#bonus part #Eunha-Yuju #2

176 34 1
                                    

"Eunha, aku mengantar Sinbi pulang dulu."

Eunha hanya berdehem yang dikira Yuju sebagai ungkapan setuju.

"Oppa, kau tidak merasakannya tadi?."
"Merasakan apa?."
"Eunha eonni cemburu pada kita."
"Jinjja?."
"Selain pada kita, dia juga cemburu pada Umji."
"Yang benar saja."

"Dia sudah bersikap aneh sejak memberikan brosur dari Umji. Aku baru kali ini melihat eonni sangat kesal ketika menyebutkan nama Umji. Dan lagi tadi, dia menyetel volume tv sangat keras. Dia tidak ingin mendengar kita saat mengobrol."jelas Sinbi

Yuju masih terlihat tidak percaya.

"Aku bersama eonni sejak bayi. Tentu aku tahu pergerakan anehnya. Dan Umji itu kesayangan eonni, baru kali ini aku mendengarnya menyebutkan nama Umji seketus itu."Sinbi kembali meyakinkan dengan opininya

Yuju masih tidak percaya, tapi Eunha mengacuhkanya saat dia kembali ke rumah. Dia jadi yakin kalau Eunha cemburu padanya. Haruskah dia senang sekarang?. Tapi Eunha sampai sekarang belum membalas perasaannya. Jadi dia tidak boleh terlalu yakin dengan spekulasi yang ada.

S
K
I
I
P

Disaat Eunha sudah menyadari perasaannya dan siap menerima Yuju sebagai suaminya. Musibah menimpa keluarga mereka, Yuju terpaksa pergi. Dan Eunha harus menunggu lagi. Ketika Yuju wamil, Eunha sama sekali tidak tersiksa. Berbeda dengan sekarang, hampir setiap harinya dia merindukan Yuju.

"Telepon saja. Ribet banget."ujar Mina

"Disana masih dini hari, dia pasti sedang istirahat. Kasihan."tolak Eunha

"Aku yang kasihan padamu. Kau seperti kehilangan energi. Main game saja, buat dirimu sibuk agar lupa."

"Aku tidak bisa main game sekarang. Aku kalah terus, rank milikku sudah turun."

"Mau coba xbox di tempatku."
"Kau punya xbox?."
"Itu punya kekasihku. Mau tidak?."
"Kalau begitu ayo pergi."
"Kita selesaikan dulu kelas terakhir."

******

Eunha berusaha sekeras mungkin agar segera lulus dan bisa secepatnya menyusul Yuju. Tapi lagi-lagi, dia tidak bisa pergi begitu saja. Sooyoung tiba-tiba sakit, dan Tiffany yang begitu mencintai suaminya sampai rela menjadi pendonor. Dan Eunha sebagai anak satu-satunya hanya bisa menemani mereka dan mengantikan posisi ayahnya bekerja.

"Liver milikku masih sehat. Bukankah lebih baik aku yang menjadi pendonor. Meskipun liver kalian sangat cocok. Tapi bagaimana bisa kalian mengambil keputusan segila ini?. Dan memberitahu aku sehari sebelum operasi."kesal Eunha

"Kami tidak ingin membuatmu khawatir. Tapi dokter mengatakan kami harus memberitahukan ahli waris kami."jelas Tiffany

"Itu berarti operasi-nya sangat bahaya, mom. Biar aku saja yang mengantikan mommy."bujuk Eunha

Tiffany dan Sooyoung kompak mengeleng. "Kemarilah..."

Eunha berpindah mendekati kasur ayahnya.

"Daddy ingin kamu terus sempurna. Maaf karena daddy tidak bisa menjaga kesehatan dan membuatmu khawatir."

"Aniyo... aku tidak khawatir."bantah Eunha tapi dia terdiam dan menangis disana.

"Sayang, kami akan baik-baik saja. Sungguh."ujar Tiffany

Tiffany dan Eunha berbaring di ranjang yang sama. Sementara Sooyoung hanya menatap mereka dari ranjangnya.

"Dia sudah tidur?."tanya Sooyoung
"Sudah..."jawab Tiffany
"Seharusnya kita mencari donor lain. Atau membujuk Minho lagi."
"Jangan lakukan itu. Aku sudah bilang tidak keberatan. Lagipula aku senang melihat Eunha marah tadi."

Young MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang