Hari sudah menjelang sore, Alister hendak naik ke mobil untuk menjemput Alisha. Mulai detik ini dia harus benar benar ekstra menjaga istrinya itu. Namun saat hendak menyetir, tiba tiba belakang kepalanya di pukul dengan sebuah balok, membuat Alister kini tak sadarkan diri. Orang itu bergegas memindahkan Alister ke jok belakang dan membawanya pergi.
Sampai di sebuah bangunan kosong yang terbengkalai, Alister di papah masuk dan di ikat pada sebuah kursi. Tak lupa mata dan mulutnya di tutup memakai lakban.
Beberapa menit kemudian, Alister tersadar. Dia berusaha berteriak meskipun tak bisa berbicara apa apa. Tubuhnya juga memberontak berusaha melepaskan diri. Sebuah bogeman mentah mendadak mendarat di pipinya, itu di lakukan beberapa kali. Tuhan.. Alister benar benar butuh bantuan sekarang.
"Lo salah main main sama anceman gue." Orang tersebut memakai sesuatu yang bisa mengubah suaranya. Membuat Alister jadi tidak dapat mengenali suara itu.
Sial!
Setelah puas memukuli dan menendang Alister sampai tak sadarkan diri lagi, orang itu pergi, meninggalkan Alister dengan posisinya yang masih terikat.
Alisha masih mondar-mandir di ruang tamu, sudah satu jam dia menunggu, namun Alister tak kunjung pulang. Alisha sangat mencemaskannya sekarang, telpon Alister tidak aktif sejak sore tadi.
Akhirnya Alisha memilih pergi di antar supir dan bodyguard untuk mencari Alister. Tak peduli saat ini sudah tengah malam. Perasaan Alisha sungguh tidak enak tentang Alister.
Sudah cukup lama mereka mencari, tiba tiba.. "Bentar pak! Posisi Alister udah bisa di temuin, coba bapak ikutin maps ini" Alisha memberikan ponselnya.
Mereka menghela nafas lega ketika berhasil menemukan mobil Alister. Namun bangunan ini yang membuat Alisha ketakutan, mereka segera masuk ke dalam.
Tangis Alisha pecah ketika menemukan Alister dengan kondisinya yang begitu malang. Dia melepaskan semua lakban lakban dan tali pengikat sialan itu, Alister terjatuh dalam pelukannya. "Kenapa bisa kayak gini, ya Tuhan" Kini bodyguard membawa Alister untuk ke mobil, Alister harus segera di larikan ke rumah sakit. Mengenai mobil Alister, supir yang bawa. Jadi Alisha di antar para bodyguard. Untungnya ada rumah sakit 24 jam yang tak terlalu jauh dari lokasi mereka.
Sudah 4 jam sejak di temukannya Alister tadi. Ini sudah jam 1 malam, Alisha masih setia menunggu Alister, berharap dia segera sadar dan dapat berbicara lagi dengannya. Alisha belum mengantuk, dia tak merasakan kantuk sama sekali. Sedari tadi tangannya tak lepas menggenggam tangan Alister yang terbaring.
"Sebenernya apa yang terjadi sama lo, Alister?"
- 08.01 -
Alisha terbangun di kala merasakan sebuah tangan mengelus lembut kepalanya. Gadis itu menatap Alister yang menatapnya juga. "Makasih udah nyelametin gue"
"I-itu gak penting, sekarang lo kasih tau kenapa lo bisa ada di tempat itu dengan kondisi pingsan dan babak belur? Gue cemas nungguin lo di rumah tau gak?"
"Gue juga gak tau, kemarin seinget gue.. gue udah pulang kampus terus ke mobil dan mau jemput lo di sekolah, abis itu kepala gue dipukul sampe gue pingsan. Dan waktu sadar, semuanya udah gelap, gue juga gak bisa teriak minta bantuan. Terus gue gak sadar diri lagi setelah gue dipukul dan di tendang, tiba tiba udah disini dan ada lo di samping gue"
"Apa ini semua ulah peneror yang waktu itu ngelempar batu ke kepala lo?" Alister tak menjawab lagi pertanyaan Alisha. Dia jadi menyadari sesuatu sekarang. "Iya, ini ulah peneror itu. Kejadiannya tepat setelah gue sama Alea putus." Batin Alister.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISHA [ SELESAI ]
Fiksi Remaja"Kita cuman makhluk kecil, se suci apa kita sampai bisa minta kebahagian sama Tuhan? Nyatanya, kita hidup memang hanya untuk merasakan sakit." Kisah seorang gadis yang mencari kebahagiaan, namun setelah kedua orang tuanya tiada, alur hidupnya malah...