30. Ipar adalah maut

8 3 0
                                    

Aqira membuat nasi goreng untuk sarapan pagi ini, hanya ada bulek Mira seorang didapur. Jangan tanya dimana Rafa. Selepas jama'ah subuh tadi dia mengeluh pusing. Itu sebabnya dia tak ada didapur saat ini.

Aqira tinggal memberi bumbu saja pada nasi gorengnya yang hampir jadi, buleknya mencuci beberapa buah mentimun segar yang baru dikupas. Sambil menggoreng krupuk. Ali datang bersama Rafa, langsung menempatkan diri dimeja makan. Disusul Arif yang turut membantu Aqira menyajikan nasi goreng dihadapan semua orang.

"Udah duduk aja" Bisik Aqira saat Arif datang lagi membawakan piring kosong yang siap diisi dengan nasi goreng.

"Setelah ini selesai" Pungkas Arif mengusap pelan kepala Aqira.

"Pengantin baru, lihat tempat dong" Seru Mas Abi yang baru datang. Mas Abi adalah suami bulek Mira. Karna tampannya terlalu muda, dia tak mau dipanggil om. Itu sebabnya dia minta dipanggil dengan mas.

Tak ada yang menyadari bahwa sejak tadi Rafa terus Mengamati Arif. Mulai dari masuk sampai Arif bergabung kemeja makan.

"Masih pusing kepalanya?" Tanya Ali yang berhasil menyadarkannya. Rafa memusatkan pandangannya pada Ali, menggeleng pelan. Menjawab pertanyaan Ali.

"Ayo dimakan sarapannya" Ujar Ali setelah memberi kerupuk dipiringnya. Rafa mengangguk kecil dengan senyum.

Aqira sadar, bahkan sangat sadar. Kemana tatapan Rafa sejak tadi. Ingin rasanya marah. Aqira menatap kosong kearah Rafa.

"Mikirin apa?" Tanya Arif, bersiap melayangkan satu suapan kearahnya. Menyadari Aqira yang sejak tadi hanya diam, tanpa berniat menyentuh sarapanya. Gadis itu tersenyum tipis. Lantas membuka mulutnya.

Sarapan selesai, Menyisakan Aqira dan Arif yang masih sibuk dimeja makan menyelesaikan suapan terakhirnya.

🍂🍂🍂

Aqira selesai bersiap lebih dulu, menunggu Rafa diruang tengah, disana ada Arif serta Ali yg menonton Tv. Aqira dengan tenangnya duduk ditangan sofa menghadap Arif. Dia bertanya lewat tatapan. Aqira mengambil tangan Arif untuk disalami.

"Mau ikut Rafa ketoku buku" Jawab nya seusai menyalami tanganya. Rafa datang dan langsung menyalami tangan Ali.

"Aku berangkat ya kak" Pamit Rafa. Menggandeng Aqira keluar. Taxi yang dipesan sudah sampai persis di depan rumah.

Disinilah keduanya sekarang. Seusai keluar dari toko buku. Keduanya memutuskan mampir di taman, Duduk bersantai dibangku taman sambil memakan jajanan receh yang mereka temui di pinggiran jalan.

"Qi, Aku seneng banget. Bisa satu rumah. Kayak dipesantren waktu dulu" Ungkap Rafa, memandang Aqira dengan binar bahagia.

Aqira menyisihkan kejadian tadi pagi. dia ikut hanyut dengan cerita Rafa. Menanggapi sekenanya. Aqira masih ingat. Kemaren malam saat dirinya dan Arif berkunjung untuk yang pertama kali. orang yang paling heboh adalah Rafa. Tapi sekarang...... sudahlah lupakan saja. Setelah keduanya lelah bercerita. Rafa segera menghubungi Ali. Meminta segera dijemput.

hari hampir petang, sebuah sedan putih menghampiri keduanya. Arif menurunkan kaca mobil, tersenyum menatap Aqira. Ali turun, membawakan semua belanjaan. Memasukkannya ke bagasi.

"Bagaimana kalau kita cari makan sekalian" ujar Ali setelah kedua perempuan itu duduk di jok belakang. semua mengangguk setuju. sedan putih itu berhenti di depan Rumah Makan geprek. Adzan maghrib berkumandang tepat diseberang rumah makan itu. Arif berniat mengajak sholat magrib, Namun Ali menolak. Alasanya tak ingin meninggalkan Rafa yang sedang berhalangan.

🍂🍂🍂

Alhasil Arif berjalan keluar menggandeng Aqira. Arif masih didalam masjid, sedangkan Aqira baru selesai mengikat tali sepatunya. Arif datang duduk samping Aqira tanpa bersuara. Membuat gadis itu reflek memukul pelan tangan Arif karna kaget. Keduanya melanjutkan langkahnya dibangku taman depan masjid.

AQIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang