"Kamu pilih jadi istri saya dengan suka rela, atau dengan senang hati saya akan nanam saham di rahim mu itu," -Gabriel Prayoga
"DASAR OM-OM GILA!" -Lalisa Maharani
Bagaimana jika Lisa seorang gadis kelewat hyper aktif juga bar-bar bertransmigrasi pa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
"Mama?"
"Iya kenapa, bang?" Lisa menghentikan langkahnya yang hendak menaiki anak tangga. Alis nya terangkat saat melihat raut wajah Kenzo yang terlihat takut-takut untuk bicara.
"Mama sama papa.. gak lagi berantem kan?"
Lisa yang mendengar pertanyaan Kenzo, sedikit terhenyak.
"Maksud kamu apa, bang? Mama gak berantem kok."
Kenzo menatap Lisa lekat-lekat, sedetik kemudian mata anak itu terlihat sedikit berembun.
"Tadi mama liat papa sama Tante jelek yang ada di tivikan?"
Lisa yang mendengar nya mulai paham, ia menghela nafas lalu mengangguk pelan.
"Mama..."
"Mama jangan tinggalin Abang sama adek. Abang gak mau kalau harus kehilangan mama.." Lisa terenyuh, baru pertama kali ia melihat sisi lain dari Kenzo.
Kenzo anak yang terlihat dingin, kaku serta tak mudah mengekspresikan wajahnya kini tengah menangis, menatap nya penuh permohonan.
"Abang janji bakal hukum papa karena udah berani buat mama sedih."
Lisa menekuk lututnya, lalu menghapus air mata yang mengalir di pipi tembem Kenzo.
"Apa pun yang terjadi kedepannya, mama janji, mama akan terus sayang sama kalian berdua."
"Mama gak bakal ninggalin Abang kan?" Lisa terdiam, menatap Kenzo serba salah.
"Ini udah malam loh, Kenzo besok kan harus sekolah."
"Mama hiks.. mama belum jawab," Kenzo menubruk badan Lisa, memeluknya erat.
"Abang gak mau kehilangan, mama."
"Udah cukup dari kecil Abang sama adek kesepian, setelah mama hadir. Abang merasa hidup Abang sempurna, Abang merasa punya tujuan, Abang punya semangat buat menyambut hari demi hari."
"Kalau mama pergi, Abang mau ikut sama mama hiks.." Lisa tertegun. Apa anak sekecil Kenzo bisa mengerti permasalahan di antara kedua orang tuanya.