just brother? 0.3

8.3K 338 3
                                    

🪐🪐🪐

Andra mengikuti Raffa yang naik tangga dengan terburu buru seperti dikejar setan, Raffa ingin masuk ke dalam kamarnya namun sesosok tangan menahan pintu kamarnya, ya itu Andra.

"Lo ngapain sih? Gila?"

"Kue nya bawa sini"

"Kenapa? Lo mau?"

"Nggak"

"Terus kenapa? Kalo mau ya beli sana!"

"Ck, kakak bilang bawa sini kue nya Raffa!"

"Kenapa sih? Dan lo kenapa nahan pintu kamar gw gini?"

"Itu kue udah basi"

"..."

Raffa terdiam kaku, apa katanya? Basi? Oh man yang serius saja lah, ini perut sudah meronta ronta ingin makan. Kue ini malah basi?

"Kasih kue nya ke kakak, kalo laper kakak bisa masakin buat kamu"

"Gak us--"

Terdengar sudah suara dari perut Raffa, Raffa hanya menunduk malu karna perut nya sudah berbunyi meminta di isi, Andra hanya tersenyum melihat Raffa yang menunduk

Akhirnya terduduklah Raffa di sebuah meja makan, dan Andra yang sedang memasak untuknya entah ia membuat apa, bodohnya Raffa ini tidak bisa memasak. Membuat telur dadar pun gosong, sungguh Raffa mengutuk dirinya yang bodoh ini.

Nasi goreng telah tersedia di atas meja makan, melihat nasi goreng yang begitu menggiur kan bagi Raffa, langsung saja Raffa melahapnya dengan napsu. Sedangkan Andra duduk berhadapan dengan Raffa dan melihat adiknya begitu semangat memakan nasi gorengnya.

Melihat makan Raffa yang belepotan tak segan segan Andra terkadang menyeka nasi yang menempel pada bibir Raffa. Dan jika Andra melakukan itu Raffa selalu terdiam sejenak, dan melihat Andra lalu lanjut memakan nasi gorengnya. Andra bahkan sedikit merasa gemas melihat adiknya sendiri.

Setelah selesai dengan makanannya, Raffa ingin balik ke kamar nya tapi tiba tiba saja mati lampu di akibatkan hujan yang sangat deras. Raffa panik, ia takut kegelapan ia segera mencari sesuatu untuk menjadi penerangan sementara tapi tak kunjung menemukannya.

"Kakkkk!!!" Raffa tak punya pilihan lain, ia harus meneriaki siapa saja untuk membantunya. Badannya mulai lemas ia takut, sungguh takut. Ia takut kejadian yang dulu alami waktu kecil akan terulang kembali.

"Apa Raffa? Kakak disini"

"Kakkk, Raffa takutt hiks"

Mendengar adiknya menangis Andra langsung panik, ia tak pernah tau jika adiknya itu takut pada kegelapan, segera ia mengambil sebuah senter yang ada di atas meja tv. Ia menyalakan senter tersebut dan melihat Raffa yang sudah duduk di anak tangga, menutupi wajahnya dengan menekuk kakinya, badannya gemetar

"Raffa, kakak disini.. ayo ke atas" Andra harus membawa Raffa ke atas, dingin.. itulah yang pertama kali Andra simpulkan saat menyentuh kulit Raffa.

"Kakk, Raffa takut.. hiks..."

"Iya kakak disini, ayo kembali ke kamarmu"

Andra membopong adiknya ke dalam kamarnya, ia menidurkan adiknya. Namun saat ia ingin berdiri tangannya di pegang oleh Raffa

'oh lihat lah adikku yang keras kepala ini, badannya sangat gemetaran sekarang, setakut ini kamu sama gelap?'

Andra yang mengerti segera mengambil sebuah lilin, ia menyalakan lilin tersebut berharap ada penerangan kecil untuk Raffa. Raffa yang melihat lilin menyala bernafas lega, lalu Andra meletakkan lilin itu tepat disebelah tempat tidur Raffa, berharap supaya Raffa bisa terlelap dengan pencahayaan seperti itu

Just Brother? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang