itu semua hanya mimpi.
Dia sangat berharap pagi ini dibuka seperti biasanya, melihat sang Bunda yang sedang berkutat didapur dan menemukan si papa yang tengah menemani adik-adiknya diruang keluarga.
Yoshi tersenyum, semua yang dia harapkan memang terjadi tapi tidak lama, karena sekarang dia melihat beberapa sosok asing yang tak pernah diharapkan keberadaan nya.
Wajah berseri Yoshi hilang, bergantikan muram. Anak SMP itu tidak sudi menatap semua sosok didepannya, dia duduk dikursi yang seperti kemarin.
"Cah, sini ruto papa bantuin duduk !!"
"Luto udah besar, papa bantuin Ongu aja !!"
Junkyu mengelus kepala anak bungsunya, kemudian tersenyum manis pada Haruto.
"Pinternya anak Bunda, emang kita tuh harus bantuin orang yang gak mampu tapi jangan sampe lupa batasan yah !!"
"Kyu, aku..."
"Apalagi kalo orang yang dibantuin nya sampe gak tahu diri, nanti malah ngerusak keluarga." Lanjut Junkyu memotong ucapan Jihoon.
"Junkyu, ini masih pagi. Jadi, aku mohon kita bisa sarapan dengan tenang yah !!" Junkyu berdecih mendengar suara lembut Jihoon.
"Bunda."
"Iya kak?"
"Kakak gak sarapan yah." Junkyu menatap anak sulungnya.
"Kenapa? Ada yang gak disuka?" Yoshi mengangguk singkat.
"Banyak, saking banyaknya sampe susah buat punya selera makan." Junkyu diam, padahal yang dia maksud makanan tapi anaknya malah beda maksud.
"Yaudah, kakak mau Bunda buatin bekal?"
"Gak usah deh Bun, kalo inget rumah jadi gak selera soalnya udah bercampur rasa."
"Yoshi.."
"Bunda, kakak berangkat yah." Junkyu ngangguk.
"Kakak, tunggu pak sopir nya dulu yah !!" Seru Junkyu, dan Yoshi mengangguk.
"Kamu gak bisa pergi sendirian gitu, saudara kamu kan harus berangkat bareng." Seru Jihoon.
"Tenang aja !! Aku udah minta tolong ayah buat sediain mobil jemputan anak-anak aku kok, jadi gak bakal ngerepotin kamu." Jihoon diam.
"Maksud kamu apa? Kenapa kamu bawa-bawa ayah?"
"Karena aku masih punya ayah, gak sebatang kara sampe harus ngemis-ngemis belas kasihan dari mantan." Hyunsuk tertunduk, Jaehyuk menatap Junkyu tak suka.
"Om, kenapa harus selalu nyudutin kita sih? Emangnya seyakin itu kalo ini semua permintaan mami? Harusnya om tahu, suami om yang mohon-mohon biar mami pindah kesini." Seru Jaehyuk tak terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ai to Kanashimi
Fanfiction[selesai.] Saat merah tak lagi membara layaknya cinta, maka putih tidak lagi berarti suci. Mulai: 23 Nov 22 Selesai: 03 Jan 23 Warning ⚠️ BXB Basaha Senyaman nya Terdapat kata-kata Kasar Lokal Ini cerita fiksi hasil dari khayalan saya sendiri dan sa...