20 - (?)

33.2K 4.8K 1.2K
                                    

❥ Follow instagram : @virda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow instagram : @virda.aputri dan bayi-bayi aku : @caka.elvano @alanagioni @alvarez_atmaja @zealakeisha @bilal.aditama

Vote dan komen di setiap paragraf biar kiyod

❤︎❤︎❤︎

(Alur part ini aku percepat, bacanya pelan-pelan aja)

Malam hari tepat pukul dua belas malam, Caka tidak bisa tidur meski ia berusaha untuk memejamkan kedua matanya. Cowok itu memilih duduk di kursi depan rumah seraya menatap langit malam.

Melamun, mengosongkan pikiran seraya menarik napas dan menghembuskannya kuat-kuat adalah cara Caka menghilangkan rasa sesak di dadanya.

Kegiatan Caka yang melamun seraya memandangi langit terusik mendengar suara motor sang adik memasuki pelataran rumahnya. Cowok itu sudah lelah menasihati kala melihat sang adik selalu pulang selarut ini. Sudah bisa Caka tebak ia usai berkumpul dengan teman-teman geng motornya.

"Pulang malam terus lo," tegur Caka.

"Suka-suka gue," balas Saka sekenanya. Tidak langsung masuk, ia memilih untuk duduk di samping abangnya. "Punya rokok?" tanya Saka.

"Nggak."

"Pelit banget!" sungutnya.

"Lo masih bocah, nggak usah aneh-aneh."

"Emang lo bukan bocah? Lo juga kali."

Caka memukul pelan kepala Saka. "Gue lebih tua dari lo!"

"Sama aja! SMP atau SMA nggak boleh merokok."

Caka diam kali ini. Ia malas berdebat karena ucapan Saka tidak salah. Keduanya saling diam, Saka melirik abangnya yang begitu betah memandangi langit. "Bang," panggilnya.

"Hum?"

"Cewek cerewet yang cantik itu apa kabar?" tanyanya.

Caka melirik Saka dengan dahi mengerut. "Siapa?"

"Itu yang suka lo, yang kejar-kejar lo. Dia cantik banget. Kalau lo nggak mau sama dia, boleh buat gue nggak?"

"NGGAK!" tegas Caka. "Enak aja, dia punya gue. Lagian juga dia mana mau sama bocah? Lo itu masih SMP, fokus belajar aja." Entah sadar atau tidak, yang jelas Caka hanya refleks mengatakan bahwa Alana punya dia.

"Punya lo? Terus ke mana sekarang? Kok nggak pernah kelihatan lagi?"

Sudut bibir Caka naik, ia membanting punggungnya sendiri untuk bersandar. Tatapan Caka menjadi kosong, "Pergi jauh. Gue suruh pergi."

"Aneh! Katanya punya lo, tapi disuruh pergi." Saka beranjak untuk masuk ke dalam rumah meninggalkan Caka sendiri di kursi depan. Caka jarang sekali bicara, sekalinya bicara ucapannya selalu rumit dan susah dimengerti.

Strawberry Cloud [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang