10 tahun lamanya Alyssa Nazilatun Ni'mah memendam cinta dalam diam. merajut rindu dalam doa dan terang-terangan memohon kepada Allah untuk menjadikan Mohammad Zidan Aiman Naza untuk menjadi takdirnya. siapa sangka garis takdir keduanya saling terik...
Sudah seminggu alyssa merawat mamahnya. Setiap pulang dari mengajar Alyssa menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah mamahnya. Dia bersyukur, Zidan mengizinkannya. Alhasil sekarang kondisi mamahnya sudah baikan.
Alyssa memegangi perutnya yang terasa sakit, Dia meringis kesakitan. Seperti ada yang menusuk-nusuk isi perut itu. Wajahnya pucat dan keringat mengalir di dahinya. Dia tersadar, Kenapa dia merasakan sakit itu. Semenjak dia merawat mamahnya makannya tidak teratur, ditambah lagi semenjak pagi tadi sampai tengah hari ini, perutnya sama sekali belum terisi makanan.
Alyssa merogoh tasnya mengacak-acak agar mendapatkan sesuatu yang dia butuhkan. Namun, nihil. Dia lupa untuk memasukan obat saat perutnya sakit seperti itu.
"Nyari apa Al?" Tanya anissa yang melihat alyssa tengah sibuk mengacak-acak isi tasnya. saat itu mereka sedang menunggu angkot untuk pulang kerumah masing-masing.
"Obat maag, Nis."Ucap alyssa lirih. Dia menggigit bibir bawahnya untuk menahan sakit.
"Ya ampun, muka kamu pucat banget al, Obat apa yang biasa kamu minum biar aku beli di warung." Anissa melangkahkan kakinya untuk kewarung yang tidak jauh dari halte sekolah, Namun alyssa mencegahnya.
"Obat yang aku minum dari dokter nis, kamu kan tahu maag aku sudah parah."
Anissa gelisah melihat alyssa menahan sakit seperti itu. Dia mengamati sekitar, tidak ada tanda-tanda angkot akan segera muncul. Padahal alyssa harus buru-buru pulang untuk meminum obatnya. Senyum anissa terlihat saat dia melihat sebuah mobil melitas didepan mereka. Anissa melambaikan tangannya.
"Ada yang bisa saya bantu? Tanya si pengemudi mobil saat kaca mobilnya terbuka.
"Pak Kevin, Bisa antarkan bu alyssa pulang kerumah ? maagnya kambuh."
Alyssa terkejut mendengar ucapan anissa barusan. Berdua dengan laki-laki dimobil? Itu bukan pilihan yang baik. Apalagi sekarang dirinya sudah bersuami, takut menimbulkan fitnah.
Anissa yang tau sifat alyssa langsung mengintrupsikan "ngga apa-apa al, aku gak tega liat kamu kesakitan gini. Lagian kalian berdua ngga ngapa-ngapain."
Alyssa merasakan sakit di perutnya semakin menjadi-jadi. tangannya masih meremas perutnya untuk menahan sakit. sesekali dia meringis. kemudia dia memasuki mobil pak kevin lalu pamit kepada anissa. Dalam hati dia berdoa semoga Allah menjauhinya dari segala macam fitnah.
"Kok maagnya bisa kambuh sih bu? memangnya suaminya tidak mengingatkan makan?" Kevin mulai bersuara.
Memangnya kerjaan kak zidan cuma ingetin aku makan aja apa? Tugasnya kan banyak jawab Alyssa dalam hati.
"Suami saya sibuk." Jawab alyssa singkat.
"Kalau saya jadi suami ibu sih, sesibuk apapun kerjaan saya istri tetap nomer satu."
Alyssa semakin meringis. Apa rekan kerjanya ini sekarang sedang membanding-bandingkan dirinya sendiri dengan sang suami? Pikir Alyssa. Alyssa memutar bola matanya jengah.
Mobil kevin tiba didepan pagar rumah alyssa. Alyssa langsung melepas sabuk pengaman.
"Terima Kasih ya pak." Ucap alyssa tulus. Kevin hanya tersenyum. "Maaf tidak disuruh mampir, Suami saya sedang tidak ada dirumah."
Alyssa langsung turun dari mobil kevin dan langsung memasuki rumah. Disisi lain, Zidan memegang kuat-kuat stir mobilnya. Buku-buku tangannya sampai memutih. lalu dia memukul stir itu dengan kuat. Dia tidak habis pikir, Bagaimana bisa alyssa diantar dengan seseorang laki-laki. Apa kalau zidan tidak menjemputnya, Setiap hari selalu seperti itu?
"Aaaaaaarggg..." Erang zidan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.