Alisha kini berbalik perlahan, di pelupuk matanya sudah tergenang air mata, perkataan Alister tadi terus terngiang-ngiang di kepalanya, terdengar sangat menyakitkan. "Pelacur?"
"Apa aku serendah itu di mata kamu? Alister?"
Pukul lima sore, Alisha turun ke bawah setelah selesai siap siap. Sedari Alister meninggalkannya entah kemana tadi, Alisha pergi untuk membantu mama aira memasak, mereka banyak mengobrol juga di ruang tamu. Dan sekarang, Alisha pikir ia ingin pulang saja.
"Ma, pa.. Alisha pamit pulang ya"
"Loh sayang, mama kira kalian mau nginep" Kedua orang tua itu berdiri, Aira memasang wajah sendu menatap menantunya.
"Tadinya mau gitu, cuman kan sekarang Alister nya pergi gak tau kemana, takutnya nanti pulangnya malah ke rumah. Kalo Alisha udah di rumah kan jadinya gampang kalo Alister butuh apa apa"
"Alister pergi? Kirain tidur di kamar dari tadi, dia gak bilang sama kamu mau pergi kemana?" Sahut Rian, Alisha menggeleng.
"Bisa bisanya anak itu"
"Terus sekarang kamu pulangnya gimana nak kalo gak ada Alister?"
"Alisha bisa naik taksi kok ma"
"Gak, gak perlu. Biar supir papa yang anterin kamu"
-•-
"Makasih ya pak, hati hati"
Setelah mobil papa Rian pergi, Alisha masuk ke dalam rumah. Sebelum ke kamar, gadis itu pergi ke dapur terlebih dahulu. Di lihatnya bi Wati yang sedang beres beres disana.
"Sore bi" Sapa Alisha, sembari mengambil sebotol minuman dari kulkas. Bi wati menoleh,
"Eh non, kok udah pulang aja? Bibi kira mau nginep di rumah nyonya"
"Rencananya sih gitu, cuman setelah di pikir pikir ternyata Alisha maunya pulang aja. Oh iya bi, Alisha mau nanya sesuatu"
"Boleh non, mau nanya apa?"
"Bi Wati sama bi Hasna asalnya kerja di rumah mama papa kan ya? Terus di utus mama bantu bantu di rumah ini?" Bi Wati mengangguk.
"Udah berapa lama?"
"Kurang lebih setahun setengah lah, emangnya kenapa non?"
"Alister itu orangnya gimana sih bi? Bibi pernah liat gak dia ada nyakitin cewek gitu? Atau misalnya marahin asisten rumah tangga di rumah mama, simpel nya kasar sama cewek deh pokoknya" Bibi pikir ini serius, beliau mencuci tangannya dulu, setelah itu ikut duduk bergabung dengan Alisha di meja makan.
"Den Alister cowok baik kok, bibi gak pernah liat den Alister seperti yang di tanyain non barusan, justru den Alister sopan banget anaknya, sama temen temen bibi waktu dirumah nyonya juga ramah. Terutama sama nyonya, gak pernah bentak bentak, gak pernah marah, selalu manja, lucu banget deh intinya mah den alister tuh" Mendengarnya saja mampu membuat Alisha menghela nafas lega.
"Syukur deh, ternyata Alister kasarnya cuman ke aku. Tapi kenapa? Apa Alister jijik sama cewek culun kayak aku? Tapi tadi pagi dia bilang aku cantik kalo berpenampilan gini, dasar cowok aneh. Sifatnya seolah olah bisa berubah dalam sekejap" Gumam Alisha dalam hatinya.
"Non? Apa den Alister pernah berbuat kasar ke non? Jujur aja sama bibi"
"A-ah, nggak kok bi.. Alisha cuman pengen tau lebih dalam aja tentang Alister, kapan kapan bibi ceritain lagi soal Alister yang bibi tau ya ke aku, hehehe. Supaya aku bisa belajar jadi istri yang baik juga, dan aku berharap Alister bisa mencintai aku kayak ayah yang mencintai aku sebegitu dalamnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISHA [ SELESAI ]
Teen Fiction"Kita cuman makhluk kecil, se suci apa kita sampai bisa minta kebahagian sama Tuhan? Nyatanya, kita hidup memang hanya untuk merasakan sakit." Kisah seorang gadis yang mencari kebahagiaan, namun setelah kedua orang tuanya tiada, alur hidupnya malah...