Saat ini sudah memasuki jam istirahat, Alisha segera pergi ke tempat yang sudah dijanjikan tadi, rooftop. Tak butuh waktu lama untuk menunggu, Geva dan Neza akhirnya datang.
"Jadi rencana lo apa?" Tanya Geva sembari duduk, Alisha menatapnya.
"Sebenernya gak ada rencana apa apa. Setelah dipikir pikir, kita gak perlu ngotorin tangan kita buat balas dendam ke orang orang itu. Kalo kalian percaya sama Tuhan, karma buruk itu pasti bakal datang, kita tunggu aja, ya?"
Mereka saling tatap, detik selanjutnya Geva dan Neza mengangguk. "Lo bener, jangan sampe kita jadi orang jahat karna rasa dendam." Tambah Neza.
"Tapi gue heran, kenapa mereka bisa sejahat itu sama kita? Mereka seenaknya berkomentar, ngehujat, ngebully. Mereka gak tau, apa yang mereka lakuin itu bikin kita trauma atau nggak. Pernah kah mereka ngerasain rasanya diposisi itu?"
"Jaman sekarang semuanya harus serba perfect, Ge. Seolah olah mereka semua bener, dan kita yang salah. Kadang suka ngerasa pengen nendang ini dunia, seriusan"
"Iya, malahan gue pengen datengin mereka semua, terus gue teriakin anjing satu persatu."
"Gue juga sering disebut culun, emang iya ya?"
"Kayaknya kita bertiga emang culun deh" Ucapan Geva membuat Neza menatapnya. "Kita sama sama tau kan, kalo mereka cewek cantik disekolah ini selalu dihargai dan diperlakukan baik. So, gue punya ide, gimana kalo kita mencoba jadi kayak mereka?"
"Maksudnya?"
"Ya kita belajar merawat diri!"
"Lo buka iketan lo, gue ilangin poni gue, dan lo belajar make up. Muka Geva kalo natural jadi keliatan kayak mochi, ya gak sih Sha?" Alisha terkekeh, tak seperti Geva yang cemberut.
"Bisa di coba"
"Oke! Kita bisa glow up sama sama!"
Istirahat pertama mereka habiskan dengan mengobrol banyak di rooftop. Saling bercerita tentang keluh kesah mereka selama ini. Alisha senang, sekarang temannya bertambah dua.
Dan kini semua murid masuk kembali ke dalam kelas karna bel masuk nya sudah berbunyi tadi. Alisha menukar kursi miliknya dengan kursi di meja kosong yang berada di pojok.
"Siapa yang suruh lo nuker kursi itu?" Vanya berdiri, lebih mendekat ke meja Alisha. "Jawab!" Padahal hanya tinggal sejengkal lagi tangan Vanya bisa mendarat di pipi Alisha, tapi kini tak dibiarkan gadis itu. Alisha menggenggam pergelangan tangan Vanya dengan cukup kuat, membuat Vanya sedikit meringis kesakitan, setelahnya Alisha hempaskan sampai Vanya tersungkur. Jelas itu membuat atensi sekelas langsung tertuju pada keduanya.
Vanya bangun di bantu teman temannya, dia mencengkeram erat leher Alisha. Tak tinggal diam, Alisha menginjak kaki si perundung itu, lalu ia dorong sampai Vanya terjatuh lagi. Alisha hampir saja mati.
"Nya, lo hampir bunuh dia" Ucap salah satu siswi.
"Sialan! Udah mulai berani lo sama gue?!"
Alisha hendak di tampar kembali, namun guru sudah keburu datang. Vanya menatap tajam gadis yang sekarang sedang merapihkan seragamnya itu. "Awas ya lo!"
Kejadian barusan cukup membuat seisi kelas syok, yang ada di kepala mereka hanya Alisha Alisha dan Alisha. Membayangkan betapa kerennya dia menghadapi Vanya tadi, Alisha sungguh diluar dugaan.
Waktu begitu cepat berlalu, Alisha memasukkan barang barangnya ke dalam tas setelah guru mata pelajaran terakhir keluar dari kelas. Sudah waktunya untuk pulang.
"Selain si culun, kalian boleh pergi" Kata Vanya, yang lain tampaknya terlihat ragu ragu untuk meninggalkan alisha.
"Kenapa pada diem? Mau senasib juga?"
![](https://img.wattpad.com/cover/323043574-288-k227663.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISHA [ SELESAI ]
Novela Juvenil"Kita cuman makhluk kecil, se suci apa kita sampai bisa minta kebahagian sama Tuhan? Nyatanya, kita hidup memang hanya untuk merasakan sakit." Kisah seorang gadis yang mencari kebahagiaan, namun setelah kedua orang tuanya tiada, alur hidupnya malah...