Sebagai wali kelas yang hampir tidak pernah tersenyum untuk muridnya, Bu Mami datang ke kelas dengan mempertahankan arogansi. Dia membawa semacam gulungan kertas yang mana nilai kami sekelas mungkin saja sudah tertera di sana. Wanita yang setiap hari selalu menggunakan pakaian gelap itu mulai mengumumkan sesuatu di depan kelas.
"Aku sudah memegang daftar nilai hasil UTS kalian." Bersama dengan diucapkannya kalimat itu, Bu Mami membuka poster yang awalnya tergulung dan menempelkannya di depan kelas.
"Seperti kelihatannya, kalian ternyata cukup baik dalam melewati ujian ini karena tidak ada siapa pun yang harus di-dropout. Yah, aku sama sekali tidak terkejut mengingat kalian adalah kelas A, hal ini sebenarnya adalah sesuatu yang wajar."
Malah, hal ini dapat dinilai tidak wajar jika ada seseorang dari kelas A yang harus melewati dropout. Namun setidaknya, dapat disimpulkan bahwa tidak ada satu pun siswa di kelas ini yang harus melewati dropout, termasuk Roi yang merupakan sumber kekhawatiran utama. Semua siswa menarik napas lega dan beberapa dari mereka menyandarkan punggungnya dengan rileks.
"Pengumuman selanjutnya adalah tentang lima peringkat teratas. Kelas ini secara mengejutkan telah memonopoli lima peringkat teratas. Berikut daftarnya," sambung Bu Mami sambil menempelkan kertas yang ukurannya lebih kecil di depan kelas.
Nama Siswa | Nilai Rata-Rata
Syazani Zanitha: 97,71
Andre Rasito: 95,63
Baskoro Abyudaya: 94,02
Michelle Nandita: 93,97
Aqila Shakila: 93,66Bu Mami yang awalnya hanya memperlihatkan punggung saat menempelkan daftar nilai, kini kembali menghadap ke arah kami. Dia kemudian berkata, "Bonus nilai pribadi sebesar 50 poin sudah tercatat oleh sistem sekolah, tetapi ada baiknya untuk kalian juga mencatatnya sendiri. Tidak ada siswa yang menempati peringkat terbawah secara paralel, jadi tidak ada yang perlu mengalami minus nilai di kelas ini."
Berdasarkan daftar nilai yang telah terpampang, aku positif menang dalam pertarungan pribadiku dengan Aya. Dia juga pastinya sudah mengetahui fakta ini dan aku harus membicarakannya lebih lanjut saat kami bertemu.
"Demikian, mari lanjutkan belajar kita."
Meski sebenarnya adalah hal wajar untuk memuji pencapaian kelas ini, tetapi Bu Mami terlihat tidak peduli. Dia mungkin saja bukan tipe orang yang akan memberi pujian dengan mudah. Yah, hal itu bukan masalah besar karena yang terpenting adalah kami bisa melewati ujian dengan selamat.
__________________
"Apakah kau sudah melihat pengumumannya?" Aku yang baru saja pulang langsung menanyakan hal itu pada Aya.
Dia yang tengah membaca majalah gadis di atas sofa langsung memasang wajah sinis, seakan-akan merasa terganggu dengan pertanyaanku barusan. Aya kemudian berkata, "Aku sudah lihat, apakah butuh hitam di atas putih kalau aku adalah pacarmu saat ini?"
"Tidak, itu tidak diperlukan. Aku hanya butuh satu hal lagi sebagai penyempurna." Ketika aku duduk di sofa yang sama dengan Aya, gadis dengan kaus merah mudah itu mengangkat punggungnya dari sandaran dan bertanya padaku.
"Penyempurna?"
"Akhir pekan ini, luangkan waktumu untuk berkencan denganku. Hari Sabtu atau Minggu tidak masalah, aku bisa menyesuaikan jadwal akhir pekan untuk itu."
Faktanya, aku tidak memiliki rencana apa pun atau rencana dengan siapa pun di akhir pekan. Aku 100% aman dalam hal ini dan bisa menunggu waktu ketika Aya luang. Sayangnya, gadis itu malah menajamkan alis dan aku bisa menduga kalau mengajaknya akan sedikit sulit.
Aya bertanya, "Kenapa aku harus berkencan denganmu?"
"Tentu saja, penting untuk memperkuat citra bahwa aku ini adalah laki-laki SMA yang sudah memiliki pacar. Aku butuh setidaknya satu rumor atau desas-desus yang mengatakan bahwa aku ini sudah memiliki pacar. Jika rumor itu sudah menjadi rahasia umum, maka kemungkinan gadis yang menyukaiku akan mendekat bisa ditekan sampai 0%."
KAMU SEDANG MEMBACA
Laki-Laki Bermulut Besar dan Gadis Bermata Besar ✅
Fiksi RemajaSTATUS: ENDED Bas tidak pernah menyangka kalau dia dan mantan pacarnya akan menjadi saudara tiri saat SMA. Dari sekian banyak calon ayah sambung, kenapa ibunya harus memilih laki-laki yang merupakan seorang ayah dari mantan pacarnya? Meski begitu, B...