13. Ghosob

16 4 0
                                    

Kembali lagi dimalam Ahad, malam yang paling panas bagi semua santriwan Nurul Hikmah. Hening menyelimuti gedung aula putra. Seorang moderator berwajah tegas, Tengah mengawali pembukaan musyawarah dengan suratul Fatihah. Santriwan yang menjadi pemandu jalanya musyawarah malam ini adalah Arif. Yang sekarang tengah memperkenalkan rekanya, Zaki. Dialah yang akan membacakan daftar masalah yang akan mereka bahas pada kesempatan kali ini.

"Langsung saja tanpa memperpanjang dan mengulur waktu, Silahkan kang Zaki" ujar Arif mengakhiri salam pembukaan.
Lalu menyerahkan kekuasaan penuh pada Zaki, Untuk segera memulai musyawarah malam ini.

"Membahas masalah yang sering terjadi hampir disetiap lingkup pesantren. Ghosob. Kalian tentu tidak asing dengan bahasa ghosob, meminjam barang tanpa meminta ijin dari pemiliknya. Kalian tentu tau kan hukumnya ghosob?" Zaki menjeda kalimatnya. Bernapas sejenak, Lalu melanjutkanya lagi.

"Masalah yang pertama, Seorang teman terbiasa meminjam barang temanya. Saking terbiasanya, Dia sampai tidak perlu lagi meminta ijin. Dengan niatan sipeminjam akan mengembalikanya lagi. Apakah itu termasuk ghosob?" Tanya Zaki setelah menyelesaikan kalimatnya.

"Bagaimana kang?" Zaki meminta pendapat semua temanya. Matanya menatap seluruh penjuru ruangan. Tersenyum samar mengamati jajaran santriwan didepanya.

1 detik ......

2 detik .....

10 detik berlalu ......

Masih hening, Hanya terdengar bisik bisik tidak jelas diujung barisan santri bagian belakang. Arif dan Zaki hanya melempar pandangan datar saat netra keduanya tak sengaja bertemu. Zaki buru buru mengalihkan pandanganya. Menatap kosong pintu terbuka didepanya. Kebetulan Arif yang bersebelahan dengan Zaki duduknya menghadap pintu aula. Sedang yang lain, berarti memunggungi pintu masuk aula.

"Ya hal itu termasuk ghosob !" Jawab lantang seorang santri yang memecah keheningan dari berisan depanya.

"Bagaiman?, Apa ada pendapat yang lain? " Arif mulai buka suara. Matanya menatap penuh seluruh santriwan yang hadir.

"Yang penting kan ada niatan mau mengembalikan" yang lain ikut memberikan pendapatnya.

Arif hanya diam mengamati, moderator itu cukup tenang. Hanya perlu mengawasi. Karna suasananya masih cukup terkendali, jadi tidak terlalu kewelahan seperti waktu itu.

"Dalam garis besar perkara ghosob, yang dipermasalahkan bukan ada atau tidaknya niat untuk mengembalikan barang. Tapi yang perlu digarisbawahi adalah meminjam sesuatu tanpa ijin. Sekalipun sipeminjam pasti mengembalikan. Tetap saja itu ghosob. Karna tidak ijin." Santriwan yang menjawab paling dulu itu menyanggah atau juga memberi penjelasan atas pernyataanya.

"Aku setuju dengan pendapat kang Ibnu" yang lain ikut menyahut. Memberi dukungan pada pendapatnya.

"Aku juga" yang lain juga pada ikut ikutan.

"Kalau pinjamnya gak ijin, terus gak dikembalikan?" Santriwan bernama wawan itu terus saja menyanggah pendapat Ibnu. Menyerangnya dengan pertanyaan yang lain..

"itu beda lagi urusanya kang" Zaki angkat bicara. Masih tetap tenang.

"Itu namanya mencuri" Sela Ibnu cepat, mulai tidak sabaran.

"Ada pendapat yang lain?" Arif menengahi, Hening.

"Lanjut Zak" Arif melanjutkan kalimatnya.

"Masalah yang pertama selesai, Dan jawaban dari masalah tadi, benar. Sesuai dengan pendapat kang Ibnu" Tegas Zaki pada akhirnya.

"Lanjut masalah yang kedua, dengerin ya anak anak" Zaki memulai cerita dengan senyum jenakanya. Yang terdengar seperti seorang guru TK yang tengah mendongengkan murid kecilnya.

AQIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang