10 tahun lamanya Alyssa Nazilatun Ni'mah memendam cinta dalam diam. merajut rindu dalam doa dan terang-terangan memohon kepada Allah untuk menjadikan Mohammad Zidan Aiman Naza untuk menjadi takdirnya. siapa sangka garis takdir keduanya saling terik...
"Kamu yakin dan mau mengundurkan diri dari klien itu?" Tanya Veronika yang tidak habis pikir dengan jalan fikiran zidan. zidan hanya mengangguk mantap.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tapi kalau kamu bisa menyelesaikan kasus ini, karier kamu cemerlang. nama kamu akan dikenal seluruh indonesia sebagai pengacara kondang." veronika masih keukeuh dengan pendiriannya.
"Siapa yang jamin? lagi pula setelah saya selidiki lagi kasusnya, bahwa dialah yang bersalah. kamu tahukan prinsip saya? saya ngga akan mau mebela orang yang bersalah." Zidan masih keras kepala."
"Prinsip itu lagi. yang pentingkan kamu dibayar, dan. benar atau salah klien itu pasti kita benarkan. apalagi sekarang kamu sudah menikah, mau kamu kasih makan apa istri kamu? kalau aku jadi istri kamu sih aku lebih baik menerima uang yang banyak. bodo amat deh dengan klien."
zidan menggeleng, "Rezeki sudah ada yang mengatur. itu kamu tapi bukan istri saya." ucap zidan dengan sarkastis. "Saya akan nafkahin istri saya dengan uang halal."
Zidan keluar dari ruangan rekan kerjanya itu. dan kembali keruangannya.
Disisi lain veronika sudah kesal dengan sikap keras kepalanya zidan. dia hanya ingin memberikan masukan yang terbaik untuk zidan. apa salah kalau dia ingin zidan menjadi pengacara terkenal.
Dan lagi, secara tidak langsung zidan sudah membanding-bandingkannya dengan istrinya itu. untuk mengetahui kalau zidan sudah menikah, itu cukup membuatnya patah hati, ditambah sekarang zidan malah membela istrinya. veronika penasaran seperti apa istri yang dibangga-banggakan zidan itu. dia yakin istri zidan tidak lebih baik dari dirinya. apapun akan dia lakukan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
Seorang laki-laki paruh baya masuk ke dalam ruangan zidan. zidan yang tersadar akan kehadiran seseorang diruangannya pun langsung menghampiri orang yang dia tuakan itu.
"Udah dan ngga usah difikirin. om hormati keputusan prinsip kamu." laki-laki itu menyentuh bahu zidan lalu menepuk-nepuknya. dia paham dengan sifat zidan, karena bagaimanapun zidan itu adalah anak dari temannya.
"Oh iyaa dan, om minta kamu selidiki kasus tentang perebutan tanah. om sudah pelajari kasus itu sedikit, tapi om harus pergi ke Amerika untuk pengobatan istri om. Bagaimana??"
Zidan mengangguk. om pemilik kantor ini mengerti benar dengan sifatnya. dia tahu kasus apa yang harus zidan tangani.
Pulang kantor wajah zidan terlihat kusut karena masalah pekerjaannya. ditambah lagi jalanan ibu kota yang macet. lengkap sudah penderitaan zidan hari ini.
Ketika sampai di depan pintu rumah, dia langsung mengetuk pintu itu. rasanya saat ini dia ingin cepat-cepat berendam dan menghilangkan segala penatnya. tidak lama kemudia alyssa muncul dari balik pintu dengan senyum terukir diwajahnya.
Zidan menatap alyssa lekat. beberapa detik pandangannya tak lepas dari wajah alyssa. malam ini alyssa begitu cantik menurutnya. rasanya beban pekerjaan dan macet yang dialaminya hari ini, semua lenyap begitu saja karena melihat wajah sang istri.