21 - Pretty Cloud

34K 5K 3.1K
                                    

❥ Follow instagram : @virda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow instagram : @virda.aputri dan bayi-bayi aku : @caka.elvano @alanagioni @alvarez_atmaja @zealakeisha @bilal.aditama

Vote dan komen di setiap paragraf biar kiyod

❤︎❤︎❤︎

𝘼𝙛𝙩𝙚𝙧 𝙃𝙤𝙪𝙧𝙨 - 𝙏𝙝𝙚 𝙒𝙚𝙚𝙠𝙣𝙙
𝙐𝙨𝙖𝙞 - 𝙏𝙞𝙖𝙧𝙖 𝘼𝙣𝙙𝙞𝙣𝙞

❤︎❤︎❤︎

"Nggak usah ikut campur urusan gue! Sana pergi!" usir gadis yang tidak Caka ketahui siapa namanya.

"Don't do anything crazy."

"Ngapain lo peduli! Kita nggak saling kenal! Lo nggak tahu apa yang gue rasain!"

Caka menggaruk kupingnya karena merasa berisik dengan teriakan gadis asing itu. Caka melangkah dengan santai untuk mendekatinya. "Jangan mendekat atau gue bakal lompat saat ini juga!" ancam gadis itu.

Caka seolah tuli dengan ancamannya. Ia terus melangkah mendekat, kemudian naik untuk berdiri di pembatas atap untuk berdiri di samping gadis itu. Ia memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Wajah tanpa ekspresi Caka tertunduk melihat ke bawah. Cukup tinggi. Gedung International High School memang setinggi itu. Jika terjun pun sudah pasti hanya tinggal nama.

"Apa yang lo lakukan sekarang!"

Caka mengeluarkan salah satu tangannya dari saku untuk menunjuk dasar gedung, santai ia menjawab, "Bayangin tubuh gue di bawah sana sambil berlumuran darah."

Gadis asing itu membelalak tidak percaya dengan ucapan Caka. Ia merasa terhina, membuat emosi yang awalnya meledak-ledak sirna begitu saja. Alhasil tangis yang awalnya terjeda, kini kembali pecah. Tangis itu semakin keras, ia meluapkan emosinya.

Caka melirik name tag di seragam gadis itu. "Nadir Kamaya," ucap Caka tak sadar membaca namanya. Mata Caka dan mata berair Nadir bertemu. "Artinya berharga," tambah Caka singkat.

Nadir mengusap kasar air mata yang mengalir di kedua pipinya. Dia memperhatikan Caka yang kembali bungkam. Caka cukup tenang, bahkan ekspresinya tidak berubah sejak ia menginterupsi Nadir di atap. "Lo lihat awan itu." Caka menunjuk awan di atas langit biru.

Nadir mendongak, dan ia takjub melihat langit yang siang itu sangat cerah dan indah. Dada Nadir yang sesak tiba-tiba terasa lega. "Setiap jam, menit, dan detik, bentuk awan selalu berubah. Lo nggak penasaran sama bentuk awan besok? Hidup ini memang memuakkan, tapi setidaknya lo harus bertahan demi hal sekecil apa pun termasuk buat lihat bentuk awan keesokan harinya."

Setelah mengatakan itu, Caka turun dari pembatas atap. Ia melirik Nadir sebelum keluar dari sana. "Kalau mau terjun tunggu gue pergi dari sini. Gue nggak mau dituduh bunuh orang lagi," ujar Caka sebelum melanjutkan langkahnya untuk pergi dari sana.

Strawberry Cloud [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang