05 - 6/9

36.7K 5.9K 3.5K
                                    

Follow instagram for spoiler etc: @virda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow instagram for spoiler etc:
@virda.aputri @caka.elvano @alanagioni @alvarez.atmaja @bilal.aditama @zealakeisha

Don't forget to follow my wattpad account ❣︎

❤︎❤︎❤︎

♪ Chances - Thuy
♪ NVMD - Denise Julia

Lapangan basket indoor dipenuhi dengan banyak murid yang sedang melakukan olahraga. Hari Rabu adalah jadwal olah raga kelas Caka dan Alana. Kebetulan sekali jadwalnya sama. Guru olah raga kelas X dan XI berniat untuk melakukan olahraga atletik bersama karena hari itu hanya melakukan games.

Berbeda dengan Alana yang terlalu bahagia bisa satu jam pelajaran bersama Caka, Caka sendiri tampak dingin dan tidak peduli. Rupanya tak hanya Alana yang merasakan butterfly effect, siswi di kelas Alana merasakan hal yang sama karena bisa satu jam pelajaran dengan ABC.

"Games olah raga atletik kali ini mengutamakan kerja sama tim," ujar guru olah raga.

Alana semakin bahagia. Ia berjalan mendekati Caka dan berdiri di sampingnya seraya tersenyum malu-malu.

"Alana, kenapa kamu tiba-tiba pindah di sebelah Caka?" tanya guru olah raga bingung.

"Kata Bapak mengutamakan kerja sama tim? Tim saya Kak Caka, Pak."

Alvarez memutar bola matanya muak, sedangkan murid lain sudah menyoraki. Bilal yang berdiri di samping Alvarez tidak berhenti melirik interaksi keduanya. Alana yang malu-malu, sedangkan Caka yang acuh tak acuh. Bilal sempat bingung dan bertanya-tanya, apakah Alana tidak ingat semalam ia menangis karena ulah Caka? Terbuat dari apa hati gadis itu?

"Ayo kembali ke posisi kamu. Bapak yang tentukan kamu satu tim dengan siapa," titah guru olah raga.

Alana berdecak, ia kembali pada posisinya yang berdiri di samping Lala.

"Di tangan Bapak sekarang ada dua botol yang di dalamnya sudah ada gulungan kertas bernomor. Masing-masing kelas Bapak beri satu botol. Yang nomornya sama, kalian satu tim dalam games. Tiap tim terdiri dari laki-laki dan perempuan. Agar adil."

"Silakan diambil nomornya."

Alana mencuri pandang ke arah Caka. Kertas yang ada di dalam botol sudah dibagikan. Dalam hati Alana berdoa agar ia satu tim dengan Caka. Kalaupun nanti ia tidak satu tim karena nomornya berbeda, Alana akan menukar nomor yang ia miliki dengan siapa pun itu. Teman sekelasnya tidak mungkin menolaknya.

"La, lo dapat nomor berapa?" tanya Alana seraya mengintip nomor milik Lala.

"Nomor enam, Lan."

"Gue sembilan."

"Semoga kamu satu tim bareng Kak Caka. Fighting!" Kedua tangan Lala mengepal di udara untuk memberi semangat sahabatnya.

Guru olahraga mulai menyebutkan nomor dari angka satu. Alana semakin tidak sabar untuk mengetahui siapa timnya di dalam games ini. Matanya tidak berhenti menatap Caka yang hanya menundukkan pandangan memperhatikan kertas bertuliskan nomor di tangannya.

Strawberry Cloud [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang