EPILOG: Iblis yang Selalu Mencari Nama

259 19 4
                                    

Pada suatu hari, hiduplah seekor iblis yang setiap hari selalu mengembara. Dia mendatangi desa demi desa, kota demi kota, sampai negara demi negara. Di setiap tempat ketika iblis itu singgah, dia mengaku tidak punya nama dan selalu minta diberikan nama oleh penduduk setempat.

"Namamu sekarang adalah Sya," ucap seorang penjual gandum yang tengah berbicara dengan iblis itu.

Mendengar ketika dirinya diberikan nama, iblis yang kini sudah memiliki nama 'Sya' itu sangat senang. Saking senangnya, Sya memunculkan fitrah iblis yang akan selalu merasa lapar ketika senang. Dia pun memakan penjual gandum bulat-bulat dan mengubah wujud iblisnya menjadi penjual gandum.

Dengan wujudnya sebagai penjual gandum, Sya melanjutkan pengembaraan. Dia tiba pada sebuah desa yang lokasinya berada di tepi pantai.

"Aku tidak punya nama, berikan aku nama!" pinta Sya ketika dia tiba di desa nelayan. Salah satu nelayan yang tengah berbicara dengan Sya pun memberinya nama.

"Mulai sekarang, namamu adalah Jaja."

Iblis itu melupakan nama Sya yang diberikan oleh penjual gandum dan mengubah namanya menjadi Jaja. Karena merasa senang, Jaja menjadi lapar sehingga dia memakan nelayan yang telah memberinya nama. Wujud Jaja yang awalnya adalah penjual gandum telah berubah menjadi seorang nelayan. Dengan wujudnya sebagai seorang nelayan, Jaja melanjutkan perjalanan sampai tiba di sebuah kerajaan.

Di Kerajaan, Jaja bertemu dengan seorang putri yang cantik. Dia meminta nama kepadanya dan sang putri pun memberinya nama.

"Mulai sekarang, namamu adalah Sasa."

Iblis itu lagi-lagi melupakan nama Jaja yang diberikan oleh nelayan dan menggunakan nama Sasa mulai sekarang. Karena merasa senang, Sasa menjadi lapar dan hendak memakan putri kerajaan.

Ketika Sasa hendak memakan tuan putri, dia tidak bisa. Ada sesuatu yang membuat Sasa tidak bisa memakannya karena rasa sakit menggerogoti tenggorokan. Rupanya, ada sosok iblis yang lebih ganas dan lebih jahat di belakang tuan putri. Iblis yang hanya memperlihatkan sebagian kecil dari wujudnya itu memberi peringatan pada Sasa.

"Jangan ganggu pengikutku."

Karena ketakutan, Sasa pun pergi dari tuan putri dan mempertahankan wujud terakhirnya yang berupa seorang nelayan. Namun, tuan putri menahannya untuk pergi.

"Bertemanlah denganku," ucap tuan putri.

Sasa pun menerimanya dengan senang hati dan mereka menjadi sepasang teman mulai sekarang. Namun, Sasa belum menyerah. Dia akan mencari cara untuk mengalahkan iblis yang bersembunyi di balik punggung tuan putri. Sasa yakin, dia bisa mengalahkan iblis itu suatu hari dan mengambil wujud tuan putri.

Tamatkah?

Laki-Laki Bermulut Besar dan Gadis Bermata Besar ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang