Satu bulan kemudian..
Sudah sejak 3 hari yang lalu Alisha merasa kurang enak badan, dia juga sering muntah dan kepalanya suka mendadak pusing. Sekarang masih jam satu siang, sedari tadi pagi Alisha tidak bisa fokus belajar.
"Bu, aku boleh izin ke uks gak? Kepala aku pusing banget"
"Oh, yaudah silahkan.. istirahatin dulu aja"
"Makasih bu" Alisha beranjak, namun baru beberapa langkah, kelas dibuat panik saat alisha terjatuh tak sadarkan diri.
"Astaga, Alisha! Yang cowok, bantuin ibu bawa Alisha ke uks! Sisanya lanjutin catetan dari ibu ya!"
Bu Rini, dan dua siswa yang tadi bergegas membawa Alisha ke uks. Setelah sampai, dokter yang selalu berjaga di uks segera memeriksanya. Bu rini menyuruh dua siswa itu kembali ke kelas, biar beliau yang menunggu Alisha.
Kening sang dokter mengkerut tiba tiba, dia memeriksa Alisha lebih teliti untuk yang kedua kali.
"Gimana dok? Kondisinya Alisha?" Tanpa menjawab, dokter itu mengajak bu Rini masuk ke dalam.
"Saya gak tau saya yang salah periksa atau apa, yang jelas murid ibu ini harus di cek ke dokter kandungan. Saya gak mau menyimpulkan, takutnya keliru. Maka dari itu saya sarankan Alisha buat pergi ke rumah sakit"
"D-dokter serius?"
"Gunanya saya bercanda apa bu?"
"B-baik, tapi untuk sekarang jangan ada yang tau masalah ini ya dok? Saya mohon, kita harus pastiin ke Alisha nya juga"
"Pasti, semoga saja saya yang salah.."
Alisha beranjak, dengan pipinya yang sudah basah. Itu membuat dokter Putri dan bu Rini menghampirinya. Alisha memang hanya setengah sadar tadi, obrolan mereka pun dapat dia cerna dengan jelas.
"Gak mungkin.." Alisha tertunduk dalam, isak tangisnya kini memenuhi seluruh ruangan. Mendengarnya saja, Alisha sudah langsung memikirkan bagaimana masa depannya nanti, bagaimana tentang sekolahnya, sungguh alisha masih belum siap untuk semua ini.
Bu rini membawa Alisha ke dalam pelukannya.
"Kita cek ke dokter kandungan dulu ya, semoga dugaan kita gak bener"
"Alisha takut bu"
"Ibu temenin kamu kok"
Alisha dan bu Rini masih menunggu di ruang dokter, tak bisa terungkapkan betapa gelisah nya mereka saat ini, terutama Alisha. Setelah dari uks tadi, bu Rini sudah mendapatkan izin untuk keluar dari sekolah, meski harus berbohong dengan alasan untuk mengantar Alisha pulang.
Setelah menunggu cukup lama, sang dokter datang dengan membawa selembar kertas berisikan hasil dari pemeriksaan nya. Dokter itu menatap Alisha begitu lekat, lalu menyerahkan kertas nya.
Tangis Alisha kembali pecah, tangannya bergetar hebat. Bu Rini yang ikut melihat hasil nya yang bertuliskan positif itu juga ikut meneteskan air mata. Alisha tak bisa menahan isak tangisnya yang terdengar begitu menyakitkan, bu Rini memeluk alisha lagi.
"Gapapa sayang, gapapa. Ikhlas ya nak? Mau bagaimanapun, yang ada disini adalah anak kamu" Bu Rini mengelus lembut perut Alisha, gadis itu menggeleng cepat. Meskipun ia tidak tau penyebab Alisha bisa seperti ini, tetaplah bukan hak nya untuk menghakimi Alisha.
"Sekolah aku gimana bu? Aku gak mau kalo harus putus sekolah, gimana sama masa depan aku, hidup aku udah cukup menderita setelah ayah sama bunda gak ada, satu satunya harapan aku cuman sekolah, aku pengen lulus sma, lanjutin kuliah, aku pengen ngejar mimpi aku biar aku bisa banggain orang tua aku, bu"

KAMU SEDANG MEMBACA
ALISHA [ SELESAI ]
Teen Fiction"Kita cuman makhluk kecil, se suci apa kita sampai bisa minta kebahagian sama Tuhan? Nyatanya, kita hidup memang hanya untuk merasakan sakit." Kisah seorang gadis yang mencari kebahagiaan, namun setelah kedua orang tuanya tiada, alur hidupnya malah...