part 37

50.8K 6.1K 3.6K
                                    

My Duda Lalisa transmigrasi up!

Tinggalkan jejak sebelum scroll, Mak yang ngetik kalian yang vote! Ingat ya vote!

Follow dulu Sintashintiawatii

***

"KALIAN HAK DENGER, HAH? SAYA BILANG SIAPIN MAKANAN KESUKAAN ISTRI SAYA! PASTI DIA TENGAH KELAPERAN!"

"Ambil selimut tebal, istri saya kedinginan. Air di sana sangat dingin, kalau saya sudah menemukan nya saya pasti tidak akan membiarkan nya kedinginan lagi!"

"Siapin baju hangat, sebanyak mungkin. Biar istri saya tidak kekurangan baju buat ganti."

"Istri saya suka cemilan, beli cemilan sebanyak mungkin, kalau perlu beli dengan pabriknya.

"KALIAN DENGAR SAYA?! CEPAT LAKSANAKAN ATAU KALIAN SAYA PECAT!"

Para pekerja dengan cepat menuruti perintah tuannya. Tuannya sudah seperti ini sejak nyonya mereka mengalami kecelakaan enam tahun silam.

Kecelakaan pesawat yang merenggut nyonya nya sungguh memberi pukulan yang sangat hebat untuk semua orang terdekat yang mengenalnya.

Terutama tuannya yang kelakuannya tak jauh beda dari orang tak waras. Setiap hari dia akan terus marah-marah pada pegawainya kalau tak menuruti kemauan anehnya, contohnya perintah yang barusan di ucapkan tuannya.

Gabriel mengubah raut wajah nya kembali menjadi datar, kaki nya berjalan menaiki anak tangga. Tujuannya saat ini adalah kamar sang istri yang sudah menjadi tempat tidurnya, tidak ada yang berubah. Karena ia tak membiarkan para pekerja memasuki kamar itu, setiap hari dia yang membereskan nya. Barang-barang kesukaan Lisa tak ada yang di geser sedikitpun dari tempat semula.

Tangan pria itu mengambil foto pernikahan singkat mereka. Dielusnya wajah ceria sang istri dengan tangan nya yang mulai bergetar. Tanpa sadar mata nya berembun saat kejadian-kejadian beberapa tahun silam kembali berputar dalam ingatannya seperti kaset rusak.

Tubuh Gabriel luruh menyandar pada ranjang sang istri, "Sayang, kamu di mana?"

"Saya tau kamu masih hidup, kembali. Kembalilah. Saya sangat merindukan kamu hiks.."

"Kenapa kamu meninggalkan saya? Saya butuh kamu ada di samping saya. Saya tidak kuat hidup seperti ini tanpa kamu. Maaf hiks."

"Kamu masih marah kan? Maka nya kamu tidak mau menemui saya."

"Atau kamu masih nungguin saya di sana? Kamu pasti kedinginan? Setiap saya kesana, kenapa kamu tidak pernah nunjukin diri sama saya. Padahal saya sangat merindukan kamu. Kamu juga sama kan? Saya bawakan kamu selimut loh, biar kamu tidak kedinginan lagi. Hiks, cepat kembali makanya, pulang, saya berjanji setiap detiknya saya gunakan waktu saya untuk menebus dosa saya dan menggantinya dengan kebahagiaan yang belum pernah kamu rasakan dulu."

"Maaf, maafkan saya.."

"Kembali, jangan hukum saya dengan cara seperti ini." Gabriel memeluk erat foto itu. Ia mengambil obat tidur dalam jumlah banyak lalu memakasukannya kedalam mulut. Tak lama kegelapan membawanya ke alam mimpi buruk yang selama ini terus menghantuinya tanpa kenal lelah.

***

Seorang gadis kecil tengah duduk di kursi taman yang kebetulan sangat ramai karena hari libur. Mata nya meneliti keluarga kecil yang tengah bercengkrama menghabiskan hari libur dengan keluarga mereka.

Terdengar desisan dari bibir tipisnya, dia menatap malas hal-hal yang membuat matanya sakit. Kebahagiaan yang dulu sempat ia rasakan dengan cepatnya di ambil kembali. Ia selalu bertanya-tanya pada Tuhan, kenapa ia sangat sulit untuk mendapatkan kebahagiaan. Disaat ia sudah mendapat kebahagiaan, namun dengan jahatnya takdir merenggut kebahagiaan itu dengan secepat kilat.

My Duda || Lalisa Transmigrasi (Pre-Order)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang