Alyssa keluar dari sekolah lalu berdiri di depan halte untuk menunggu angkot yang lewat. Wajahnya terlihat lesu dan tidak bersemangat. Kalau alyssa tidak memikirkan anak didiknya, Mungkin saat ini dia masih mengurung diri di kamarnya.
"Al.." Alyssa mendengar ada seseorang yang memanggilnya. Dia paham suara itu. Bukannya menghampiri, Alyssa malah berjalan menjauh. Secepat mungkin dia berjalan agar dirinya tidak terkejar. Sedangkan orang itu terus mengejar alyssa dan memanggilggil namanya. Dia mempercepat jalannya, bahkan setengah berlari untuk mensejajarkan tubuhnya dengan alyssa. Ketika dia sudah sampai di belakang alyssa, Dia memegang tangan alyssa. Ketika dapat, ditariknya tangan itu agar alyssa menghadapnya.
"Katanya kamu minta penjelas-"
"Ngga perlu. Semuanya sudah cukup jelas." Alyssa memotong ucapan zidan. Mata alyssa menyiratkan kesedihan.
"Al, ngga usah kaya anak kecil gini deh."
"Oke berarti kakak menikah dengan anak kecil. Dan kakak tahu? Anak kecil juga bisa nangis kalau mainannya diambil. Apalagi suaminya." Bukannya menenangkan Alyssa, Zidan malah terkekeh. Dua sudut bibirnya berkedut menahan tawa. Alyssa semakin kesal dibuatnya. Alyssa mulai berpikir kalau zidan menganggap perasaannya tidak berarti apa-apa.
"Oke anak kecil, Sekarang bisa ikut kakak." Zidan menarik tangan alyssa lalu alyssa meringis. Tagan zidan mencengkram tangannya dengan kuat. Sebisa mungkin alyssa melepaskan tangannya itu. Namun nihil, Tenaga zidan lebih kuat daripada dirinya.
Alyssa hanya pasrah saat zidan memasukkannya kedalam mobil. Dia melihat tangannya yang sudah memerah karena ulah zidan. Merah ditangannya itu mungkin sebentar lagi akan menghilang, Namun alyssa tidak tahu kapan luka dihatinya itu akan hilang.
Suasana di mobil hening. Tidak ada yang memulai obrolan diantara mereka. Mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Alyssa melihat handphone zidan berdering, sudut matanya melirik zidan yang tengah memasang earphone ke telinganya.
"Hallo, Iya Waalaikumsalam."
"............"
"Sebentar lagi, Say."
Deg!
Jantung alyssa seakan lolos dari tempatnya. Nafasnya terhenti sejenak, Lalu dia beristighfar dalam hati.
Say? Sayang maksudnya? Bahkan kakak bisa memanggil wanita lain dengan sebutan itu di depan aku. Ujar alyssa dalam hati.
"Kenapa Kakak bawa aku kesini? Kakak mau bunda tau kalau kita sedang berantem?" Tanya alyssa saat mobil zidan berhenti disebuah pagar rumah bunda mertuannya. Zidan tak menjawab pertanyaannya alyssa dan langsung memasuki mobil ke halaman rumah yang cukup luas setelah satpam membukakan pagar untuknya.
Zidan memakirkan mobilnya ke garasi. Lalu mengajak alyssa untuk turun. Awalnya alyssa menolak, Namun dia tidak ingin kalau ibu mertuanya tahu apa yang sedang terjadi terhadap mereka.
Zidan mengetuk pintu, Sedangkan alyssa berdiri dibelakannya. tak lama kemudia muncul seorang wanita paru baya yang terlihat masih cantik. Wajah itu mengingatkan Alyssa dengan zidan. karena wajah ibu mertuannya itu memang mirip dengan suaminya tapi versi wanita.
Zidan mengucapkan salam kepada bundanya dan langsung dibalas sebuah pelukan. Bundanya itu sangat sangat merindukan zidan. Zidan mengecup punggung tangan bundanyasaat pelukannya terlepas.
"Dan, kamu gemukan setelah menikah." Ujar bunda Jihan kepada zidan lalu melirik alyssa yang berada di belakang zidan. Bunda jihan tersenyum kepada menantunya itu. Melihat senyum itu, Alyssa merasa kalau masalahnya lenyap entah kemana. Wajah ibu mertuannya sangat menyejukkan dan menenangkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kekasih Halal
Spiritual10 tahun lamanya Alyssa Nazilatun Ni'mah memendam cinta dalam diam. merajut rindu dalam doa dan terang-terangan memohon kepada Allah untuk menjadikan Mohammad Zidan Aiman Naza untuk menjadi takdirnya. siapa sangka garis takdir keduanya saling terik...