Barista tamvan

269 49 16
                                    

Typo.

Note : abaikan hari,waktu,tanggal. Just ✌️ funfic

Jean dan dita sudah ada diparkiran kampus.

"Nih"

Dita menyodorkan helm pink yang ia pakai pada jean.

Bersiap melangkahkan kakinya pergi dari sana,namun keburu tengan lebar jean menahan kepala dita,dan memutar tubuh dita agar berbalik menghadapnyaa yang masih duduk di jok motor.

"Asihhh poni gue setan!!"

Pekik dita,karena jean membuat poni anti gempa bumi milik dita berantakan karena tangan besarnya.

Jean terkekeh,saat dita mengeluarkan sisir kecil dari balik kantong celana nya.

"Centil banget"

Dita hanya menatap tajam jean.lalu kembali merapikan poninya dengan sisir kecil yang memang sengaja ia bawa.

"Lo kalo mau ngomong gak perlu bikin berantakan poni gue bisa gak,gue gak bawa roll buat bikin ngembang lagi"

Gerutu dita karena kesal poninya sudah hancur karena jean.

"Dih dih dih...kok lo centil banget"

"Bacot banget,ini gue mau ke ruangan dosen"

"Ya entar dulu,gue mau ngomong nih"

"Ya udah ngomong aja"

Dita menggerakan kepalanya guna meratakan poninya,lalu menatap jean kikuk.

"Tadi lo bilang-"

"Shttt...lo salah denger aja"

"Hah..salah denger maksud ?"

"Ya gitu,lo salah denger aja"

Jean mengerutkan dahinya.

"Salah denger yang mana,emang lo ngomong apa ?"

Dita diam,jadi jean tidak dengar apa yang dita ucapkan saat di depan rumah dita tadi.

"Gak ada"

Dita kembali kesal pada jean.

"Dit,gue cuman mau bilang sesuatu,jadi please jangan pergi dulu okey"

"Apa..?"

"Tadi lo bilang sesuatu pas masih di rumah elo,lo bilang stop terus apa..gue gak begitu denger"

Dita mengelus dada.

"Ya kampret itu yang tadi gue maksud,lo salah denger setannnnn"

"Kok lo marah sih"

"Siapa yang marah.!!"

"Ya ini elo lagi marah"

"Enggak..!"

"Suara lo kek nyolot banget"

"Gue emang nyolotan dari dulu,kenapa..!"

Jean mengelus dada sabar.

"Maaf ya"

"Udah ah,gue mau ke ruang dosen dulu"

Dita pergi begitu saja meninggalkan jean,kalau dita terus disana,bisa gondok dita dibuat jean.

*

*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
COFFEETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang