57 - He's Crazy

23.1K 3.7K 5.1K
                                    

Vote dulu ya sebelum baca 💗 komen di setiap paragraf biar gemes 🌷💗 happy reading 🌹

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dulu ya sebelum baca 💗 komen di setiap paragraf biar gemes 🌷💗 happy reading 🌹

❤︎❤︎❤︎

Alana turun dari atas motor Caka. Lelaki itu membantu melepas helm yang melekat di atas kepala Alana. Sedari pagi Alana tampak antusias, senyumnya mengembang bak adonan donat. Kebahagiaan Alana menular kepada Caka.

"Senang banget?" tanya Caka.

"Aku nggak sabar ketemu papi, mami, sama Alano. Tahun kemarin mereka nggak pulang, sekarang mereka menetap di sini. Aku bahagia banget, Kak. Nggak sendirian lagi di rumah," ungkap Alana ceriwis.

Caka mengacak-acak rambut Alana gemas. Alana mendahului langkah Caka, meninggalkan Caka di tempat parkir Bandara yang sore itu padat sekali. "Alana, wait!" seru Caka berjalan keluar dari area parkir.

"Cepat, Kak!"

"Masih lima belas menit lagi. Kamu jangan lari, nanti capek."

Alana tidak mendengarkan, dia tetap berlari meninggalkan Caka di belakang. Menyaksikan punggungnya yang mulai menjauh. Caka memasukkan kedua tangannya pada saku Celana, ia bergeming. "Aku nggak suka lihat punggung kamu dari jauh gini."

Setelah menunggu lebih dari lima belas menit, akhirnya keluarga Alana keluar dengan membawa troli berisi tumpukan koper besar. Mata suntuk Alana melebar melihat keluarganya. Ia yang awalnya anteng duduk di samping Caka segera berdiri dan berlari untuk menghampiri Ando, Olivia, dan Alano.

Orang pertama yang dipeluk Alana adalah Olivia—maminya. Tak kuasa menahan kerinduan kepada putri semata wayangnya, Ando ikut berhambur memeluk Alana. Mereka berpelukan layaknya Teletubies.

"Mami, Papi, Alana kangen banget!" seru Alana.

Air mata mereka bertiga luruh. Terutama Ando yang begitu merindukan putrinya. Olivia yang merasa sesak pun memutuskan untuk keluar dari dekapan Ando. Memberikan Ando waktu untuk memeluk Alana seorang diri.

Olivia tersenyum begitu manis. Ia baru sadar akan kehadiran pemuda yang tampak kikuk tidak jauh dari mereka berada. Olivia lekas mengenali pemuda itu. Dia Caka, kekasih putrinya.

Caka berjalan menghampiri Olivia, kemudian menunduk untuk mencium punggung tangannya sopan, "Saya Caka, Tante," ucapnya mersik.

"Wah kamu kelihatan lebih tinggi dan ganteng aslinya, ya?" puji Olivia membuat Caka malu mendengarnya. "Alana banyak cerita tentang kamu. Akhirnya sekarang bisa ketemu langsung."

Ando dan Alana selesai melepas rindu. Alana minta dilepaskan karena sesak dipeluk begitu erat oleh papinya. Ando beralih menatap Caka, memperhatikan pemuda yang lebih tinggi darinya. Pemuda tampan berbadan atletis. Sejujurnya Ando cemburu karena putrinya sudah bisa mencintai laki-laki lain.

Strawberry Cloud [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang