#14. Hari Minggu

476 50 1
                                    

Menggeram tertahan, seorang pria gemuk berkacamata yang dikenal luas sebagai seorang pemimpin lembut dan baik hati tampak sangat kesal melihat keberadaan seorang gadis di dalam sel. Pria itu membalikan badan, berjalan tergesa menyusuri lorong persegi dengan senter kecil yang membantunya melihat. Hanya satu tujuannya, keberadaan seseorang yang berani menentang kehendaknya.

Dua kali berbelok di dua tikungan, dia akhirnya sampai di tempat tujuan. Membuka pintu kayu yang tampak sudah lapuk hingga sebuah ruangan persegi yang tak terlalu besar mampu dia lihat berkat bantuan senter. Dia melangkah memasuki ruangan itu, senternya menyorot pada seseorang dengan jas hujan dan topeng putih yang tengah duduk di sebuah kursi kayu tepat di pojok barat ruangan. Dua buah pedang dia pegang di kedua tangannya. Saling dia gesek hingga menimbulkan suara srang berulang.

Meski sempat ragu, tapi dia memilih mendekat pada Neo yang tampaknya tidak peduli dengan kehadirannya. Menyalakan stand lamp yang berdiri tepat di sisi Neo hingga cahaya oranye kemerahan membuat dia mematikan senter. Ruangan kini tak lagi ditelan kegelapan.

Neo berhenti menggesek dua senjata tajamnya, mengangkat pandangan hingga dia bertatapan dengan si pria gemuk. "Ada apa?" tanyanya.

Ditanya seperti itu, dia menaikan satu alisnya dengan sorot geram yang sangat kentara. "Ada apa? Kamu bertanya ada apa? Kamu bermain dengan saya, Neo?"

"Tentu saja tidak, Pak. Untuk apa saya bermain dengan Anda?" balas Neo setelah menggidikan bahunya.

"Lalu, apa yang kamu lakukan pada ACIN?" tanya pria gemuk menekan kekesalan yang kian menjadi di dalam dada. Ayolah, menurutnya Neo bertingkah tinggi padahal dia hanya serangga di tempat ini. Dirinya lebih tinggi dari Neo, seharusnya orang itu tunduk padanya.

"ACIN? Saya tidak melakukan apa-apa. Mereka mungkin sedang beristirahat sekarang. Anda juga sepertinya mengunjungi salah satu dari mereka barusan," jawab Neo santai. Dia benar-benar seperti pria yang tak bisa mengerti situasi. Ah, tidak, mungkin kata tidak peduli lebih cocok disematkan.

Di sisi tubuh, kedua tangan pria gemuk mengepal kuat. Senter yang dia genggam mungkin saja akan rusak karenanya. "Amory. Kenapa dia masih di tempat ini?" tanyanya lebih jelas.

Neo mengusap-usap salah satu bilah pedangnya dengan jari yang terlapisi sarung tangan lateks hitam. Tanpa melihat lawan bicaranya, dia berkata, "Dia memang seharusnya di sini bukan? Dia adalah pelanggar."

Menarik napas dalam, pria gemuk membuangnya kasar dengan mulut. Dia berusaha tetap tenang meski rasanya sangat susah. Saat bicara dengan Neo, amarah selalu mendominasi perasaannya. "Neo, dengarkan saya. Kembalikan gadis itu ke luar. Orang di atas pasti akan setuju dengan saya. Kamu harus mengerti," ujarnya memberikan pengertian.

"Ya, ya, ya, akan saya kembalikan saat waktunya tiba. Tidak usah cerewet, Pak," papar Neo.

"Tidak bisa, Neo. Besok anak itu harus sudah tidak ada!" ucap pria gemuk. Kali ini dia berbicara dengan tegas. Dia tampaknya salah kalau berusaha membuat Neo mengerti, orang itu terlalu seenaknya. "Gadis yang melarikan diri juga harus kamu temukan secepatnya! Saya tidak bisa menyembunyikan kelalaianmu itu lebih lama."

•••

Minggu pagi, pukul 07.30, Cakra turun dari bus di halte lingkungan apartemen Amory. Setelan olahraga panjang berwarna hitam berpadu putih dari brand ternama terpasang di tubuh jangkungnya. Sepatu putih dari brand yang sama juga melapisi kakinya. Airpods menghias sepasang telinga pria itu. Penampilannya simple memang, tapi karena dia adalah Cakra Algev Lesmana dengan kharisma luar biasa, dia terlihat sangat menarik sekarang.

Cakra melakukan peregangan di belakang halte beberapa saat sebelum dia melangkahkan kakinya. Asalnya memang langkah biasa, tapi perlahan langkah itu berubah menjadi lari kecil, tapi cepat. Pagi ini mendung, hembusan angin membuat rambut halus Cakra menari-nari. Alunan piano beriring biola mengalun indah di telinga Cakra, memberikan kesan menenangkan dalam diri lelaki itu.

The Secret [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang