4

32 10 0
                                    

Now...

Alyssa berjalan mendekati suaminya yang sedang memakai baju kantornya. hari ini dia harus menjalani kehidupan seperti biasa karena cuti setelah menikah sudah habis. hanya statusnya saja yang sudah berubah, yaitu menjadi sepasang suami istri. alyssa bertekat unntuk berusaha menjadi istri yang baik untuk suaminya.

"Biar al bantu, kak." alyssa mengambil alih dasi yang dipegang suaminya. dan melingkarkan dasinya ke leher suaminya dan langsung membentuknya.

Zidan hanya tersenyum melihat tingkah istrinya itu. dalam hati zidan bersyukur karena perhatian alyssa.

"Dan selesai." Alyssa tersenyum ke arah zidan. dan zidan mengucapkan terimakasih kepada istrinya itu.

"Ka, boleh aku minta sesuatu?" ada perasaan tidak enak saat alyssa mengucapkan itu. namun kejujuran adalah salah satu fondasi utama dalam pernikahan.

Kening zidan mengkerut, lalu kepalanya mengangguk.

"Jadilah seorang pengacara yang bersih. jangan hanya membela yang kuat dan mengabaikan yang lemah. jadilah penegak kebenaran, karena selamanya kebenaran adalah kebenaran." alyssa diam sejenak, lalu melanjutkan kalimatnya.

"Demi Allah, aku masih bisa menahan lapar dari pada menerima nafkah yang tidak halal."

Selama ini alyssa berpikir kalau pengacara itu adalah salah satu profesi yang riskan. dia takut kalau suaminya membela seseorang yang salah. dan malah menentang kebenaran.

"Demi Allah, kakak juga tidak akan membiarkan istri kakak kelaparan. Insya Allah, kakak bekerja di jalan-Nya." zidan menangkupkan kedua tangannya ke wajah mungil istrinya itu.

"ich liebe dich" gumam zidan.

Alyssa yang mendengar suaminya berkata seperti itu tersenyum. dia yakin kalau pipinya itu sudah memerah.

"Senyum-senyum, emang tau artinya?"

Alyssa mengangguk, "Aku cinta kamu, kan ?"

"Aku cinta kamu juga." Zidan tersenyum bahagia telah mengoda istrinya itu. zidan melihat wajah alyssa yang memerah karena ulahnya.

"Genit banget sih suami aku." Alyssa mencubit pipi suaminya itu. zidan merintih kesakitan, sedangkan alyssa yakin kalau cubitannya itu tidak berarti apa-apa untuk sang suaminya itu.

"kamu mau kakak laporin ke komnas HAM atas tuduhan KDRT ?"

"Huh susah kalau sama pengacara, apa-apa nuntut." alyssa berdecak kesal. zidan yang mendengar terkekeh geli.

*******

Alyssa mengedarkan pandangannya ke anak muridnya. saat ini sedang ada perayaan hari ibu di sekolahnya itu. dia ditugaskan untuk menjaga ruang I untuk salah satu lomba di perayaan itu. anak-anak didiknya itu sibuk melukis, ada yang membuat karangan, dan ada juga yang latihan menyanyi. semuanya berkaitan dengan 'IBU'. juara 1,2, dan 3 akan ditampilkan dipuncak acara perayaan.

Namun saat itu pandangannya dia fokuskan ke salah satu anak didiknya yang bernama luna. waktu sudah berjalan selama 30 menit, namun anak itu sepertinya belum melakukan apa-apa. lalu alyssa menghampirinya.

"Hai Luna, Luna mau buat apa sayang?" Tanya alyssa. tangannya mengelus kepala anak itu.

"Mau buat karangan, bu. tapi luna bingung."

"Buat aja karangan bagaimana ibu luna sehari-hari."

Luna mengangguk. lalu dia meminta izin kepada alyssa untuk pergi ke toilet. alyssa pun mengizinkan.

Lama, anak itu belum juga kembali dari toilet. alyssa sedikit khawatir kepadanya. dia berniat untuk melihatnya takut terjadi sesuatu.

Alyssa melihat seorang anak kecil dengan pakaian putih merah sedang menangkupkan wajahnya di kedua lututnya. dia yakin kalau itu adalah luna, anak didiknya. tapi langkahnya terhenti saat alyssa mendengar suara isakan tangis dari anak itu. dengan cepat alyssa langsung menghampirinya.

Kekasih HalalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang