Alyssa terbangun dari tidurnya saat mendengar suara dering handphone yang dia yakin suara itu bukan berasal dari handpone miliknya, melainkan milik suaminya.
Alyssa meraih handphone tersebut yang berada di nakas samping suaminya tidur. alyssa ragu untuk mengangkat panggilan itu atau tidak. tapi alyssa khawatir kalau ada sesuatu yang penting. mengingat jam yang belum memasuki waktu subuh.
Alyssa langsung menggeser tombol hijau yang berada dilayar handphone itu ke kanan.
"Assalamualaikum." Hening tak ada sahutan.
"Waalaikumsalam." terdengar suara seorang wanita.
"Alyssa menghela nafas, dia mencoba berpikir positif tentang sang suami.
"Bisa bicara dengan zidan." suara itu terdengar lagi.
Alyssa melirik zidan yang masih terlelap. nafas zidan terdengar teratur yang menandakan kalau zidan tertidur pulas.
"Maaf mba, kak zidan masih tidur, saya tidak berani membangunkannya. apa ada pesan ?"
"Tolong sampaikan ke zidan kalau dia harus sampai firma pukul 06.00, karena kliennya mendadak akan keluar negeri pagi-pagi sekali. ada beberapa urusan yang harus diselesaikannya." ucap wanita itu. dari nada bicaranya wanita itu tak bisa dibantah.
"Dengan Mba siapa?"
"Veronika."
"baik mba veronika, InsyaAllah pesan mba akan saya sampaikan."
Telepon terputus dari arah sana. alyssa langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Selesai dari kamar mandi, alyssa melihat zidan sudah bangun. tapi dia belum bangkit dari ranjangnya. zidan sedang bersandar pada dashboard ranjang.
"Kak, tadi ada telpon dari mba veronika. katanya kakak harus sampai firma pukul 6."
"Kok pagi banget sih, sayang?"
"Kata mba Veronika klien kakak mendadak pergi keluar negeri pagi ini." ucap alyssa yang tengah mengeringkan rambutnya dengan hair dryer.
"Coba kakak telpon mba veronika biar jelas." lanjut alyssa
Zidan mengangguk setuju dengan perkataan alyssa dan langsung meraih handhonenya.
sedangkan alyssa bersiap-siap untuk sholat subuh.
Setelah Zidan dan alyssa shalat subuh berjamaah mereka langsung sibuk dengan urusan masing-masing. zidan langsung bersiap-siap untuk pergi ke kantor, sedangkan alyssa membuat sarapan untuk dirinya dan juga zidan.
"Sayang, kakak berangkat ke kantor ya." alyssa yang sedang memasak langsung berhenti.
"Loh gak sarapan dulu kak?"
"Nggak sempat,al." alyssa mengangguk mengerti. lalu dia mengantarkan zidan sampai ke pintu rumahnya.
"Maaf ya kakak ngga bisa nganter kamu ke sekolah." ucap zidan, alyssa tersenyum.
"Ngga apa-apa kak, aku bisa naik bus kok."
Alyssa mengambil tangan zidan dan mencium punggung tangan sang suami kemudia zidan mencium kening alyssa dan langsung berjalan menuju mobilnya. tak lama mobil itu mulai bergerak dan menghilang di belokan gerbang rumahnya. Alyssa lalu bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.
***********
"Assalamualaikum bu anissa." sapa alyssa saat melihat rekan kerjanya yang sedang berjalan ke koridor.
"Waalaikumsalam bu alyssa." yang dipanggil anissa pun membalas salam. mereka berjalan bersisisan.
"Al.." panggil anissa. biasanya mereka tidak memanggil dengan embel-embel 'ibu' jika sedang berdua saja atau sedang diluar sekolah, karena mereka seumuran.
Alyssa menghadap ke temannya itu. raut wajah anissa terlihat bingung . alyssa sendiri tidak tahu dengan perubahan wajah anissa.
"Aku mau curhat." ucap anissa lirih. tapi anissa meminta kalau habis pulang sekolah saja.
Sekolah sudah sepi. anak-anak sudah pulang ke rumahnya masing-masing. begitupun dengan para guru, hanya ada beberapa yang masih tersisa diruang guru.
"Pak Kevin, saya duluan ya." alyssa pamit ke salah satu rekannya yang terdekat. namun hanya dibalas senyum tipis oleh laki-laki iyu. alyssa bingung, biasanya rekannya itu tidak bersikap dingin seperti ini. tapi alyssa mencoba untuk berpikir positif saja.
----
"Al, aku bingung. ada yang ngajak aku ta'aruf." anissa bergumam lirih lalu menundukkan kepala.
"Terus?" tanya alyssa
"Aku bingung harus terima atau enggak. di satu sisi ada orang yang aku sukai."
Alyssa tersenyum. "Kenapa kamu ngga terima aja dulu permintaan ta'arufnya. toh baru ta'aruf kalau tidak cocok bisa batal , kalau cocok ya dilanjut."
"Tapi bagaimana dengan orang yang aku sukai itu?" tanya anissa. dia menatap lekat wajah alyssa untuk menanti jawaban selanjutnya.
"Kamu yakin kalau dia suka kamu?"
Anissa menggeleng.
"Kamu yakin kalau dia bakal ngelamar kamu?"
Anissa kembali menggeleng.
"Ya sudah kalau kamu masih ngarep sama dia kenapa ngga dilamar aja." Ucap alyssa dengan entengnya.
"Gila kamu yang benar saja. aku ini wanita!"
"Bunda Khadijah saja berani melamar Rasulullah." lanjut alyssa lagi
"Tapi ini kan indonesia, apalagi aku orang jawa yang terkesan 'pemalu'. tradisi kami laki-laki lah yang datang untuk melamar wanita."
Alyssa tersenyum dan menggenggam tangan anissa. "kenapa ngga coba ta'aruf aja dulu. siapa tau aja kan cocok."
"Aku iri denganmu al,. kamu bisa menikah dengan orang yang kamu cintai."
"Menikah dengan orang yang kita cintai, mungkin dambaan setiap orang. tapi jika akhirnya tidak, bisa aja kan kalau nama kamu yang dia sebutkan dalam setiap doanya." alyssa diam sejenak. lalu melanjutkan "ada 3 macam Allah menjawab doa hamba-Nya. yang pertama. Ya Aku mengabulkannya, yang kedua tunggu aku ingin lihat usahamu, dan yang ketiga tidak aku punya sesuatu yang lebih baik dari yang kau pinta. percayalah nis, kalau Allah tau yang mana yang terbaik untuk hambanya."
Wajah anissa kembali cerah seperti biasa. lalu memeluk alyssa "Makasih ya al, aku benar-benar beruntung bisa kenal dengan orang baik seperti kamu." Ucap anissa.
"Orang baik juga punya masalalu nis." alyssa tersenyum dan mereka pun tertawa bersama.
Hati anissa sudah lega, karena dia sudah menceritakan apa yang mengganjal dihatinya. sekarang anissa tau mana yang harus dia lakukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halal
Spiritual10 tahun lamanya Alyssa Nazilatun Ni'mah memendam cinta dalam diam. merajut rindu dalam doa dan terang-terangan memohon kepada Allah untuk menjadikan Mohammad Zidan Aiman Naza untuk menjadi takdirnya. siapa sangka garis takdir keduanya saling terik...