Just Brother? 17 [End]✓

5.3K 199 3
                                    

Janie dan Raffa sekarang berada di halaman sekolah. Tepat nya di bangku halaman sekolah, Janie terlihat malu-malu. Dan itu membuat nya sedikit terlihat lucu di mata Raffa. Namun Raffa merasa aneh kepada diri nya sendiri, kenapa detak jantung nya berdetak dengan normal? Apakah dia sudah tidak mencintai Janie? Padahal dulu saat sering melihat Janie, Raffa selalu dibuat deg-deg an.

"Raffa.." panggil Janie menyadarkan lamunan Raffa.

Raffa menoleh ke arah Janie "Ada apa?"

Janie terlihat malu-malu, bahkan bisa di lihat ada rona merah kecil di pipi nya yang mulus. Itu membuat siapapun yang melihat Janie saat ini pasti akan jatuh cinta

"Raffa... Apakah kamu sudah mempunyai... Pa-pacar?" Tanya Janie yang malah wajah nya menjadi semakin memerah saat menanyakan itu

Raffa tersenyum kikuk, kenapa Janie menanyakan itu? Mungkin dia hanya ingin bertanya saja.

"Gak ada"

Memang tidak ada, memang Raffa pernah memiliki hubungan dengan seseorang? Andra? Bahkan Raffa belum mengatakan dia suka pada Andra. Memang nya yang seperti itu bisa di anggap berpacaran..?

Janie terlihat lega, senyum terbit di wajah nya ketika Raffa mengatakan dua kalimat itu. Janie semakin terlihat gugup, namun juga terlihat lucu di saat yang bersamaan.

"Gak usah malu sama gue, lo bisa bicara santai aja kok" Raffa tersenyum, itu membuat Janie merasa lebih tenang. Namun seperti nya Janie semakin gugup setelah melihat senyuman Raffa.

Janie mengangguk "Raffa... Ada yang mau aku omongin sama kamu"

Raffa mengedipkan mata nya berkali-kali "Apa?"

...

......

..........

"Aku.. Udah lama suka sama kamu, sejak pertama kali kita ketemu.. ja-jadi... Aku senang waktu denger kamu lagi gak punya siapa-siapa."

Raffa terkejut mendengar pengakuan dari Janie, maksud nya saat pertemuan di desa saat itu? Raffa menjadi bingung harus menjawab apa. Di saat yang bersamaan dia merasa Janie sangatlah lucu, namun dihatinya... Seperti di segel oleh seseorang, seperti hatinya sudah memilih satu orang yang dia sukai.

"Ka-kamu gak harus jawab sekarang kok raf... Kamu bisa pikirin dulu jawaban kamu, aku bakal nunggu. Dan aku harap itu bukan sebuah tolakan"

.

.

.

[After school]

Raffa sedang berada di rumah nya, dia duduk di halaman belakang rumah nya sambil melihat bunga-bunga yang sangat tumbuh dengan baik. Seperti nya Nathalie yang menanam bunga ini dan merawat mereka semua.

Raffa menghela nafasnya, dia menatap ke arah langit. Apa yang harus dia katakan pada Janie besok? Raffa menjadi bingung atas dirinya sendiri.

"Raffa, kamu disini"

Suara Andra memecah keheningan yang melanda Raffa. Raffa menoleh ke arah Andra, Andra mengenakan t-shirt hitam dan celana pendek. Dengan rambutnya yang masih basah sehabis mandi

"Lo gak ngeringin rambut lo, nanti lo bisa masuk angin"

Andra terkekeh dan berjalan mendekat ke arah Raffa dan duduk di sebelah nya

"Jadi kamu perhatian sama kakak kalo kakak sakit?"

"Gak usah ngehayal"

...

.....

........

Setelah diam beberapa waktu akhirnya Raffa membuka pembicaraan

"Itu... Lo inget cewek yang ada di desa waktu itu?"

Andra menoleh ke arah Raffa "Cewek?"

Raffa mengangguk

"Iya, kakak masih inget. Kenapa?"

Raffa menghela nafasnya berat "Dia mulai sekolah di sekolah kita hari ini, lalu saat ketemu dia. Dia ngajak gue ngobrol, waktu ngobrol dia tanya ke gue. Gue udah punya pacar atau belum, ya gue jawab aja belum. Terus dia bilang dia suka sama gue, gue dikasih waktu buat jawab pertanyaan dia besok. Gue harus jawab apa? Gue bingung.."

Raffa bercerita kepada Andra, sedangkan wajah Andra sudah menjadi dingin. Mendengar cerita itu membuat Andra menjadi... Sedih, marah, gak rela, kecewa.

Andra menatap langit "Ya kamu suka kan? Kalo suka yaudah kamu terima aja"

"Hah?" Raffa menatap ke arah Andra. Tiba-tiba jantung nya berdetak tidak seperti biasanya. Perasaan ini, perasaan yang Raffa dapatkan dulu waktu masih menyukai Janie. Apa ini? Tidak mungkin? Apakah hati Raffa sudah di ambil oleh Andra?

Melihat Andra yang menatap langit, begitu indah. Andra seperti sebuah lukisan, wajah nya yang tampan. Tubuhnya yang tinggi, dan juga otot nya. Dan matanya yang bersinar ketika melihat ke arah langit. Itu semua membuat Raffa berdetak tak karuan.

"Kakak gak bisa maksa kamu, kamu lebih suka sama dia. Kakak... Bakal nyerah buat dapetin kamu.."

*Deg!

"Kakak bakal berusaha lupain perasaan kakak, kakak gak mau ngerusak kebahagiaan kamu. Kamu pantes bahagia raf, kakak gak mau jadi orang yang bikin kamu sedih, jadi kalo kamu–"

*Bugh

Raffa memukul lengan Andra yang berotot, namun tidak kencang

"Raffa?"

"L-lo jahat... Hiks..."

Mendengar Raffa yang menangis, Andra langsung terkejut dan segera memeluk Raffa.

"Lo mau ngelupain gue? Setelah lo curi first kiss gue, lo curi pikiran gue, tingkah gue, bahkan hati gue!! Lo mau ngelupain gue gitu aja?! Hiks.."

Andra terkejut mendengar itu, jantung nya berdebar kencang. Raffa bisa merasakan hal itu, anak ini benar-benar mencintai Raffa. Raffa merasa nyaman berada di pelukan Andra

"Lo suruh gue buat pacaran sama... Orang yang gue udah gak suka... Hiks... Gue... GUE SUKA NYA SAMA LO– mmph"

Andra mencium Raffa, ciuman itu berlangsung lama setelah itu Andra memutuskan ciuman itu. Perlahan Andra tersenyum dan memeluk Raffa lagi.

"Kakak... Senang"

Raffa merasa nyaman di pelukan Andra, badan Andra yang panas membuat Raffa menjadi hangat walaupun di luar sangatlah dingin. Raffa membalas pelukan Andra.

"I love you... Keandra Shankara Dipta"

Andra mengeratkan pelukannya setelah mendengar itu, dia menyembunyikan wajah nya di bahu Raffa. Raffa bisa merasakan bahu nya hangat karena terkena air mata

"Ya, i love you too Raffa Shankara Dipta"

...

Mau END disini? Wkwkwkwk  ini ending guys! Tapi tenang! Just Brother masih punya spesial chp kok. Terimakasih ya buat yang udah dukung aku sampe sini, oiyah setelah Just Brother aku mau buat cerita baru guys. Tetapi masih aku rencanain ya ide nya, nanti setelah Just Brother tamat, aku bakalan rancang alur cerita nya. Semoga kalian mampir juga ya!

Sedikit mau cerita. Kalian tau? Waktu awal bikin cerita ini aku ga respect bakal lumayan rame. Soalnya dulu kalo aku buat cerita tuh ga pernah rame sama sekali. Makasih banyak ya buat kalian yang selalu dukung aku, yang dukung aku dari 0 aku kasih hug. Hehehe

Yah, ini ending dari Just Brother. Have a nice day guys!

Just Brother? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang