Kangen gak? Kangen lah masa enggak! Udah berapa hari sih mak gak up?
Vote sebelum scroll!!
NO REVISI
***
Lisa sedikit menggeliat karena merasa tidur nya terganggu dengan tangan yang terus mengelus pipi nya.
Mata bulat nya terbuka melihat ke arah si pelaku, bisa ia lihat wajah menggemaskan anak kecil yang kini tengah kegirangan.
"MAMA!" pekik suara Karin, nyaring di indra pendengarannya. Karin menerjang Lisa memeluk nya erat membuat gadis itu meringis.
"Mama sakit kenapa? Papa yang bikin mama sakit ya?"
"Bilang aja sama Kalin, bial Kalin beli papa pelajalan. Kalin sedih tau kalau liat Mama sakit," ucap Karin berubah lesu.
"Hm, Kakak gak kenapa-napa. Cuma nyeri datang bulan." Karin yang mendengar itu terlihat berpikir.
"Emang nya kalau bulan datang, perut mama bisa sakit ya?" Lisa langsung mendatarkan wajah nya saat mendengar ucapan Karin.
"Kalau gitu, Kalin bakalan suluh papa agal bulannya jangan datang dulu," ucap penuh yakin anak itu.
"Hm, papa kamu mana?" tanya Lisa, saat ia tersadar tengah berbaring di atas ranjang yang sangat luas.
"Ecie-ciee, mama kangen papa ya? Padahal papa balu aja pelgi tau gak sih. Dali tadi papa telus jaga mama takut mama sakit lagi."
"Papa Kalin co cuit kan?" Lisa mendengus, ia sedikit bergerak namun ia kembali merasakan nyeri di perut nya.
"Awhh," ringis Lisa, sambil memegang perut nya. Mata nya terpejam dengan bibir yang di gigit.
"Mama!" panik Karin berteriak. Anak itu dengan cepat berlari ke arah luar kamar. Beberapa menit kemudian Karin kembali di ikuti Gabriel yang berjalan dengan langkah lebar nya.
"Hei kenapa? Masih sakit?" tanya Gabriel duduk di sisi ranjang.
Lisa tak mengeluarkan suara, dia hanya mengangguk sambil menekan perut nya. Gak kebayang gimana dulu pemilik tubuh harus merasakan sakit setiap bulannya. Ternyata ia cukup beruntung karena dulu lancar-lancar aja kalau lagi datang bulan.
Gabriel yang melihat itu hendak bangkit untuk mengambil obat pereda nyeri, namun urung saat Lisa menahan tangan nya.
"Om, anterin gue pulang."
"Tidak_"
"Please Om, gue punya obat buat ngatasin nyeri." bohong Lisa.
Gabriel terdiam, tak lama pria itu mengangguk.
"Papa, Kalin mau ikut." pinta Karin, yang duduk di atas pangkuan Gabriel.
"Jangan sekarang, kasian mama kamu lagi sakit."
"Karin main dulu sama abang ya." ucap Gabriel, mencoba memberi pengertian pada anak nya itu.
Karin terdiam, dia menatap wajah Lisa yang terlihat pucat. Anak itu mengangguk lesu, "Mama cepet sembuh ya. Kalin gak mau liat mama sakit lagi."
Lisa tersenyum tipis, "Kakak janji gak bakal sakit lagi."
Karin yang mendengar kata kakak lagi dari mulut Lisa mendelik. Namun ia tak bersuara karena melihat Lisa yang tengah sakit.
***
"Makasih Om, udah antar Lisa." ucap Lisa, saat telah tiba di kediaman orang tua nya.
"Hm," Gabriel membukakan pintu mobil membantu Lisa keluar. Namun langkah nya sedikit terhenti saat melihat seorang pria dengan seragam yang sama dengan Lisa.
![](https://img.wattpad.com/cover/321755278-288-k510130.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Duda || Lalisa Transmigrasi (Pre-Order)
Fantasy"Kamu pilih jadi istri saya dengan suka rela, atau dengan senang hati saya akan nanam saham di rahim mu itu," -Gabriel Prayoga "DASAR OM-OM GILA!" -Lalisa Maharani Bagaimana jika Lisa seorang gadis kelewat hyper aktif juga bar-bar bertransmigrasi pa...