50 - Nusa Penida

26.5K 4.4K 5.3K
                                    

Voteeee sebelum bacaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Voteeee sebelum bacaaa. Komennnnn. Jangan jadi silent readers. Nanti aku ga update setahun~

Btw part ini ada hidden partnya ya~ dibacanya sebelum kelen baca versi wattpadnya. Jangan sesudahnya biar nyambung okew. Yang nggak beli bisa langsung baca. Isokey isokey.

Kemarin ada yang tanya, apa hidden part ada hubungannya sama alur ceritanya? Dari part 48 ada hubungannya~ kalo baca hidden partnya juga pasti lebih paham soalnya lebih lengkap. Tapi untuk yang umurnya dibawah 18 disarankan baca di wattpad aja cukup. Dengan vote komen udah senang sekali aku.

❤︎❤︎❤︎

Jum'at pagi, Alvarez, Zea, dan Dhaziell yang pertama sampai di Bandara. Alvarez hanya membawa ransel ukuran cukup besar, sedang Zea membawa koper kecil. Hubungan Alvarez dan Zea mulai membaik meski mereka belum meresmikannya lagi. Kata mantan tapi sayang masih berlaku untuk keduanya. Mantan tapi masih posesif, mantan tapi masih perhatian, dan mantan tapi masih saling klaim. Kisah keduanya cukup rumit, itu kenapa penulis enggan menceritakan di sini, baca sendiri aja di novel Alvarez oke. #bercandatapibeneran #iklansatuparagraf

"Kak Ziell. Kenalin, dia Zea," ucap Alvarez kepada Dhaziell.

Dhaziell tersenyum ramah ke arah gadis yang Alvarez bawa, keduanya bersalaman sebentar dengan saling menyebut nama satu sama lain. Dhaziell melirik Alvarez dan menggodanya, "Pacar lo?" tanya Dhaziell.

"Bukan, mantan," balas Alvarez santai.

"Lo beneran mantan Alvarez?" Dhaziell memastikan sendiri dengan bertanya langsung kepada Zea.

Zea menggaruk kepalanya dan mengangguk membenarkan. Dhaziell takjub, "Akur, ya, sama mantan?" herannya, "kok mau diajak Alvarez ke Bali? Kan udah mantan?" Ziell cukup penasaran dengan hubungan unik Alvarez dan gadis mungil nan polos yang berdiri canggung di samping Alvarez itu.

"Dipaksa suruh ikut, terus bilang ke tante aku ada kegiatan kuliah. Tante tahu Kak Alvarez senior Zea, Kak Ziell. Makanya diizinin sama tante," jujur Zea.

Dhaziell tergelak, "Parah lo, Al."

Alvarez cuek, cukup gemas kenapa Zea harus sejujur itu di depan Dhaziell. Ia melirik Zea yang memeluk dirinya sendiri karena udara pagi yang begitu dingin. Alvarez berdecak dan membuka jaketnya, kemudian menyampirkan di pundak Zea agar gadis itu tidak kedinginan. Ketus dia berucap, "Kebiasaan banget nggak pakai jaket. Udah tahu dingin."

"Keburu, Kak. Kamu bilang suruh cepetan, aku bangun telat."

Dhaziell gemas melihat interaksi Alvarez dan Zea. Ia yang memang suka usil melirik Zea, "Kalau Alvarez nggak buruan tembak lo lagi, bilang gue, ya? Gue mau sama cewek cantik polos kayak lo. Tipe gue banget," ucap Dhaziell tepat di depan Alvarez.

Alvarez melirik sinis Dhaziell, dia mendekat dan berbisik. "Lo memang udah gue anggap saudara, tapi kalau berani macam-macam rebut mantan gue dari gue. Kalau tiba-tiba lo mati keracunan, yang kasih racun gue," bisik Alvarez mengarah pada ancaman.

Strawberry Cloud [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang