14

20 8 0
                                    

Flashback On

Zidan tak konsentrasi dengan pekerjaannya. Sekarang jam dinding diruangannya sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB, Namun zidan tak ada niat sama sekali untuk pulang kerumah.

Bayangan alyssa diantar pulang oleh seorang laki-laki menari-nari dipelupuk matanya. Zidan tidak habis pikir dengan sikap alyssa. Berkali-kali zidan meremas tangannya sendiri untuk menahan emosinya. Sampai buku-buku tangannya itu memutih. Rahang zidan mengeras, dirinya benar-benar sudah terbakar api cemburu.

Zidan menyalakan kembali ponsel pintarnya yang tadi sempat di nonaktifkan. Dia tidak mau ada yang menganggunya saat ini. Setelah ponsel itu menyala, Muncul sebuah foto yang ia gunakan sebagai walpaper miliknya. Wajah yang sangat menenangkan dan terlihat polos. Zidan ingat foto itu diambil diam-diam saat alyssa sedang tidur.

Kemudian muncul pemberitahuan kalau ada beberapa missed called dari alyssa. Zidan mengusap wajahnya frustasi. Kalau saja zidan tidak ingat kebiasaan alyssa yang selalu menunggunya pulang, Mungkin saat ini dirinya lebih baik menginap di kantor. dengan malas zidan menyambar jas kerjanya yang disampirkan dibelakang kursi, Lalu berjalan untuk pulang.

Zidan melihat sekeliling kantornya yang sepi. Lampu-lampu ruang kerja sudah dimatikan. Namun ada satu ruang kerja yang masih menyala, Yaitu ruang kerja milik veronika. Zidan berjalan mendekat ke ruangan itu, untuk memastikan apakah veronika masih ada diruangan atau tidak.

Zidan terkejut saat mendapati veronika yang tengah mabuk diruangannya. Kepala veronika diletakkan diatas meja, Dia sudah mabuk berat. Zidan menahan lengan veronika saat veronika ingin meminum itu lagi. Zidan meraih botol minuman itu lalu membuangnya ke tong sampah.

Veronika marah menyadari dirinya sedang diusik. Dia menghampiri zidan namun seketika badannya itu limbung dan jatuh ke lantai. Buru-buru zidan membangunkannya.

Zidan memapah vero untuk menuju mobilnya. Bar bagaimanapun juga zidan tidak tega kalau veronika pulang menyetir sendiri. Dia takut kalau terjadi sesuatu kepada rekan kerjanya itu.

Zidan bingung harus mengantar veronika kemana. Selama ini dia tidak pernah tahu dimana tempat tinggal gadis itu. Dilihatnya veronika yang berada disebelahnya, Gadis itu memejamkan mata. Kesadarannya sama sekali tidak ada. Zidan ragu menanyakan alamat kepada veronika. Zidan ada ide saat mobilnya melewati gerbang kantor, Disana ada seorang security yang sedang bertugas di pos. Zidan menanyakan dimana tempat tinggal Veronika. Siapa tahu saja kalau security itu tahu pikir zidan.

Dan benar, Zidan bersyukur karena security itu tahu dimana tempat tinggal veronika. Menurut cerita, Security itu pernah mengantarkan beberapa file pekerjaan milik veronika ke tempat tinggalnya. Lalu security itu menyebutkan alamat salah satu apartemen mewah di daerah jakarta.

Dengan susah payah zidan membawa veronika ke apartemennya. Dia memapah veronika yang kesadarannya itu entah pergi kemana. Setelah diketahui kalau dirinya berada di depan kamar bernomor 255, Zidan mencoba menyadarkan veronika karena dirinya tidak tahu password pintu itu. tangan vero terulur untuk menekan beberapa nomor yang sudah dia hafal diluar kepala, Seketika pintu terbuka.

Zidan membaringkan veronika di sofa ruang tamu, Dia membiarkan pintu apartemen terbuka agar tidak timbul fitnah. Zidan membalikkan badannya untuk segera pulang. Tapi, sedetik kemudian tangannya itu ditarik oleh veronika.

"Jangan pergi,dan. Aku mencintaimu."

Zidan kaget dengan gumaman veronika, Namun dia tidak begitu menghiraukan perkataan vero karena dirinya tengah mabuk.

Zidan tambah terkejut saat tiba-tiba veronika memeluknya. Reflek, Zidan mendorong veronika hingga terjatuh.

"Aku Cinta Kamu,Dan." Veronika membuka kemeja berwarna navy yang dipakainya. Zidan beristigfar lalu membuang pandangannya ke arah lain.

Kekasih HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang