•duapuluh🦌🦌🦌

707 57 18
                                    


🦌🦌

Kembali ke kediaman heeseung,

Setelah keduanya selesai makan siang, heeseung mengganti pakaiannya menjadi pakaian biasa, ia lelah sekali dan tidak ingin melakukan apapun untuk saat ini.

Heeseung sedang mengganti pakaiannya di hadapan hyura, hyura hanya bisa menunduk dan tidak berani melihat tubuh bidang itu.

Heeseung sampai tersenyum saat menyadarinya, senyumannya sangat lembut dan mata tajamnya akan berubah lembut saat berhadapan dengan hyura.

Setelah heeseung selesai memakai pakaiannya, ia melangkah mendekat ke ranjang dimana hyura hanya duduk saja, dia selalu saja bingung dengan apa yang harus ia lakukan jika berada di sekitar heeseung.

Heeseung langsung menarik tangan hyura sampai terdorong berbaring di ranjang,

'brugh!'

"Tu.. tuan," ucap hyura sedikit panik, ia terkejut bagaimana heeseung masih saja memeluknya dan sekarang berbaring di ranjang.

"Ssshh.. diam sebentar, aku lelah,"

"Pelajaran kita mulai besok saja ya, aku ingin berbaring seperti ini bersama mu"

"Kenapa? Kau tidak suka?" Tanya Heeseung sedikit ketus, memeluk hyura dari belakang, nafasnya menyentuh tengkuk hyura dimana heeseung menyandarkan wajahnya dengan nyaman.

"Ti.. tidak tuan, aku.. aku malah senang jika aku bisa berguna untuk tuan. Jika tuan lelah, tuan bisa bersandar di pundak ku." Ucap hyura yang sedikit terbata bata.

Jantungnya berdegup cepat sekali, dan udara di sekitarnya menjadi panas.

"Pffff...... " Heeseung terkekeh saat mendengar jawaban hyura.

"Biasanya yang mengatakan itu adalah lelaki. Menyuruh wanitanya bersandar di pundaknya, ini malah kau yang mengatakan kepadaku, hahaha! Kenapa kau menggemaskan sekali sih?"

"Tapi tawaranmu aku terima, aku akan bersandar padamu kapan saja, apa lagi saat aku lelah. Hal ini adalah kontrak rahasia antara kita, mengerti!" Ucap heeseung semakin mengeratkan pelukannya di pinggang hyura.

'deg.. deg.. deg..'

Jantung hyura berdegup Semakin kencang tentunya dan wajahnya semakin merah. Untung saja heeseung tidak lihat karena heeseung sedang kelelahan dan memejamkan matanya bersandar di pundak hyura.

Sekarang ini, di siang bolong saat angin menyapa dari balik jendela kaca besar kamar pribadi heeseung. Kedua orang yang sengaja dipertemukan oleh semesta ini sedang memeluk satu sama lain, hanya sentuhan sedikit  seolah bisa menyembuhkan dahaga kesepian mereka.

Dua orang yang tersesat dalam kegelapannya sendiri, bertemu dan menciptakan cahaya mereka sendiri, berjalan bersama dan akan menemukan tujuan hidup dan hal yang belum pernah mereka lihat dan rasakan sebelumnya.

Untuk beberapa waktu setelah nya, heeseung akhirnya terlelap. Dia tertidur begitu pulas sembari memeluk hyura.

Sedangkan disisi lain hyura masih terjaga,

"Aku tidak tahu apa yang tuan lakukan di luaran sana hingga tuan bisa begitu lelah, tetapi aku akan selalu mendukung tuan, aku akan menjaga tuan."

🦌🦌🦌

Hari itu heeseung hanya meminta hyura bermalas-malasan dengannya, keduanya hanya tiduran saja. Berpelukan dan kembali tidur lagi.

Gitu aja terus,

Untuk pertama kalinya bagi heeseung, bermalas malasan dan bersandar di pundak seseorang dengan nyamannya, tidak ada pikiran mengenai rencana dan dendam di hatinya selama ia bersandar di bahu hyura. Seolah dunia luar menjadi terpisah dengannya semenjak bersama dengan hyura.

Begitu juga dengan hyura, untuk pertama kalinya Ia dipeluk dan menerima kehangatan, makan bersama seseorang, tidur bersama seseorang. Seolah ruang kosong di hatinya telah dimasuki lelaki sehingga ia menjadi tidak kesepian lagi.

Kedua orang yang memiliki kisah hidup memilukan itu merasakan banyak kali pertama semenjak keduanya mulai bersama.

🦌🦌🦌

"Apa yang kau lakukan?" Tanya heeseung kepada hyura, saat hyura membawa beberapa buku dan berkas di tangannya.

Hyura terdiam sembari melihat ke buku buku yang ia bawakan.

"Bukankah kita akan belajar tuan, aku membawakan buku buku yang aku pelajari dengan prof. Saka seminggu terakhir ini" jawab hyura jujur.

"Letakkan semuanya. Aku akan mengajarimu dengan caraku sendiri!" Jawab Heeseung seketika Ketus yang sekarang ini sudah mengenakan baju putih bersabuk.

"Tok.. tok.. tok.."

Tiba tiba seseorang mengetuk pintu kamar heeseung.

"Bos, baju yang kau pesan sudah tersedia" ucap yunjin sembari membawakan baju latihan untuk wanita, dimana sudah dipesankan oleh heeseung kemarin.

Ya, heeseung memang akan mengajari hyura cara membela dirinya dengan cara mengajari hyura teknik bela diri dasar, sembari memberi tahu hyura hal hal yang harus dilakukan untuk bisa bertahan di dunia yang keras ini.

Heeseung menerima baju latihan itu, dimana itu adalah baju karate yang akan dikenakan oleh hyura.

"Pakai ini, kita akan mulai pelajaran mu. Temui aku di gedung latihan, yunjin akan menuntun mu," ucap heeseung dengan wajah yang tegas.

Benar benar berbeda dengan heeseung yang super lembut kemarin, hal itu sampai membuat hyura tercengang dan terdiam.

Heeseung segera keluar dari kamar pribadinya, dimana di sana tinggal hyura dan yunjin sekarang.

"Yunjin, apakah tuan heeseung sedang marah? Aku bingung dengan perubahan sikapnya," ucap hyura sudah meletakkan buku buku nya dan di tangannya sudah ada baju karate

"Pfft.. " yunjin terkekeh geli.

"Tidak, bos memang begitu jika sedang menyembunyikan rasa malunya. Mengangkat dagu dan mengalihkan pandangannya. Dia tidak marah, malah dia peduli padamu, makanya dia langsung turun tangan untuk mengajarimu,"

"Tenang saja, kau itu spesial hyura, hanya kau orang pertama yang harus repot repot dilatih oleh bos" yunjin memberitahukan hal itu kepada hyura seperti tengah bergosip.

Yah, mungkin akan mirip seperti sikap Sandy yang memang seharusnya tidak baik untuk ditiru.

.
.
.
.
.
.



Bay

🦌🦌🦌

Baru up hehe..

pengantin seorang mafia|| Lee Heeseung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang