.
.
.
Saat ini Raffa sedang berada di taman, menunggu Janie untuk datang. Setelah beberapa menit Janie datang dengan senyum manis di wajah nya. Raffa menjadi sedikit tidak enak, bagaimana nanti wajah Janie jika tau bahwa Raffa menolaknya hari ini?
"Hallo Raffa! Kamu udah lama ada disini?"
Raffa menggeleng sambil tersenyum canggung "Nggak, baru aja sampe"
Janie tersenyum senang "Bagus deh.."
...
.....
.......Setelah diam beberapa saat akhirnya Janie mengangkat bicara.
"Kamu mau minum dulu gak? Cuaca hari ini panas.. Gimana kalo kita ke cafe sambil minum?"
Raffa mengangguk setuju "Ya, oke"
.
.
.
Mereka berdua akhirnya sampai di cafe, mereka memesan minuman dingin dan mulai berbicara santai. Sampai saat Janie menanyakan tentang hal kemarin.
"Jadi... Apa jawaban mu Raffa?"
"..." Raffa terdiam mendengar itu, dia mengambil nafasnya dalam-dalam.
"Janie... Aku..."
...
.....
......."Maaf, gue gak bisa nerima perasaan lo. Perasaan gue udah buat orang lain"
Janie terkejut... Namun dia tersenyum, sepertinya dia menahan sakit di dada nya.
"Bukankah waktu itu kamu melihatku dengan tatapan cinta? Cinta itu sudah hilang ya? Jadi aku terlambat.."
Raffa menatap Janie kasihan "Maaf... Tapi memang itu yang terjadi, maaf sekali lagi tapi kita masih bisa menjadi teman kan?"
Janie terdiam sebentar, lalu dia mengangguk.
"Ya, kita bisa menjadi teman"
Raffa tersenyum lega, dia mengangguk. Kemudian berdiri dari duduknya.
"Aku duluan.."
Setelah itu Raffa keluar dari cafe. Janie tersenyum dan menghela nafasnya.
"Yah... Itu sudah kuduga, Raffa sangat keren ya.."
.
.
.
Di mobil..
"Kamu sangat lama"
"Ya. Maaf"
Raffa menutup pintu mobil. Andra menyeringai dan langsung menarik kepala Raffa dan mencium bibirnya lembut.
"Brengsek! Lo..."
Andra mengangkat alisnya "Yes, baby?"
Raffa menatap Andra tajam, lalu kemudian menghela nafasnya.
"Jadi, kita mau kemana hari ini?"
"Karena ini hari libur, kamu mau ke pantai?"
Raffa terlihat berbinar, lalu mengangguk "Ya! Aku mau!"
Andra terkekeh melihat ke antusiasan Raffa "Good, baby"
Andra mulai menjalankan mobilnya, setelah beberapa menit akhirnya mobil berhenti disebuah pantai. Andra dan Raffa turun, sepertinya pantai itu adalah Private Beach.
Raffa mulai berlari ke arah pantai
"Wah! Bagus.."
Andra terkekeh dan berjalan ke samping Raffa.
"Kamu suka?"
Raffa mengangguk "Ya... M-makasih"
Andra tersenyum dan mengelus kepala Raffa dengan sayang.
"Kamu boleh menikmati hari ini sepuas hatimu"
Raffa sedikit tersipu, pipi nya sedikit memerah. Andra benar-benar bisa membuatnya bahagia, setiap bersama Andra. Raffa selalu merasa aman, seolah olah Andra adalah rumah baginya.
Raffa berjalan ke pesisir pantai, dia mulai berjalan menyusuri pinggiran pantai.
Sedangkan Andra hanya duduk di tempat istirahat sambil memperhatikan Raffa.
"Hati-hati kamu akan basah!" Teriak Andra dari kejauhan.
Raffa mengabaikan teriakan Andra. Saat beberapa langkah maju tiba-tiba datang ombak membasahi seluruh badan Raffa.
Raffa terkejut dan melihat badannya yang telah bahas kuyup.
"Oh... Gue basah"
Andra segera berlari dan membawakan handuk untuk Raffa, wajahnya penuh kekhawatiran.
"Kamu gapapa? Kamu bisa masuk angin, kamu mau pake mantel kamu?"
Raffa menatap ke arah Andra, Raffa bisa melihat kekhawatiran di wajah Andra. Dengan cepat Raffa menggeleng.
"Gue gapapa, gue mau pake mantel gue"
Andra mengangguk dan mengantar Raffa ke tempat peristirahatan. Setelah itu memakaikan mantel ke tubuh Raffa.
Andra memeluk Raffa, berharap agar Raffa sedikit merasa hangat akan pelukannya.
"Gausah, gapapa. Gue gak terlalu kedinginan"
Andra melepaskan pelukannya "Kamu mau makan dulu?"
Raffa menatap sekitar "Ada orang jual disini?"
Andra mengeluarkan bekal dari tasnya, Raffa menatap bekal itu.
"Lo udah ngerencanain ini ya?"
Andra terkekeh "Iya, why? You don't like it?"
"Gue suka"
Andra tersenyum dan mencium pipi Raffa dengan cepat, Raffa terkejut dan menjitak kepala Andra.
"Goblok! Aba-aba dulu kalo mau cium!"
Andra mengelus kepala nya yang terasa sakit akibat jitakan Raffa.
"Jadi kalo kakak izin bakal kamu izinin?" Ucap Andra sambil seringai di wajahnya.
"Y-ya kalo masuk akal."
Andra terkekeh "Oke."
"Jadi.. Kakak boleh cium kamu? Di bibir"
Raffa sedikit merinding mendengar itu, wajahnya memerah "Y-ya"
Dengan cepat Andra meraih wajah Raffa dan menciumnya. Andra memasukkan lidah nya ke dalam mulut Raffa, mengabsen setiap gigi Raffa.
Hingga saat Raffa memukul pelan dada Andra karena kehabisan nafas.
"Haahh.. l-lo gila!"
Andra terkekeh "Kamu suka? Gimana itu?"
Raffa mengangguk pelan "Itu.. agak aneh, tapi. Gue suka"
Andra mencium dahi Raffa dengan sayang, lalu memeluk Raffa dan menenggelam kan wajahnya di bahu Raffa.
"Aku seneng kamu pilih kakak, kakak jadi pria paling beruntung karena bisa punya kamu. Makasih, Raffa"
Raffa tersenyum "Ya, sama sama Andra"
Spesial Chp JB.01 [End]
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Brother? [End]
RandomSeorang saudara yang berbeda ibu. Raffa dan Keandra adalah seorang saudara tiri. Raffa awalnya tidak pernah mau menerima keberadaan ibu tirinya dan kakak tirinya. Namun... Siapa sangka, lama kelamaan Raffa memiliki perasaan terhadap kakak tirinya. K...