•delapanbelas🦌🦌🦌

710 75 12
                                    


🦌🦌🦌

Saat mendengar jawaban dari heeseung hyura mengangkat wajahnya, ia melihat ke arah heeseung dengan mata bulat dan tatapan matanya yang polos, lalu berkedip beberapa kali.

"A.. apa?!"

"Ka.. kau tidak percaya padaku jika lelaki yang tadi itu telah mengajari yang salah?" Ucap Heeseung yang tanpa sadar memelankan dan menurunkan nada bicaranya. Tubuhnya tiba tiba menjadi gugup saat dipandangi oleh hyura dengan mata polos nya.

"Sial! Hanya membohongi nya sedikit sudah membuatku merasa bersalah. Aku heran, mengapa keluarganya membenci wanita selembut dan sebaik ini."

"Ah memikirkannya saja sudah membuat darahku mendidih, aku akan menyelidikinya nanti! lihat saja!" Pikiran heeseung segara melayang. Semenjak berada di sisi hyura heeseung menjadi lebih sering berbicara dengan dirinya sendiri.

"Tuan.. "

Panggil hyura yang masih senantiasa menatap kearah heeseung. Hyura tersenyum lembut dengan linangan air matanya yang mulai penuh dan akan segara tumpah.

"Aku percaya padamu, aku percaya semua yang tuan katakan, baru saja aku hanya merasa tidak pantas mendapatkan semua ini sekaligus, apakah akan baik baik saja jika aku merepotkan mu?".

"Maaf kan aku, aku merepotkan mu dan bahkan sekarang akan mengajariku,". ucap hyura dengan jawaban yang menyentuh hati dan begitu tulus. Ternyata sebegitu percayanya kah hyura kepada heeseung?.

Bagaiman tidak, heeseung adalah penyelamat hidupnya dan jembatannya untuk mengubah takdir hidupnya yang selama ini begitu malang.

Melihat air mata hyura untuk yang kesekian kalinya membuat heeseung terdiam membisu, ia berdiri kokoh dihadapan hyura yang mungil yang sedang terisak karena mendapatkan sebuah perhatian yang sebenar benarnya bukanlah apa apa.

Tetapi hanya dengan perhatian Kecil itu hyura sudah sangat terharu dan sangat menghargainya melebihi dari pikiran heeseung.

Tangan kokoh heeseung entah kenapa bergerak sendiri, ia mengusap air mata hyura yang jatuh di pipinya dengan pelan.

"Apa yang akan terjadi jika aku tidak datang ke keluarga brown dan tiba tiba menikahi mu? Apakah kau akan menangis seperti ini sendirian? Menerima seluruh perlakuan buruk di hidupmu. Mengapa kau bisa begitu baik dan tulus?"

"Mengapa kau menggoyahkan duniaku,"

"Mengapa kehadiranmu memberikan tujuan lain dalam hidupku, tujuan dimana aku akan melindungi mu dan membahagiakanmu. Tetapi apakah itu mungkin," heeseung lagi lagi berbicara sendiri, ia Kembali mengusap pipi hyura dengan begitu lembut.

Heeseung mengusap air mata itu seolah air mata kesedihan itu tidak boleh lagi hadir dalam diri hyura.

Hyura yang mendapati tangan heeseung itu menyentuh pipinya langsung terkejut, matanya melebar dan pipinya memerah sekarang.

Ini sedikit aneh bagi hyura, padahal tadi udara di ruangan ini dingin, sekarang semua menjadi hangat seketika.

"Tu.. tuan," hyura menjadi canggung dan tidak tahu harus bersikap seperti apa menerima perlakuan istimewa ini.

Ya, untuk hyura ini sudah sangat istimewa bagi nya.

Jika hyura sedang kebingungan karena memang tidak tahu, matanya akan berkedip beberapa kali dan dia juga akan memiringkan wajahnya, dimata heeseung saat itulah hyura terlihat sangat menggemaskan.

'deg.. deg.. deg..'

Jantung heeseung berdegup semakin kencang lagi, jantung yang ia kira sudah sembuh setelah satu minggu menghindari hyura sekarang kambuh lagi.

"Ah persetan! Aku hanya ingin mendekapnya di pelukanku, aku ingin memeluknya dengan erat erat!" Gumam heeseung segara menarik tangan hyura dan mendekapnya di pelukannya.

Ia mendekap tubuh mungil hyura, dan barulah heeseung sadar betapa kecil dan kurusnya tubuh istrinya. Melihat betapa tubuh hyura yang langsung tenggelam dalam dekapannya.

Hingga ia kembali teringat dengan lelaki yang tak lain adalah tutor pribadi hyura yaitu prof. Saka, lelaki dengan pemilik senyum menjijikkan menurut heeseung yang telah memegang pundak hyura.

Matanya menjadi tajam dan menatap dingin ke arah pundak hyura. Heeseung langsung mengusap pundak itu berulang kali.

"Pergilah! Bekas tangan kotor lelaki itu tidak boleh tertinggal!". Batin kesal heeseung yang mengusap usap pundak hyura.

Sungguh, segala sesuatu yang ia lakukan sangat aneh namun ini memang pengalaman pertamanya merasa gila dan tidak suka melihat wanitanya bersama dengan lelaki lain, walau itu hanya sebagai tutor semata.

"Hangat.. "

"Rasanya sangat hangat. Detak jantungnya bisa terdengar oleh ku,"

"Aku merasa aman dan nyaman"

"Ahh, aku senang sekali sampai aku menjadi takut, aku takut kehangatan ini akan pergi lagi."

Hyura berdebat dengan dirinya sendiri, ia menemukan dirinya sedang berada dalam pelukan lelaki yang membuatnya semakin terlena dan merasa aman.

Tetapi ia harus menyadarkan diri, tidak ada yang begitu indah di dunia ini, tidak ada sesuatu yang instan seperti ini.

"Tu.. tuan, apakah tuan baik baik saja? Detak jantung tuan berdetak cepat" ucap hyura dengan wajah yang khawatir mencoba menengadah ke atas dimana heeseung yang masih sibuk mengusap pundaknya berulang kali untuk menghilangkan bekas tangan prof. Saka yang tadi.

Heeseung yang kemudian juga menyadarinya entah kenapa langsung merasa malu sekali, ia seperti sedang tertangkap basah melakukan sesuatu.

Heeseung langsung memeluk tubuh hyura menjadi lebih erat.

"Aku tidak apa apa! Jantungku memang berdetak lebih cepat kok biarkan begini sebentar aku ingin bersandar!" Ketus heeseung yang masih saja belum sadar apa yang sebenarnya ia rasakan sekarang ini.

"Ooh begitu ya tuan, baiklah, lakukan saja semua yang bisa membuat tuan merasa nyaman, selagi aku berguna untuk tuan, aku sudah merasa sangat senang," seru hyura yang menggelamkan wajahnya di pelukan heeseung.

.
.
.

Bay🦌🦌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bay
🦌🦌

pengantin seorang mafia|| Lee Heeseung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang