•duabelas🦌🦌🦌

715 65 24
                                    


"Aku harus turun, jika tuan melihatku dengan lancang tidur di sisinya bisa bisa dia akan membuang ku!," Khawatir hyura yang hendak beranjak.

Namun saat hyura melihat ke arah heeseung, ia berhenti sejenak. Hyura menatap wajah tampan yang bersinar di matanya, tubuhnya yang atletis benar benar terpampang nyata di hadapan hyura.

Heeseung masih setia memejamkan matanya dengan memeluk tubuh hyura bak guling miliknya sendiri, dia menidurkan dan membenamkan wajahnya di dada hyura, sedangkan tangannya melingkar pada pinggang ramping milik hyura.

Heeseung terlihat sangat nyaman dengan posisi ini, Hal itu entah mengapa membuat hyura malu dan pipinya merah merona. Lelaki yang menjadi penyelamat hidupnya itu terlihat sangat tampan, semakin ia perhatikan semakin tampan wajahnya. Hyura sedikit menunduk untuk melihat wajah heeseung lebih dekat lagi.

Tangan mungilnya secara refleks hendak menyentuh pipi heeseung. Hyura juga kebingungan mengapa ia ingin mengusap pipi heeseung, akan tetapi hyura tidak bisa menahannya.

Sampai ketika saat tangannya hendak mengusap pipi heeseung. Heeseung yang merasa ada sesuatu yang mendekat ke wajahnya langsung siaga.

walaupun masih dalam keadaaan tertidur dia akan senantiasa siaga. Mungkin karena kerasnya hidup yang heeseung alami sejak dia masih muda membuatnya terbiasa siaga dan tanggap seperti ini.

'bruk!'

Heeseung langsung menarik tangan hyura yang mendekat ke arahnya dan mendorong hyura sampai tubuhnya terjerembab ke kasur.

Namun saat heeseung membuka matanya, yang ia lihat bukanlah musuh akan tetapi istrinya sendiri yang terkejut dengan wajah yang terlihat cemas.

"Tu.. tuan," hyura langsung ketakutan, dia mengira heeseung sangat marah padanya karena dengan lancang sudah naik ke atas ranjangnya dan dengan seenaknya tidur begitu saja.

Yah, walaupun hyura sebenarnya kebingungan, mengapa dia bisa berada di atas ranjang laki laki yang sudah menjadi suaminya ini, karena seingatnya dia tidur di atas kursi sofa bukan di atas ranjang.

Sedangkan heeseung yang menyadari jika yang ada dibawahnya bukanlah orang lain, melainkan hyura langsung bernafas lega.

Posisi heeseung sekarang sedang mencengkram kedua tangan hyura, yang ia naikkan ke atas kepala hyura dan heeseung sedang berada di atas tubuh hyura. Jarak mereka hanya beberapa centimeter saja sekarang ini.

'glek,'

Pagi ini saat bangun, hal pertama yang dilihat oleh heeseung adalah wajar cantik hyura yang hanya mengenakan kemeja putih polos tanpa menggunakan apapun di dalam sana.

"Sial,"

"bagaimana bisa dia cantik sekali. terlalu cantik sampai aku tak bisa memalingkan wajahku," Gumam heeseung secara tidak sadar.

Heeseung sama sekali tidak mengubah posisi nya, tetap mencengkram tangan hyura yang berada di bawah kungkungan nya, dan heeseung berada tepat di atas tubuh hyura, ia menatap wajah hyura setiap inci, dari mata hingga turun ke bibir, semua itu terlihat menakjubkan, heeseung memang mengakui bahwa hyura memiliki wajah yang sangat cantik,

Heeseung sungguh kebingungan dengan dirinya sendiri. sejak pertama kali ia melihat hyura, heeseung selalu tidak bisa mengontrol tubuhnya sendiri. Seakan semuanya seperti lepas kendali,

Sedangkan hyura yang melihat tatapan heeseung malah menangkap sinyal yang berbeda, hyura tidak tahu jika heeseung sedang terpesona kepadanya. Yang hyura tahu sekarang, heeseung pasti sedang marah besar kepadanya karena dengan tidak tahu diri berani tidur dengan-nya.

"Tuan.. " hyura berbicara pelan Sembari memejamkan matanya, sepertinya dia sudah pasrah.

"Hm?" Sahut heeseung berdehem,

pengantin seorang mafia|| Lee Heeseung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang