Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.
Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡Sedari semalam dada Junkyu dibekap pilu, bahkan sampai berganti waktupun mulutnya masih kelu.
Junkyu berusaha untuk tidak memberikan efek buruk pada anak-anak nya, dia juga akan terlihat baik-baik saja dengan Jihoon.
Sekarang Junkyu duduk disudut sofa ruang keluarga, rumahnya yang sepi membuat rasa hening menguasai.
Mungkin semalam perasaan Junkyu terlalu kaget mendengar ucapan suaminya, hingga baru sekarang lah hati Junkyu bisa merespon perkataan semalam.
Sakitnya bukan main, tapi Junkyu tidak tahu harus menyalahkan siapa?
Sedari dunianya runtuh, dia hanya berpijak pada semesta yang Jihoon suguhkan walaupun tak utuh.
Sekarang semesta yang tak utuh itu malah membuat dia semakin luluh lantak, tak ada lagi bagian yang bisa Junkyu pijak karena pemilik awalnya kembali mengambil posisi dia.
Junkyu yang sedari awal memang menerima cinta cacatnya Jihoon, sekarang harus menerima jika si pemilik cinta sejatinya Jihoon itu kembali.
"Bunda."
Junkyu mengerjap, dia melirik Haruto yang menatapnya diam.
"Kenapa sayang?"
"Bunda kok nangis?"
Junkyu senyum kecil, tangannya mengusap lembut rambut si anak lima tahun didepan itu.
"Bunda sedih."
"Sedih kenapa?"
"Sedih, soalnya Ruto cepet banget gedenya."
"Kok sedih? Engg, bunda gak seneng?"
Junkyu terkekeh, dia mengusap keringat halus dikening Haruto.
"Bunda seneng, cuma Bunda takut aja nanti ditinggalin Ruto."
"Enggak, luto gak bakal ninggalin Bunda." Jawab si anak yakin.
"Nantikan Ruto bakal sekolah, terus Bunda dirumah sendirian."
"Yaudah, luto gak mau sekolah ajah."
"Eh? Hahaha." Mulutnya tertawa tapi matanya malah betah berair. "Harus sekolah dong !! Biar pinter, biar Ruto bisa banggain papa, Bunda sama kakak-kakak yang lain." Ujar Junkyu sambil mengusap ujung matanya.
"Enggak ah, gak mau tinggalin Bunda." Junkyu kembali terkekeh.
"Yaudah, sini peluk dulu !!" Dua lelaki beda usia itu saling merapat kan diri. "Makasih yah udah mau sama Bunda terus." Bisik Junkyu.
Haruto mengangguk. "Iya, sama-sama Bunda hihi."
🥀
KAMU SEDANG MEMBACA
Ai to Kanashimi
Fanfiction[selesai.] Saat merah tak lagi membara layaknya cinta, maka putih tidak lagi berarti suci. Mulai: 23 Nov 22 Selesai: 03 Jan 23 Warning ⚠️ BXB Basaha Senyaman nya Terdapat kata-kata Kasar Lokal Ini cerita fiksi hasil dari khayalan saya sendiri dan sa...