Orangtua Yejoon sudah beristirahat di kamar Umji. Sedangkan Umji sekarang sedang menunggu Yejoon pulang sambil mengerjakan tugas.
Tak lama kemudian Yejoon pulang.
"Kenapa mengerjakan tugas di ruang tengah?."
"Oppa belum membuka pesan dariku?."Yejoon memang jarang membuka handphone ketika sedang fokus mengerjakan tugas.
"Jinjja, mereka dikamarmu sekarang?."tanya Yejoon tak percaya
"Mereka mungkin sudah tidur, oppa. Jangan terlalu berisik. Eommonim tadi sedikit marah padamu karena sulit di hubungi.
"Oppa bersih-bersih dulu saja, aku hangatkan makan malam."
"Ne..."Yejoon kembali setelah beberapa menit. Dan Umji masih menghangatkan makanannya.
"Kalau masih ada tugas, kerjakan saja. Aku bisa sendiri menghangatkan makananya."
"Gwaenchana oppa."
"Jadi setelah aku pergi, mereka datang?."
"Aniyo, abonim dan eommonim datang sekitar jam 7."
"Pasti merepotkanmu, mian."
"Tidak apa-apa, oppa.""Oppa makanlah."
"Gomawo Umji-ya. Jalmukesimnida."Tanpa mereka sadari Joohyun mencuri dengar pembicaraan. Dia sedikit terkejut karena anaknya banyak bicara. Biasanya juga diam dan mengunyah, benar-benar persis seperti suaminya.
Joohyun menutup lagi pintu kamarnya, dan kemudian kembali berbaring di sebelah Seungwan.
"Kamu ini kurang kerjaan."komentar Seungwan
"Dia benar-benar anakmu."
"Memangnya anak siapa lagi?. Memangnya kenapa?."
"Kamu juga tidak banyak bicara, tapi saat bersamaku kamu cerewet sekali. Dan Yejoon juga seperti itu. Umji bisa menjadi pawangnya, aku tak menduganya. Sayang sekali kalau mereka bercerai nanti."
"Masih ada waktu sekitar 4 tahunan, mungkin saja mereka berubah pikiran dalam jangka waktu itu. Kita doakan saja."S
K
I
I
PEunha bangun terlalu pagi. Dia belum terbiasa dengan kamar Yuju. Apalagi disini ada mertuanya, dia jadi resah dan tidak terlalu nyenyak tidur.
"Ini masih pagi. Tidurlah lagi."gumam Yuju
Eunha perlahan turun dari ranjang dan keluar kamar. Di dapur, Sunny terlihat sibuk mencuci piring.
"Maju-tidak, maju-tidak, sial, katanya eommonim temannya mommy. Tapi kenapa teman mommy yang satu ini susah di dekati?."pikir Eunha berkecambuk
"Eommonim..."panggil Eunha akhirnya
"Wae?."
"Aku bantu."
"Sebentar lagi ini juga selesai. Tidak usah."tolak Sunny, dia agak sangsi Eunha bisa melakukan pekerjaan rumah, dia anak tunggal pasti dimanja oleh orangtuanya.
"Kalau begitu, apa ada hal yang lain, yang bisa Eunha bantu?."Eunha masih memaksa
Sunny mendesah, dia paling tidak suka di interupsi saat bekerja.
"Temani saja Jisung, mungkin dia sebentar lagi bangun."
"Nde...""Apa dia takut padaku?."pikir Sunny
Eunha hanya sebentar di kamar Jisung karena anak itu sudah bangun. Dia mengendong Jisung keluar kamar dan menemui Sunny.
Sunny terlihat ceria ketika menghadapi anaknya, berbeda saat tadi bersama Eunha.
"Tolong rapihkan meja."pinta Sunny pada akhirnya
"Nde..."Eunha dengan sigap menata meja dan menyiapkan sarapan yang sudah dimasak oleh Sunny tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married
Random- Semua berawal dari kekhawatiran orangtua tentang anak-anak mereka. -