"Hari ini pengumumannya bukan?."
"Ne."Taeyeon bersyukur melihat putrinya yang sekarang hidup lebih baik. Putrinya bahkan akan masuk kampus bergengsi, kalau seandainya lulus.
"Selain oppa-mu, Eunha dan Sowon juga akan jadi seniormu disana."
"Sowon?. Eomma masih berhubungan baik dengannya?."
"Dia putra teman eomma. Tentu saja kami berhubungan baik."
"Tapi dia pernah membuat kakiku patah."
"Tapi dia bertanggungjawab. Kakimu patah juga karena kamu mencoba membolos. Jadi salah siapa sampai kakimu patah?."
"Sowon!."
"Dia dua tahun lebih tua darimu. Panggil yang sopan."
"Shireo!."
"Sinbi..."
"Nan shireo..."Sinbi pergi setelah membantah keras pada ibunya.
"Eomma tidak lelah bertengkar terus dengan sinbi?."tanya Taeyong
"Adikmu itu pembantah, Yong."Taeyeon beralasan"Untuk apa juga Sinbi memanggil Sowon dengan panggilan oppa?. Sowon tidak sebaik yang eomma kira."
"Tumben kamu membela adikmu?. Tidak suka juga pada Sowon?. Tidak baiknya dalam bagian apa?."
"Pokoknya tidak baik, dan tidak bagus untuk Sinbi!."
Taeyong juga pergi setelah mengatakan itu, Yul dan Taeyeon sampai bingung.
"Dia ternyata anakmu, oppa..."
"Tentu saja, memangnya kamu buat anak dengan siapa lagi?."
"Aisssh... bukan itu maksudku. Ku kira dia akan terus seperti aku dan keras pada Sinbi. Tapi ternyata dia tetap saja lemah sepertimu kalau menyangkut soal Sinbi."******
"Hari ini suamimu libur 'kan?."
"Nde.""Jemput dia."
"Nan shireo.""Eunha..."
"Ck, arraso. Aku akan menjemputnya."
Eunha terpaksa mengikuti tradisi konyol keluarganya. Dan menikah setelah lulus SMA. Tapi suaminya pergi ke militer setelah pesta pernikahan mereka.
"Mina-ya. Tolong absen 'kan aku. Aku harus pergi menjemput dia."
"Dia? Siapa?."
"Suamiku... sial..."
Tawa Mina terdengar, membuat Eunha semakin jengkel.
"Yakk..."
"Arraso, mianhae. Selamat bertemu kalau begitu. Jangan lupa minta jatah."
Eunha menutup teleponnya lebih dulu sebelum Mina menggodanya lagi. Eunha menunggu di mobil, sebelumnya dia sudah memberitahu penjaga kalau dia menjemput salah satu kerabatnya dan akan menunggu di parkiran saja.
"Eunha..."
Eunha menoleh, masih menampilkan wajah datarnya tapi dia membuka kunci pada pintu mobil dan membiarkan suaminya masuk.
"Eunha-ya, mau mencoba jajangmyeon yang ada disini. Rasanya enak, kau pasti akan suka."
"Kau mau makan itu?."
"Nde..."
"Ya sudah. Tunjukan tempatnya dimana."******
"Tidak apa-apa eomma, kampus disini juga bagus. Aku tidak perlu ke Seoul."
"Tapi kamu dapat beasiswa, sayang."
"Ya sudah, aku pergi kalau begitu."
"Tapi di Seoul sendirian terlalu berbahaya."
"Lalu eomma mau ikut pindah juga?. Bagaimana toko eomma disini?. Toko eomma sudah berkembang sekarang, eomma akan meninggalkannya?."
Umji dan ibunya sejak kemarin berdebat tentang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Married
Random- Semua berawal dari kekhawatiran orangtua tentang anak-anak mereka. -